Kamis, 15 Januari 2015

*** FF Coz You're The One Bag.9 ***



Jalal menjawab sambil membalikkan badannya “ Dan apa yang kau lakukan dirumahku ? Bukankah aku yang harusnya mencurigaimu sebagai pencuri ?, apa maksud kedatanganmu kemari ? Apa kau merencanakan sesuatu bersama komplotanmu ? Kau mungkin bisa menipu Ibuku dan Ladly, tapi maaf Nona, usahamu tidak akan berhasil.” Jalal memandang tajam ke arah Jodha, Jodha menjawab “ Tolong jangan salah faham kepadaku, aku tidak bermaksud apa-apa dengan keluarga anda, aku tidak ada niatan seperti itu, mungkin anda tidak percaya, tapi aku bertemu dengan mereka secara kebetulan, aku mohon percayalah padaku , aku tidak punya siapa-siapa di Dubai ini, malam itu setelah Anda menyelamatkanku, aku kabur dari Klub itu, sungguh aku tak benar-benar bekerja disana, mereka menipuku.” Sambil mengatakan itu air mata Jodha jatuh satu-satu, untuk sesaat Jalal merasa kasihan pada gadis yang sekarang berdiri di depannya, matanya benar-benar mengatakan sebuah kejujuran, tapi tentu saja Jalal tidak akan percaya begitu saja pada air mata buayanya, ia akan tetap menyerahkannya kepada fihak Kedutaan besok pagi. “ Simpan saja ceritamu dan bersiaplah , besok aku akan mengantarkanmu ke Kedutaan Indonesia di Dubai ini.” Jodha tak dapat berkata apa-apa lagi, meskipun baru mengenalnya , Jodha tahu Jalal bukan orang yang suka di bantah. Jalal bersiap membalikkan punggungnya dengan cepat, ketika dirasakan sakit dipunggungya, Jodha melihatnya dan menawarkan bantuan, “ Setidaknya biarkan aku membantu Anda Tuan, aku akan membuatkan minuman hangat dan mengompres punggung anda.” Jodha mendahului berjalan di depan Jalal menuju dapur. Dapur di rumah ini terdiri dari 2 bagian satu adalah bagian yang biasa digunakan para pelayan untuk memasak dan menyiapkan makanan dan tempat mereka biasa melakukan kegiatan sehari-hari, ada intercom di setiap ruangannya untuk memudahkan majikan mereka memanggil bila perlu sesuatu. Dan satu bagian lagi adalah dapur bersih yang sering digunakan oleh Hameeda untuk sekedar menghangatkan atau menyiapkan makanan untuk Ladly dan Jalal, dekorasinya sangat indah. Dengan kompor tanam yang mewah dan kebutuhan alat dapur yang tersusun rapi dilemari atasnya, tersedia juga microwave dan oven yang diletakkan di meja mini bar. Ditengahnya terdapat Meja makan luas dan cantik tempat mereka biasa makan malam. Jalal mau tak mau mengikutinya, sejak tiba dirumah tadi ia memang belum mengisi perutnya dengan apapun , kerinduannya pada Ladly yang membawanya cepat-cepat menuju kamar Ladly tadi. Jalal menarik kursi yang ada di depan mini bar, Jodha langsung mebuatkan teh hangat dengan campuran madu dan jahe, ia melakukannya dengan cepat seperti sudah terbiasa dengan rumah itu “ Minumlah teh hangat ini aku mencampurkan madu dan jahe agar anda merasa lebih hangat, aku akan menyiapkan kompres hangat juga untuk Anda.” Jalal hanya memperhatikan Jodha tanpa berkata-kata dan mulai menyeruput tehnya. Ada kehangatan seketika menjalar ke sekujur tubunya dan ia menyeruput tehnya sekali lagi. Teh yang sangat nikmat fikirnya, aku sering juga menikmati teh seperti ini, direstoran mahal sekalipun, tapi tak ada yang hangatnya bisa sampai menyebar seperti ini, menghangatkan seluruh tubuhnya dan memberikan rasa nyaman . Sementara Jodha sibuk mencari-cari sesuatu untuk digunakannya sebagai pengompres, kalau di Rumah sakit pasti akan selalu tersedia Buli-buli panas yang akan digunakan para perawat untuk mengompres pasiennya, apa kira-kira benda dirumah ini yang bisa digunakan seperti alat itu. Jodha ingat dia pernah menemukan bantalan seperti ice pack di lemari dekat kulkas, biasanya ibu Hammeda menggunakannya berdampingan bersama minuman obat di dalam tasnya ketika ia harus keluar rumah, itu berguna agar minumannya tetap hangat dalam kemasan steril. Jodha segera mengambilnya dan menghangatkannya sebentar di dalam microwave. Ia juga mengambil serbet makan bersih yang akan digunakan sebagai alasnya. Jodha segera membawanya ke hadapan Jalal, “ Maaf kalo anda tidak keberatan , aku akan meletakkan ini di punggung anda,” Tanpa menunggu jawaban Jalal, ia segera menempelkan benda itu dipunggungnya. Jalal mengerang kesakitan sebentar, dan Jodha menenangkannya,” Maaf, mungkin akan terasa kurang nyaman sebentar , tapi kompresan ini benar-benar membantu otot-otot anda rileks dan mengurangi efek sakit karena pukulanku tadi.” Jodha memandang wajah Jalal dan mengingat kejadian tadi,,~aah , kau ceroboh sekali tadi , Jodha~ jalal yang sedang memandang Jodha disampingnya pun terharu sesaat akan perhatian Jodha. Merekapun saling bertemu pandang . Mata Jodha yang bulat,dengan garis tegas disekeliling matanya, bulu matanya yang lentik walau tanpa bantuan mascara dan alisnya yang tebal menghitam bagai semut beriring, bibirnya yang merekah merah bak kelopak bunga mawar , rambutnya yang panjang bergelombang dan anak-anak rambut yang menghiasi wajahnya membuat Jalal terpesona memandangnya untuk beberapa saat. Dia begitu cantik dengan semua kesederhanaanya. Jodha pun mengagumi Jalal, ia tidak pernah memandang Lelaki manapun sedekat ini, Sinar matanya yang tajam tapi teduh, Hidungnya yang tinggi dan sangat unik, kumis tipis yang melintang yang menghias garis atas bibirnya, dan bibir yang saat ini tiba-tiba menyungging senyuman mengejek. Jalal berpaling dan berkata “ Kau memang cocok sebagai wanita penggoda para pria itu, kau punya segala keindahan yang diberikan Tuhan bukan ?.” Jodha terbelalak tak percaya, setelah apa yang ia lakukan dan jelaskan tadi, jalal masih saja mengganggapnya perempuan nakal, Jodha makin membulatkan matanya dan menyerahkan kompresan yang dipegangnya kepada Jalal, Jodha berkata dengan kesal “ Silahkan Anda mengompresnya sendiri, anda benar-benar tidak tahu cara menghargai dan menilai orang.” Jodha pergi dari dapur dengan marah, Jalal tertawa terkikik dan menghabiskan tehnya. Aneh , kenapa ia merasa sudah mengenal Jodha sangat lama, hingga ia berani menggodanya seperti itu barusan. Punggungnya terasa nyaman sekarang, ia meletakkannya ice pack yang diserahkan Jodha tadi dimeja bar, dan berlalu dari sana menuju kamarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar