Jumat, 30 Januari 2015

*** FF Coz You're The One Bagian 33 ***


Malam ini dikediaman Jalal, diadakan ijab kabul pernikahan Jodha dan Jalal. Sengaja tidak disiapkan resepsi besar2an layaknya keluarga2 di Dubai. Ini semua atas permintaan Jodha, ia ingin pernikahannya di selenggarakan secara sederhana saja. Jalal sudah akan menyuruh keluarga Jodha datang, sekali lagi Jodha menolaknya. Ia akan menjelaskan hal ini nanti kpd Ibu dan adik2nya. Tidak mungkin mendatangkan mereka secepat itu karena pasti akan banyak timbul pertanyaan dan Jodha tidak ingin menambah beban fikiran keluarganya saat ini.
Syukuran pernikahan itu hanya di hadiri oleh beberapa sahabat dekat keluarga mereka, diantaranya dr.Shaguni Bay dan orang2 kepercayaan Jalal di kantor. Sedangkan Fihak Jodha dihadiri oleh konsulat Jendral kedutaan besar RI di dubai, yang bertindak sebagai saksi dan wali hakim. Hameeda juga yang mengatur semua yg diperlukan Jodha. Malam itu kedua mempelai tampil mengenakan busana nasional saja, Jodha dg Kebaya panjang putih yang panjang dan elegan yang di buat khusus pas di badan dipadu dg kain songket merah marun, dg hiasan kepala selendang modern putih dg hiasan penuh safir dan jambrud di bagian kepalanya. sedangkan Jalal memakai beskap merah marun jg, disisipkan kain yg semotif dg Jodha, dan peci modifikasi juga dg hiasan batu yg mewah masih dg warna merah marun. Jalal dengan penampilannya yang gagah dan tampan, Jodha dengan kesederhanaan yang justru menampilkan kecantikan yang memukau. Hammeda dan Ladly duduk di belakang mempelai. Sementara jodha dan Jalal di dudukkan diatas permadani dan bantal duduk menghadap penghulu. Ijab kabulpun dilaksanakan dalam suasana haru dan khidmat.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Jodha Bai binti Bharmal dg mas kawin 50 Dinar dan 100 Dirham dibayar tunai."
"Syah,,,"
"Syah,,,"
Jodha dan Hameeda menangis lega. Jalal mencium kening mempelai wanita dan Jodha mengambil tangan Jalal dan menciumnya. Ada rasa haru yang hadir di hati keduanya.
Para tamupun menikmati makan malam yang telah di sediakan oleh fihak keluarga. Sementara Jalal sedang berbicara dg tamu yang lainnya, sambil tak henti2nya melirik Jodha yg saat ini sedang berbicara dg dr. Shaguni Bay.
dr. Shagun : " Maafkan aku Nyonya, aku baru tahu setelah kau menikah malam ini, aku kira kalian memang sudah suami istri waktu itu." dr. Shagun tertawa mengingat kekeliruannya menyangka Jodha dulu sudah menjadi istri Jalal.
Jodha : " Tidak apa2 dr. Shagun, rupanya itu doa." jodha mau tak mau geli juga.
dr. Shagun : " Oh iya, Jalan menceritakan padaku tentang studi kedokteranmu yang tertunda, ia menanyakan padaku apakah aku bisa membantumu menyelesaikannya disini ?"
Jodha tertegun dan melirik Jalal yang saat ini sedang melirik ke arahnya juga.
Jodha : " Benarkah ia menanyakannya pada anda ?"
dr. Shagun : " Ya, beberapa hari yang lalu, dan jawabannya tentu saja bisa, asal ada rekomendasi dari universitas terdahulu."
Jodha " owh, saya akan mengusahakannya agar bisa di emailkan. terima kasih banyak dr. Shagun."
dr. Shagun : " You're welcome Mrs. Jalaluddin Mohammad."
dr. Shagun pamit. Ketika Jalal akan mendekati Jodha, hameeda datang mendekati Jodha, dan Jalal harus mengurungkan niatnya. Ladly sudah di bawa ke kamar untuk beristirahat.
Hameeda mengecup kening Jodha dan memegang pipi Jodha dg kedua tangannya.
Hameeda : " Terima kasih nak, telah menjadi menantuku yang sangat cantik."
Jodha : " Aah Ibu, ini semua berkatmu, dan aku yg harus berterima kasih." Mereka berdua tertawa.
Hameeda : " Ibu berjanji ketika kalian pulang dari Summer Camp nanti , Ibu sendiri yang akan menyiapkan Resepsi yang mewah untukmu, mengundang seluruh keluargamu dan kau tidak boleh menolaknya."
Jodha hanya mengangguk tanda setuju. Sampai acara berakhir dan semua tamu pulang, Jalal baru bisa menemui Jodha.
dengan tatapan yang masih malu2, Jodha bersedia diajak Jalal ke balkon rumah mereka.
Jalal : " Sulit sekali menemuimu Mrs. Jalaluddin Mohammad, seakan kau sendirilah satu2nya yang menjadi pusat perhatian."
Jodha hanya tersenyum. Entahlah apakah hatinya harus bahagia atau bersedih. Ia hanya ingin menjalankan apa yang sudah Tuhan berikan pada hidupnya dan mencoba bersyukur, serta berharap semuanya akan baik2 saja.
Jalal : " Apa yang kau fikirkan , Jodha ?"
Jodha : " Uum,,ahh tidak, aku hanya lelah dan berfikir untuk segera beristirahat."
Alis Jalal terangkat dan senyum jahilnya mengembang.
Jalal : " Aku kira kau tidak akan istirahat malam ini Jodha." mata jalal mengerling indah.
Jodha : " Apa maksudmu ? aku mau tidur di kamarku sendiri malam ini, dan tidak ada kesempatan bagimu untuk melakukan apa yang kau fikirkan."
Jalal : " Apa memang yang kufikirkan ? Aku hanya akan memintamu memijitku semalaman."
Jalal tak kuasa tertawa melihat sikap judes Jodha, ~aku tak kan memaksamu jodha, aku hanya akan menunggu saat kau menyerahkan dirimu dengan sendirinya~
Jodha : " Tidak mau, ini pasti akal2anmu saja."
Jalal : " Aku akan mengatakannya pada Ibu, kalau kau tidak mau sekamar denganku."
Jodha bersiap memukul Jalal, tapi Jalal malah menangkap tangannya dan meletakkannya di dadanya.
Jodha : " Jal,,,haaah, kau ini." Jodha menggantung nama Jalal karena tidak terbiasa memanggilnya begitu.
Jalal : " Mengapa berhenti, aku mau kau memanggil namaku, Hemh ? ,,aku ingin mendengarnya."
Jodha : " A,,ah,,tidak bisa, itu akan terdengar tidak sopan," Jodha menunduk malu.
Jalal : " Lalu kau akan memanggilku apa ?,,Mas ? owh please jangan memanggilku dg sebutan itu, aku jd merasa sangat tua,,,Abang ? owh no,no,,,,aku berasa seperti abang Somay,,,"
Jodha jadi tertawa geli melihat tingkah Jalal. Dan Jalal terpana dengan tawa Jodha barusan. Ia berdo'a agar Tuhan membiarkannya melihat tawa Jodha seumur hidupnya.
Jalal : " Kau cantik sekali kalau kau tertawa Jodha."
Mereka berpandangan lama. Jodha berhenti memandangnya dan mengatakan ia akan memikirkan panggilan yang tepat nanti. Mereka masuk ke kamarnya masing2 malam itu, karena Jalal yg memberikan pilihan pada Jodha sejak ia tak ingin terlalu memaksa Jodha. Dan Hameeda mengerti itu. Cinta akan segera datang pada Jodha , do'a Hameeda dalam hati.
Pagi harinya,,,
Jodha bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarga dg bantuan pelayan. Dua hari lagi mereka akan berangkat ke Jepang untuk acara Summer Camp. Jalal dan Ladly juga sudah libur untuk menyiapkan semuanya. Hameeda sudah tiba di meja makan, Ladly masih bersiap di kamarnya di bantu seorang pelayan.Hameeda memuji Jodha yang sudah ada di dapur sepagi ini. Ia bahagia sekali punya seorang menatu,,lagi. Entah kenapa hatinya berdebar mengingat itu, ada rasa khawatir tapi ia kemudian mengabaikannya.
Hameeda : " Jodha , Tolong bangunkan Jalal, nak,,,kalau libur seperti ini ia biasa tidur lagi setelah sholat subuh. Katak aku menunggunya untuk suatu urusan ."
Jodha merasa tidak enak karena harus ke kamar Jalal. Tapi ia harus membiasakan diri sejak Jalal adalah suaminya sekarang. Pipi jodha jadi bersemu merah mengingat hal itu. Ia segera beranjak ke kamar Jalal.
Membuka pintunya perlahan, melihat Jalal yang masih berbaring dengan suara dengkurannya dan,,,,OMG mengapa ia senang sekali tidur tanpa memakai baju yg memamerkan tubuh bagian atasnya, ada yang berdesir tiba2 pada diri Jodha, perlahan ia mendekati Jalal, membungkukkan badannya dan melihat wajah Jalal di depannya yg tidur sangat pulas. Lama Jodha memandangnya sebelum tersentak tiba2 karena Jalal meraih tubuhnya , menangkap dan menggulingkannya ke atas ranjang,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar