Kamis, 15 Januari 2015

** FF Coz You're The One Bag. 7 ***



Keesokan paginya ,,,,
Ladly bangun lebih cepat hari ini, ia menceritakan mimpinya pada Jodha dan Neneknya,,Neneknya hanya tersenyum dengan tingkah cucunya yang membayangkan Jodha sebagai Mommy-nya. Khayalan anak kecil,,fikir Hameeda akhirnya. Tak ayal keinginan Ladly membuat pipi Jodha jadi bersemu merah.Ladly mandi dengan semangat dan Jodha membantunya untuk bersiap ke sekolah, sesaat sebelum Ladly berangkat ia bergayut di lengan Jodha dan merayunya dengan manja,,” Nanti malam cerita lagi ya ,,Mommy, Biar aku bisa tidur.’ Jodha mau tak mau terkejut mendengar perkataan Ladly yang memanggilnya Mommy,,,ia lalu meletakkan telunjuknya di bibir ladly dan berkata “ SShhtt, Jangan panggil Mommy dong, Ga enak kan kalo Nenek denger.” Ladly menjawab dengan cepat,,” Biarin,, habis ga ada yang mau jadi Mommy aku seh,,” Hameeda mendengar percakapan mereka dari jauh dan hanya tersenyum simpul. Setelah Ladly pergi , Jodha meminta maaf pada Hameeda atas perkataan Ladly barusan, ia tak pernah bermaksud menjejali Ladly dengan fikiran itu, Jodha hanya membaca cerita, dan mengganti kata-kata Ibu Permaisuri dengan Mommy. Hameeda tertawa dan berkata “ Mengapa kau terlalu khawatir, ia hanya anak kecil, ia akan baik-baik saja.” Hameeda melirik jam di pergelangan tangannya “ Oh iya, Hari ini aku akan pergi ke Fresh Market , apakah kau mau menemaniku Jodha?” Jodha mengangguk, Hameeda melanjutkan “Ayahnya Ladly akan pulang malam ini, aku akan masak makanan kesukaannya, sekalian kau bisa membantuku masak di dapur, katamu kau mau belajar ? mau kan Jodha?” Jodha menjawab cepat, “ Tentu saja Ibu, aku akan sangat senang sekali.” Hameeda tertawa senang . Setelah takjub melihat Ladly dan Jodha yang menjadi cepat akrab, Hameeda juga merasa heran dengan dirinya sendiri,yang merasa Jodha seperti anaknya sendiri. Ia dengan Bhaksi banu bahkan tak bisa sedekat ini dulu, apalagi setelah suaminya membawanya ke Paris, Hameeda hampir tak pernah bertemu. Senyumnya yang khas tawanya yang lepas ketika bercanda dengan Ladly, seakan tak pernah merasakan kesedihan. Berbeda sekali ketika ia menemukannya di jalan kemarin. Tapi Hameeda tahu pasti ada yang disembunyikan Jodha, kelihatannya kehidupannya berat sekali. Hameeda berharap semuanya akn baik-baik saja ketika Jodha melapor ke Kedutaan Indonesia besok. Hameeda sedih membayangkan perpisahannya dengan Jodha nanti, aah semoga masih lama batinnya.
Jam sudah menunjukan pukul 7 malam waktu Dubai. Makan malam sudah tersaji, tapi yang ditunggu belum juga datang. Ladly dan Jodha sudah duduk dimeja makan, malam ini atas permintaan Ladly , Jodha mengenakan baju tidur warna pink dengan gambar Princess Sofia, sama seperti dirinya, Ladly terlihat senang dan tak berhenti bergayut manja di lengan Jodha. Hameeda keluar dari sebuah ruangan dan berkata “ Ladly, pesawat daddy-mu delay nak, mungkin baru tengah malam ia sampai, ayo kita makan saja duluan,” Makan malamnya berlangsung dengan diam, setelah semua selesai Hameeda mengatakan pada Jodha ia akan beristirahat di kamarnya sendiri. “ Bisakah kau menemani Ladly tidur malam ini Jodha, aku sangat lelah seharian ini,” Jodha mengangguk senang “ Tentu saja Ibu, kami akan menghabiskan malam dengan bercerita, iyakan Ladly .” “ Asiiiik,,,,,.” Jawab Ladly cepat. Setelah berpamitan pada Hameeda Jodha masuk ke kamar Ladly, awalnya ia bingung harus tidur dimana, ia tidak mau lancang dengan tidur di tempat tidur yang sama dengan Ladly tapi ia melihat sofa yang cukup luas, cukuplah untuk dirinya tidur. Menurut ladly setiap malam Nenek dan Daddy-nya bergiliran menemaninya tidur. Walaupun Daddy-nya kadang-kadang pulang larut malam, ia pasti menyempatkan diri ke kamar Ladly untuk menciumnya serta membangunkannya untuk sekedar mengucapkan selamat malam. Ayah yang sangat perhatian batin Jodha, pasti ia orang yang ramah dan baik hati. Akhirnya Ladly tertidur juga setelah Jodha membacakan lagi cerita untuknya, jodha memandang lekat gadis mungil di depannya. Kasihan kau nak, sekecil ini harus merasakan kehilangan , tapi kau beruntung punya Ayah dan Nenek yang sangat baik. Jodha lalu melangkah ke sofa untuk kemudian tertidur dengan lelapnya.

Malam baru beranjak sepertiganya ketika sesosok laki-laki menyelinap masuk ke kamar Ladly, dalam kegelapan lampu kamar, Jodha bisa melihat bayangan seseorang di tembok. Jodha bersiap melancarkan serangannya jika laki-laki itu menyerang dirinya dan Ladly.Jodha dengan sudut matanya kemudian mengintip Laki-Laki yang kini mendekati Ladly, Lelaki itu membungkuk dan Jodha secepat kilat berhasil memukulnya dengan menghentakan kedua tangannya ke punggung laki-laki itu, Lelaki itu berteriak dan ambruk menimpa tubuh Ladly. Jodha segera menyalakan lampu dan Ladly terbangun kaget melihat kea rah laki-laki itu “ Daddyyy,,,,Mengapa lama sekali.” Jodha demi mendengar Ladly meneriakan Daddy segera mundur beberapa langkah dengan raut muka cemas,,lelaki itu berbalik dan menatap Jodha, Jodha juga kaget ketika melihat sosok laki-laki di depannya, reflex mereka berdua saling menunjuk dan berkata bersamaan “ Kamuuu ??? ,,,Yah tidak salah lagi Laki-Laki yang menolongnya sekaligus meninggalkannya di tepi jalan itu sekarang berada tepat di depannya. Jodha segera menguasai keadaan dan berkata , “ Kau, kenapa kau ada disini ? “ Jalal menyeringai galak menahan rasa sakit di punggungnya akibat dipukul jodha tadi, “ Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan dirumahku,bertemu denganmu selalu saja membawa kesialan .” Hameeda segera menerobos ke kamar Ladly mendengar suara menggelegar Jalal, “ Jalal apa yang terjadi, Nak ? , mengapa kau berteriak-teriak tengah malam begini ?” Hameeda mendekati Jalal dan meraba punggung yang sedari tadi dipegang Jalal, sementara Ladly yang ketakutan mendengar suara Jalal segera berlari kea rah Jodha dan menggamit tangannya, “ Mommy , mengapa kau memukul Daddy,,,dia Daddy-ku,,” Jalal kembali melotot kea rah Jodha dan memandang Hameeda dengan pandangan tidak mengerti. “ Mommy ??,,,Ibu siapa wanita ini dan mengapa dia ada di rumah kita?” Hameeda menenangkan Jalal dan membawanya keluar,” aku akan akan menceritakannya, Jalal, sudahlah kau jangan marah-marah ini sudah sangat malam.” Kepada Jodha ia berkata untuk menidurkan Ladly kembali, Jodha mengangguk dan tampak ketakutan memandang Jalal. Jalal memandang Ibunya dengan tidak rela, tapi Hameeda berhasil memaksanya keluar.

1 komentar:

  1. Pertemuan kedua yang mengesankan dan menjengkelkan...buat Kang Jalal...
    Ternyata Teh Jodha jago pencak silat eeuuyyy..

    BalasHapus