Rabu, 21 Januari 2015

*** FF Coz You're The One Bag. 23 ***




Malam hari di rumah Jalal,,,,,,

Malam ini Jalal mengajak ‘Keluarga’ kecilnya untuk makan malam diluar disebuah restoran dengan pemandangan di bawah laut. (Suka banget ama air, untung ga depan air terjun,,xixix). Ladly malam ini tampil begitu cantik, bidadari kecil jalal itu begitu manis dalam balutan gaun terusan selutut warna merah dengan pita hitam dipinggangnya, dengan rambut dikuncir kuda menggunakan kaus kaki tinggi selutut dan sepatu warna gold berhak rendah. Jodha benar2 suka mendandani Ladly, seperti juga ia sering mendandani kedua adiknya dulu, dan seleranya kadang2 membuat Jalal berdecak kagum, dari mana dia mendapatkan pengetahuan sebaik itu. Jalal sendiri sedang menunggu Jodha yang belum selesai berdandan. Jalal bolak – balik melirik Alexandre Christie di tangannya. Keresahan yang tak pernah ia rasakan, karena seumur hidupnya ia tak pernah menunggu orang lain. Setengah jam kemudian Jodha keluar dari kamarnya, Jalal langsung terkesima memandang Jodha, Gaun malam panjang warna merah juga seperti Ladly dengan bagian belakang lebih panjang menyapu lantai,ditambahkan Obi warna hitam dipinggangnya menegaskan bagian dadanya yang membusung dan ujung lengan yang melekat ketat sebatas siku. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih menambah kesan mewah dan ellegant. Mengenakan High Heel dg warna gold juga, rambutnya yang bergelombang ia biarkan tergerai dengan make up yang natural dengan hanya menambahkan kajal di atas lingkaran matanya, yang membuat jelas bagian mata Jodha yang memang sudah indah. Jodha juga memakai lipgloss pink warna bibir yang membuat bibirnya sedikit basah dan penuh. Parfum yang dipakainya malam ini adalah wewangian lembut dengan aroma floral . Beauty in simplicity,,,Jodha benar-benar bertransformasi menjadi wanita high class tapi tetap mengusung konsep kesederhanaan. Perpaduan yang benar-benar sempurna. Untuk pertama kalinya setelah dua tahun Jalal benar – benar merasakan hasrat yang kembali hadir menggelitiknya sebagai seorang laki-laki. Pertama kalinya setelah 2 tahun ia merasakan perasaan membutuhkan seorang wanita. Dan pertama kali dalam hidupnya pernah melihat wanita secantik Jodha dalam penampilannya yang begitu sempurna malam ini. Kemana saja dirinya selama ini . ~Vow, bodoh sekali kau Jalal~ Pekik hatinya mengutuk. Tidak sia-sia Jalal menunggunya lama tadi. Ladly cepat-cepat menggamit tangan Jodha , bersamaan dengan itu pula pandangan Jalal ke Jodha berakhir.

Jalal mengendarai sendiri Lamborgini putihnya. Kali ini karena Ladly ingin duduk di belakang, Jodha akhirnya menempatkan dirinya di depan . Jalal bersorak dalam hati, karena ia bisa lebih sering menatap dan mencuri pandang ke arah Jodha. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Jodha tertawa atau berekspresi lucu menceritakan kegiatan Ladly hari itu, sesekali Ladly juga mencium pipi Jodha dari belakang , kalau ada ceritanya yang membuat Ladly senang. Dan sungguh, kalau saja ia tidak sedang menyetir ia pasti sudah melakukan hal yang sama dengan Ladly.~Oops~ pikiran nakalnya kembali menyadarkan Jalal. Dalam waktu setengah jam mereka telah sampai di Al Mahara Restaurant, Restoran khusus yang di pesan Jalal dengan pemandangan bawah lautnya yang eksotis. Jodha dan Jalal berjalan bersisian sementara ladly berjalan mendahului sambil sesekali berlari kecil. Dalam jarak sedekat itu, Jalal dapat mencium aroma Floral dari tubuh Jodha yang memberikannya rasa nyaman ketika menghirupnya.

Jalal : “ Kau harus sering –sering berdandan seperti ini.”

Jodha menoleh dan mengira-ngira apa yang akan dikatakan Jalal , Ia menjadi lebih siap sejak yang dikatakan Jalal adalah selalu saja menggodanya, dan yang pasti akan membuat pipinya bersemu merah karena malu atau merah padam karena marah.

Jalal : “ Tidak seperti “Macan Betina “ yang pernah kutemui dulu.”

Mereka saling memandang kemudian tertawa.Jodha ingat dia pernah menggigit tangan Jalal waktu itu, ia menjadi sangat malu mengingatnya kini.

Jodha : “ Maafkan aku pernah menggigitmu tanganmu waktu itu, sungguh aku tidak memikirkan hal lain selain bagaimana caranya lari dari sana.”

Jalal : “ Tidak apa-apa, untung yang kau gigit adalah ‘Singa Jantan’, “

Jodha tak mengerti, tapi juga tidak bertanya. Jalal mengerling indah dan mereka pun tertawa kembali.
Mereka tiba di area dalam restaurant, keempat sisi restoran berpemandangan langsung ke laut mereka seperti berada dalam sebuah kapsul tembus padang. Hanya lantai dari marmer dan langit2 yang terbuat dari granit alam yang di desain sangat mewah saja yg agak berbeda. Jalal sudah memesan makanan mereka sehingga pelayan hanya tinggal menyajikannya saja. Ladly sedang berdiri di salah satu dinding dan memperhatikan pemandangan di luar sana. Mata Jodha sesekali mengawasi kemana perginya Ladly.

Jalal : “ Jadi Nona Jodha, katakan padaku mengapa kau bisa memilih Dubai sebagai destinasi tempat bekerja ?”

Jodha : “ Aku tergiur dengan gaji yang ditawarkan , tak kukira ternyata resikonya juga lebih besar.” Jodha berpaling dan memandang ke arah Ladly. Sesekali ia memanggil Ladly untuk menyuruhnya makan.

Jalal ; “ Ceritakan padaku tentang keluargamu, aku dengar Ayahmu sudah meninggal, apa pekerjaan Ayahmu ?”

Jodha ragu sesaat. Tapi ia sadar hal ini cepat atau lambat akan di ketahui Jalal.

Jodha : “ Ayahku pemilik perusahaan konstruksi Bharmal Enterprise, ketika ayahku meninggal, adiknya yang adalah pamanku mengambil seluruh aset kami dan mencabut nama kami sebagai sebagai ahli aris. “ Jodha berhenti sesaat.

Jalal : “ Vow!! Jodha , kisah hidupmu memang patut didengar. Aku pernah melihat Profile perusahaan mu beberapa tahun silam, ada tawaran kerjasama di bidang pertambangan. Tapi aku belum pernah menyepakatinya. Jadi itu perusahaan Ayahmu?”

Jodha : “ Sudah tidak lagi sekarang.” ( Jodha terdiam dan teringat kembali pada Ayahnya )

Jalal : “ Kau bisa saja menuntut balik, Jodha, kalau kalian memang punya bukti yang kuat .”

Jodha hanya memandang Jalal sesaat, pernyataan Jalal menyisakan harap di benak Jodha, mungkinkah suatu hari nanti, ia bisa merebut lagi perusahaan Ayahnya.~ Lalu bagaimana caranya .~

Ladly sudah kembali ke tempat duduknya dan mulai menyantap makananya.
Ladly : “ Daddy , laut itu dalem banget yaa,,,?”

Jalal : “ Mengapa anak Daddy menanyakan itu , selain jadi perenang,,, mau jadi penyelam juga kah ?”

Ladly : ( Memonyongkan mulutnya dengan lucu ) “ Daddy kan dulu pernah janji kita mau lihat langsung ikan paus di laut,,kapaan ?”

Jalal tersenyum mendengarkan permintaan Ladly,,,selalu saja ada hal-hal spektakuler di kepalanya persis seperti dirinya. Jalal agak sedikit bangga memikirkan itu. Jodha penasaran apa jawaban Jalal , tepat disaat itu ia melihat senyum Jalal yang sedang memandang Ladly,~Ooh orang ini, tahukah dirinya bahwa senyumnya yang seperti itu mampu membuat lemas dengkul seseorang ketika memergokinya~, Jalal akhirnya menengok ke arah Jodha dan menyadari bahwa Jodha sedang memandanginya. Ladly yang menunggu Ayahnya menjawab ikut2an memandang Daddy dan Mommy-nya yang sedang berpandangan.

Ladly : “ Daddyyy,,,.” (sambil menggebrak meja)

Keduanya kaget dan buru2 menengok Ladly.

Jalal : “ Aaa,,ah, kapan saja kau mau, kita bisa pergi,,”

Ladly senang sekali, ia lalu mencium dan memeluk ayahnya

Ladly : Thanks Daddy,, you’re the best Daddy in the world.

*******

Tiba dirumah,,,,

Jalal menggamit tangan Ladly menuju ke kamarnya, kepada pelayannya Jalal meminta membersihkan dan menggantikan Ladly dengan baju tidur. Dan Ladly mengatakan pada Ayahnya untuk segera menyusulnya. Hari ini giliran Jalal untuk tidur bersama Ladly. Jodha sudah akan masuk ke kamarnya ketika Jalal memanggil dan menahannya,,,,,,

(Lanjoooot,,,ini semua buat kalian yg Ʊϑaђ koment,,,Sukriya naaa,,,)

Jalal : " Jodha maukah kau menungguku sebentar di ruang kerjaku, ada yang mau aku perlihatkan."

Jodha bingung sesaat, ini sudah sangat larut malam, dan karena mereka pergi keluar tadi, jadi tak ada yg harus dilaporkannya pada Jalal malam ini. Tapi akhirnya Jodha mengangguk juga.Ia segera menuju ruang kerja Jalal. Sedangkan Jalal terlihat memasuki kamarnya.

Jodha memandang berkeliling di ruang kerja Jalal. Pertama-tama Jodha melihat foto besar didinding yang ada didepannya , bersebrangan langsung dg pintu masuk dan tepat berada dbelakang meja kerja Jalal. Foto besar itu berisi foto Jalal , Ibu Hameeda dan Ladly dalam posisi Hameda duduk sambil memeluk Ladly di pangkuannya dan Jalal duduk di lantai menyampirkan satu tangannya di pangkuan Hameeda. Disetiap ruangan di Mansion ini, hampir pasti selalu ada foto mereka dalam foto dan pose masing2 yang berbeda, baik bersama, berdua atau sendiri2. Ada yang aneh sebenarnya, mengapa tidak ada foto anggota keluarga yang lain. Dimana foto almarhumah Mama Ladly yang katanya sudah meninggal, atau kakeknya tn. Humayun. bahkan adik Jalal yang menurut hameeda bernama Bhaksi dan saat ini ada di Paris ?.Jodha menggelengkan kepalanya, mengapa harus penasaran dengan hal-hal seperti itu. Setiap orang pasti punya rahasia. Dan setiap keluarga punya alasan megapa menyembunyikannya.

Jodha berjalan ke meja kerja Jalal, berputar ke arah kursi di sampingnya dan menyapu pandangannya di meja itu, ada laptop, sebuah rak kecil tempat file-file, interkom dan telfon rumah yg desainnya mewah, dan sebuah foto kecil di meja. Foto itu berisi foto Jalal dan Ladly, Jalal memeluk Ladly dari belakang dan mencium pipinya sambil melihat ke arah kamera. Jodha tersenyum melihatnya, entahlah ada rasa yang lain ketika dia melihat kedekatan Jalal dan Ladly. Walaupun semua ayah pasti akan sangat dekat dan sayang pada anak-anaknya. Tapi ketika Jodha melihat Jalal memperlakukan Ladly dengan sangat sayang , memeluk ladly, menggendongnya, menciumnya manja ,bahkan berlama-lama untuk sekedar membujuknya ketika marah membuat Jodha merasa bahwa Jalal adalah seorang lelaki yang sangat Seksi.~Ya Tuhan, apa yang kufikirkan ?~tubuh Jodha bergetar sedikit ia bahkan harus menahan tangannya di meja, merasakan sensasi yang barusan menyerang tubuhnya~Jalal adalah sosok seorang ayah yang menjadikannya seorang lelaki yang seksi ?~ Jodha memegang dada dan mengatur nafasnya yang memburu, entah mengapa ia jadi membayangkan malam itu, malam dimana tanpa sengaja jalal mendaratkan ciuman di bibirnya, menghantarkan kembali kehangatan dan getaran yang aneh. Jodha menutup mata , memegang bibirnya, dan menggigit bibirnya saat ini. Tepat di saat itu Jalal masuk dan mengagetkan Jodha,,,,,

Jalal membuka pintu sambil tangannya membawa sebuah kotak berwarna merah , matanya langsung melihat jodha yang berada di meja kerja tepat bersebrangan dengan pintu masuk, dan Jalal heran melihat Jodha yang tiba2 sangat terkejut dengan kehadirannya .

Jalal : ( bersuara pelan setengah heran ) " Jodhaa,,kau tidak apa2."

Jodha : ( gelagapan sebentar dan menjawab ) " Ooh tidak, tadi aku sedang melamun ketika kau masuk ."

Jalal : " Melamunkan apa ?"( nadanya menyelidik )

Jodha : (menggerakkan tangannya di udara dan melangkah dari sana mendekati jalal ) " Ooh tidak, bukan apa2." ( masih mengatur nafasnya dan jantungnya yang tiba2 berdegup kencang )

Jalal : " Baiklaah, kemarilah aku ingin memperlihatkan sesuatu."

Jodha lebih mendekat, Jalal mengeluarkan sesuatu dari dalam kotak merahnya. Kotaknya seperti sebuah kotak perhiasan, dan benar saja , dari dalamnya Jalal mengeluarkan sebentuk kalung yang bertahtakan berlian hitam di sekelilingnya tampak berkilauan dan begitu mewah. Jodha tercengang dan memegang dadanya. Tentu ia tidak berfikir lancang dengan memikirkan kalung berlian itu untuknya.

Jalal : " Ini untukmu, ketika aku melihatmu tadi, aku teringat aku punya berlian ini dikamarku, hadiah dari seorang relasi. Sebenarnya ia menitipkannya untuk istriku ( suaranya berubah pelan dan dalam ), tapi sejak barang ini tdk terlalu berguna untukku, maukah kau memakai dan menyimpannya untukmu ?"

Jodha : ( terkejut dan terdiam sesaat ) ," tapi barang ini sangat mahal, bagaimana kau bisa begitu saja memberikannya padaku ,,,uum mengapa tidak memberikannya pada Ibu ."

Jalal : " Sepertinya memang benar perkataanku kemarin, kau,,benar2 perempuan aneh, mana ada seorang perempuan diberikan berlian dan dia menolaknya ?"

Jodha : " Aku bukan menolaknya sungguh, jangan tersinggung, aku merasa tidak enak pada Ibu, apa yg diktakannya nanti ketika aku memakainya."

Jalal : " Ibuku , punya lebih banyak berlian yang mahal dan lebih bagus dari ini Jodha, ini tak seberapa di banding yang di punyai Ibu. Aku akan menyimpannya lagi kl kau tak mau."

Jodha : " Uum tidak,,,tidak , aku akan memakainya, berikan padaku."

Jalal : " Tadi kau menolak."

Jodha : " Bukan begitu, mengertilah,,,akuu,,"

Jalal : " Kalau begitu izinkan aku memakaikannya di lehermu."

Tidak mau Jalal lebih tersinggung, Jodha terpaksa mengizinkannya dan mengangguk.

Jalal maju mendekati Jodha, Jodha langsung berbalik, hingga posisinya saat ini membelakangi Jalal . Tangan Jodha mengambil seluruh rambutnya dan menempatkannya ke depan. Lalu terpampanglah leher putih bersih dengan punggung terbuka , bentuk keseluruhannya yang begitu indah , dengan aroma Floral yang merebak seketika, ketika jalal mendekat membuat Jalal lagi2 terpana. Jalal berdiri mematung dan mengagumi pemandangan yg disuguhkan padanya. Setelah sepanjang jalan tadi mengaggumi Jodha dalam 'Gaun Merah'nya, kini Jalal di hadapkan pada keindahah Jodha yang lainnya. Jodha menengok kebelakang dan berkata " Kau bilang akan memakaikannya mengapa lama sekali?" jalal mengerjapkan matanya dan lamunannnya buyar seketika. " Oh iya maafkan aku." Jalal mulai melingkarkan Kalung berlian itu, Jodha menahan nafas merasakan sentuhan Jalal di seputar lehernya, sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jodha memejamkan matanya." Nah , sudah selesai, biarkan aku melihatnya." Ujar jalal kemudian. Jalal membalikkan tubuh Jodha , secepat kilat Jodha membuka matanya dan Jalal nampak sangat terpana melihat penampilan Jodha. Ia begitu manis, bersahaja dan ,,,Seksi.Jodha menyentuh kalungnya sebentar. sementara Jalal yang masih memegang pundak Jodha menarik pundak itu lebih dekat ke arahnya, Jodha mendongak menatap Jalal, pesona wajahnya yang begitu tampan, pandangan matanya yang sayu dan setengah meminta, menggugah kembali hasrat Jodha, ia menekan perasaan itu kuat2, tak ingin mengulangi kejadian yg sama seperti malam itu, Jalal mulai meremas pundaknya dg kedua tangannya, Jodha merasakan sensasi yang luar biasa, tubuhnya gemetar, bersamaan dengan itu ada rasa gatal yang tiba2 menghampirinya, sangat gatal, dan dadanya menjadi sesak, Jodha sulit bernafas, matanya berkunang-kunang dan ia jatuh pingsan di pelukan Jalal,,,,

1 komentar:

  1. taelah jodha...kamu teh merusak semua suasana romantis...
    udah ngebayangin bakal di ci....ama jalal malah pingsan...
    jangan2 kalungnya ketat banget ampe nyekek leher....

    BalasHapus