Jumat, 30 Januari 2015

*** FF Coz You're The One Bagian 32 ***


Jalal : " Kita menikah saja, Jodha."
Lama Jodha menatap Jalal, mencari kebenaran dan kejujuran disana. Dan ya, Jodha memang melihatnya, mata yang sungguh2 berbicara dari hatinya. Jodha malah melepaskan tangan Jalal darinya dan berjalan menjauh.
" Waktu kau meminta aku menjadi Ibu Ladly yang sebenarnya, aku mengira kau 'melamarku' dan ternyata aku salah, lalu apa lagi sekarang? kau melambungkanku ke awan, dan ingin menjatuhkanku tiba2 ?" Jodha mengatakannya sambil membelakangi Jalal.
"Jodha aku minta maaf untuk hal itu, tapi sungguh saat ini , aku benar2 ingin menikahimu, aku sudah mengakui perasaanku padamu, dan walaupun masih teramat dini, aku bisa merasakan , bahwa,,,bahwa kau punya perasaan yang sama padaku, ataukah aku salah ?"
Jalal menghampiri Jodha, dan membalikkan lagi tubuh Jodha menghadapnya.
"Aku mencintaimu, dan menginginkanmu menjadi istriku , Jodha,aku tak bisa menunggu lagi, aku takut ,,aku takut melakukan hal-hal yang diluar batasanku. Seperti malam ini,melihatmu dalam gaun tidur seperti ini,,,? aku lelaki normal , Jodha, apa kau memang sengaja menggodaku ?"
Jalal melihat kebawah dan ke atas pakaian Jodha, baju itu tidak benar2 menerawang, tp krn bahannya satin, sungguh siapapun yang memakainya akan kelihatan sangat seksi.
Jodha reflek melihat dirinya sendiri~Ya Tuhan~Jodha baru sadar, dan berbalik memutar ke arah meja bartender yang lebih tinggi, sehingga badan bagian bawahnya sedikit tertutup oleh meja, ia melirik Jalal malu, dan Jalal tersenyum dari seberang meja.~Kau melakukannya lagi Jodha, wajahmu yang merona ketika malu itu sangat membuatku tergoda untuk menyentuhnya~.Jalal mendekati Jodha.
"Uum ,,,apa yang kau lakukan ? berhenti disana atau aku kan menjerit." Ancam Jodha lagi. Jalal menahan langkahnya sambil tetap tersenyum.
"Apa dayaku Jodha, kau telah membangunkan Macan tidur, tapi kau akan lebih malu lagi kalau kau membangunkan semua orang di rumah ini." Jalal tersenyum menang.
Jodha terpojok dan tidak bisa berbuat apa2. Dia sudah akan berbalik ketika Jalal berkata ,,,
" Jadi apa jawabanmu, Jodha ?"
"Aku tidak tahu,,,"
"Kau hanya perlu menjawab 'Ya',,,"
"Uum,,,akan aku fikirkan,,,"
" Cepatlah , sebelum aku melamar orang lain,,,"
Jodha berbalik marah.
" Lalu mengapa kau melamarku dan bukan orang itu,,,,menyebalkan."
Jalal kemudian tertawa. Jalal diam sebentar lalu berkata sambil memandang Jodha.
" Hahaha,,,Aku butuh seorang Istri dan Ibu bagi Ladly di acara Parents Kids Summer Camp di Jepang, dan aku butuh segera karena acara itu akan dilaksanakan minggu depan." Celoteh Jalal tanpa beban.
"Apa ?? jadi benar kan ini bagian dari konspirasi mu lagi ? kau benar2 menyebalkan." Jodha sudah benar2 akan kembali ke kamarnya, dan Jalal berlari menahannya.
" Jodha, tunggu. Aku mohon duduklah dulu, aku benar2 ingin menjelaskan sesuatu padamu."
Dengan tampang masih malu, Jodha mau juga didudukkan jalal di meja bar, bersebelahan dengan Jalal.
" Seminggu sebelum ke Dublin , aku menerima surat dari sekolah Ladly, aku sudah bertanya pada Ladly apakah dia benar2 mau ikut, dan dia mengatakan sangat jelas, bahwa ia ingin ikut.dan dengan bangga ia akan menunjukkan pada teman-temannya bahwa ia punya keluarga yang lengkap sekarang, seorang Mommy, itulah yang selalu ia inginkan." Jalal berhenti sebentar, dan Jodha merasa terharu.Jalal melanjutkan,,,
" Aku tidak benar2 mengerti jalan fikiran Ladly, tapi kalau aku menjadi dia, tentu akan sangat menyenangkan mempunyai keluarga yang lengkap dan berbahagia bersama mereka." Ada cairan bening di sudut mata Jalal, dan Jodha melihatnya.
"Tapi aku,,,aku tidak benar2 berfikir kau akan melamarku dengan cara ini, uum,,,bukan seperti ini gambaran seorang pria yang akan ,,me,,melamarku, walaupun sungguh aku sangat menyayangi Ladly." Jodha akhirnya melembut.
Jalal menghapus air matanya tanpa terlihat Jodha, dan menarik nafas cepat.
"Aku serahkan keputusannya padamu, aku tidak akan pergi ke sana kalau kau tidak mau menikah denganku."
"Tapi Ladly akan bersedih."
"Apa boleh buat Jodha, aku juga tidak dapat membahayakanmu."
"Maksudmu ?" Tanya Jodha tak mengerti.
"Astaga, jadi kau masih belum faham jodha,,,haha,,Ya Tuhan kau benar2 sangat polos,apa jadinya kalau aku benar2 pria yang berniat Jahat padamu.ckckck...." jalal menggeleng2kan kepalanya.
"Jangan berbelit2, katakan padaku mengapa pergi kesana bisa membahayakanku ?"
"Jodha kalau kita pergi kesana tanpa ikatan suami istri, akan sangat membahayakn karena aku tidak menjamin aku dapat menahan diriku di sana. berdasarkan pengalamanku, maka kita akan ditempatkan dalam satu kamar, kecuali kita mengaku kl kita bukan suami istri, dan itu akan melukai Ladly, karena teman-temannya pasti akan lebih mengolok2nya lagi, dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jadi kumhon Jodha, benar aku melakukannya demi Ladly, tapi aku juga mencintaimu."Jalal menatap dalam ke mata Jodha, ia sangat berharap Jodha menyetujuinya, setidaknya demi Ladly, dan mungkin perlahan-lahan Jalal berharap Jodha juga akan mencintainya.
" Aku harus memikirkannya dulu, sungguh ini posisi yang sulit. Maafkan aku, bukan aku menyepelekan perasaanmu dan mengabaikan Ladly, tapi ,,,tapi aku, aku butuh waktu untuk meyakinkan hatiku,aku sedang bermain2 dengan hidupku, dan itu bukan keputusan yang mudah." Jodha memegang ujung bajunya dan memilin2nya.
"Aku akan memberikanmu waktu, berapa lamapun kau menginginkannya , sayang.Tapi kumohon kali ini lakukanlah demi Ladly.Heemhh ?"
Jodha melihat ketulusan dan keseriusan di mata Jalal, ingin sekali memeluknya saat ini dan mengurangi bebannya, tapi ia masih menahan diri. Benar2 keputusan yang sulit,,,~Siapa yang harus aku ajak bicara~
Keesokan Harinya,,,
Jodha menemui Hameeda di kamarnya. Ia sedang berbaring. Dan ketika ia melihat Jodha, Hameeda meminta Jodha mengoleskan minyak ramuan dipunggung belakangnya. Jodha sangat senang dan melakukannya.
"Heemh, tanganmu lembut sekali nak, dan kelihatannya kau pintar sekali memijat." Ujar Hameeda dalam posisi tengkurap.
" Ya Ibu, Ayahku selalu menyuruhku memijatnya setiap ia pulang bekerja, beliau mengatakan bahwa tanganku seperti magic, yg dapat menghilangkan semua kepenatannya."
" Dan Ayahmu benar sekali nak, ia pasti sangat bangga padamu."
Hameeda diam sesaat, lalu ia melanjutkan.
"Jodha anakku, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu ?"
" Ya Ibu, tentu saja, "
" Apakah Jalal sudah mengatakannya padamu ? kau sudah menjawab lamaran Jalal ?"
"Uum bagaimana Ibu tahu ?" Jodha tersipu malu.
"Haha, Anakku, tidak ada yang bisa disembunyikan Jalal dariku. Walaupun aku tidak memintanya selalu begitu, tapi ia selalu mengatakan padaku ttg apa isi hatinya, Jalal seorang laki2 yang perasa dan lembut, kau akan menyukainya , nak."
"Ibu,,uum, apakah kau juga menyetujui pernikahan ini?"
Hameeda bangun dari posisi tengkurapnya, mendekatkan Jodha padanya dan berkata.
"Aku menyukaimu bahkan sebelum kau memasuki rumah ini, dan jika kau memasukinya sebagai menantuku aku akan lebih menyukainya lagi. Jangan menganggap ini sebagai beban, anggaplah ini sebagai permintaan Ibu kepada anaknya." Hameeda mengusap sayang wajah Jodha.
Jodha kembali ke kamarnya, memikirkan lagi pernyataan Jalal dan Ibu Hameeda. Dan membayangkan wajah polos Ladly, lalu keluarganya di Jakarta. Hingga ia sampai pada satu keputusan. Bahwa ini lah saatnya ia menyenangkan semua orang dan membalas budi baik mereka semua. Jodha belum benar2 mencintai Jalal, tapi kebesaran cinta Jalal padanya, membuatnya bangga dan terharu...

3 komentar: