Hameeda mengajak Jodha ke ruang tengah. “ Aku inginbicara padamu, nak”,
Jodha mengangguk, Hameeda melanjutkan menisik sulamannya, sambil
bertanya “ Kau tinggal di mana di Indonesia ?” Jodha menjawab ‘ Mmmh ,
di Jakarta ,Bu.” Hameeda terlihat senang “ Oh ya ? kami juga tinggal
disana sampai Ladly berumur 5 tahun, sebelum Mamanya meninggal,
Daddy-nya , Anakku langsung memboyong
kami ke sini,,disini ada usaha keluarga yang diurus suamiku waktu itu,
kau tinggal dengan siapa ? “ Jodha hati-hati menjawab “ Ibu dan
adik-adik saya bu, Ayah saya juga sudah meninggal”. Hameeda berhenti
menisik sebentar,,,”owh sorry to hear that.” Ia melanjutkan “ Lalu apa
yang kau lakukan di Dubai ?” Jodha gugup sesaat , ia tidak tahu harus
menceritakannya dengan jujur atau tidak,,yang pasti ia tidak mungkin
menceritakan bagian yang di klub malam itu, Apa nanti yang difikirkan
Hameeda tentang dirinya. Ia menarik nafas sebentar lalu berkata “ Saya
kerja Bu, sayangnya majikan saya memutus kontraknya , karena tidak
senang pada saya.” Akhirnya Jodha berbohong. “ Hemmh, aneh padahal kau
sangat pandai terutama dengan anak-anak.” Kata Hameeda heran, “ Mungkin
karena masakan saya ga enak kali Bu , makanya saya hanya ditempatkan di
bagian pelayan restoran.” Kata Jodha lagi. “ Ooh Pelayan restoran ? “
kata Hameeda mengulangi. “ Baiklah, mungkin sekali-sekali nanti aku akan
mengajarimu memasak, lumayan untuk bekalmu berumah tangga nanti.” Kata
Hameeda lagi. Jodha jadi tersipu malu, ada semburat kemerahan di
pipinya, berumah tangga ? Punya suami ? tak terbersit sedikitpun di
benaknya,sejak ia kuliah di kedokteran hari-harinya disibukan dengan
buku-buku yang tebal , hafalan Anatomi Tubuh Manusia yang super banyak,
dan berbagai praktikum di laboratorium ataupun Rumah sakit tempatnya
praktek sebagai mahasiswa, ia bahkan tak pernah mengenal hubungan lawan
jenis sebagai pacar hanya teman, dan cinta ? ia bahkan masih
bertanya-tanya apa rasanya jatuh cinta. Walaupun banyak pria yang jatuh
hati kepadanya, Jodha selalu mengabaikannya dan bersikap acuh tak
acuh,,,entahlah, mungkin belum ada yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Kata-kata Hameeda selanjutnya yang membuyarkan lamunan Jodha,” Mungkin
setelah anakku pulang dia bisa membantumu melapor ke Kedutaan, agar bisa
memulangkanmu segera.” Jodha hanya mengangguk dan mengucapkan terima
kasih sekali lagi pada Hameeda. Hameeda hanya tersenyum mengangguk juga.
Malam itu Jodha bisa tidur dengan nyenyak, sudah berhari-hari tidurnya
tidak tenang sebelum dan selama ia mengurus keberangkatannya ke Dubai
ini. Jodha sangat bersyukur dipertemukan dengan Hameeda dan mengucapkan
sebuah do’a semoga ia selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar