Rabu, 21 Januari 2015

** FF Coz You're The One Bag. 22 Part 1 ***



Pagi hari di kediaman Jalal,,,

Sudah sepekan Hameeda berada di Tanah Suci. Sudah sepekan pula Ladly setiap hari menelfon Neneknya, menanyakan hal yang sama , " Kapan Nenek pulang ?" Tapi setiap kali pula Jodha selalu berhasil membujuknya " Anak manis selalu harus berdo'a agar Nenek dimudahkan perjalanannya, disehatkan badannya, dan segera kembali untuk berkumpul bersama kita. Iya kan ?" . Dan Ladly berhasil melupakan kesedihannya. Hingga pagi ini, tidak ada yang bisa membujuk Ladly untuk berhenti memanggil-manggil Nenek, persoalannya sepele, " Ladly kangen nasi goreng buatan nenek, kapan nenek pulang ?,,huuu,,huuu." Jalal dan Jodha yang saat itu sedang berada di meja makan beradu pandang dan bergantian membujuk Ladly ( Dewi Agasshi bano, this chapter i dedicated for you )

Jalal : " Ladly sayang, kau kan biasanya suka roti sandwich ini, apa kau mau yang lainnya juga ? Daddy panggilkan pelayan yah ? katakan apa yg kau mau ? ."

Ladly : ( sambil terus menangis ) " Pokoknya Ladly mau nasi goreng nenekk,,yang ada udangnya, yang ada cuminya, ada baksonya,,,Neneeeek.­"( ladly semakin keras menangis)

Jalal memandang Jodha mengharapkan bantuan. jodha hanya mengendikkan bahu tanda tidak tahu. Bagaimana mungkin ia memasak, memegang sutil untuk menggoreng pun ia tidak pernah. Ahh Jodha menyesal , mengapa tidak dari dulu ia belajar memasak pada ibunya Meinawati yg memang pintar memasak.Jalal tidak bisa memikirkan hal lain untuk membujuk Ladly. Sementara Jodha kali ini benar2 tidak tahu harus berbuat apa, sejak memasak adalah satu-satunya hal yang paling tidak disukainya. Bercipratan dengan minyak, bau masakan yang membuatnya mual , dan asap yang membuatnya pusing.

Jalal : (spontan berkata ) " Baiklah, Daddy akan memasakannya untukmu."

Jodha kaget dan berpaling memandang Jalal, sedangkan Ladly menghentikan tangisnya dan memandang Daddy-nya

Ladly : " Memangnya Daddy bisa ?"

Jalal : " Heiii, Daddy ini Jalaluddin Muhammad, anaknya Hameeda banu nenekmu, apa yang tidak bisa Daddy lakukan untukmu, Iya kan ?" ( sambil berkata itu ia melirik jodha dengan sikap menyombongkan diri )

Dan Jodha memandang dengan setengah tak percaya dan pandangan mengejek , benarkah dia dapat melakukannya.Jalal menyeringai licik.

Jalal : " Baiklah, apakah Putri ladly mau membantu,,,?"

Ladly : " Asyiiik, Ayo Mommy,,,."

Ladly segera menggamit tangan Jodha menuju dapur, dan Jalal segera mengambil celemek siap beraksi seperti seorang koki profesional.

Jalal mendudukan Ladly di kursi dekat meja bartender dan memberikannya pisau dan bakso untuk dipotong2, Jodha sudah akan melarangnya tapi begitu melihat pisau yang di berikan Jalal adalah pisau makan, jodha segera mengurungkan niatnya.

Jalal segera melangkah menuju kulkas besar disebelah meja bartender dan membukanya .

Jalal : " Hemmh,, let's see what we've got . ( melirik Jodha ) Hei, kenapa masih berdiri disitu, cepat bantu aku."

Lanjutan Part 2,,,,,

Jodha : ( menghampiri Jalal )“ kau,,, benar-benar bisa memasaknya kan ?
( menatap Jalal menyelidik )
Jalal : “ Dari kecil aku sudah memakan masakan Ibuku, paling tidak aku tahu rasanya.” Jalal mengatakannya dengan judes.
Jodha : “ Aku tidak bertanya rasanya, kau tahu cara memasaknya tidak ?”
Jalal : ( Balik bertanya ) “ Bagaimana dengan kau sendiri,Nona ? apa kau tahu cara memasak ? , karena yang aku tahu memasak adalah dunia yang tidak pernah lepas dari kaum perempuan.”
Jodha terdiam merasa di ‘Skak Mat’. Jalal mengeluarkan segala yang ia perlukan dari kulkas dan menatanya di meja persiapan. Jodha terpaksa mengikutinya dengan canggung. Jalal mulai mengira – ngira apa yang akan ia lakukan. Jalal menatap Jodha bimbang. Jodha malah balik menatapnya heran.
Jalal : “ Kau mau memotong-motong ini atau mengupas bawang dan meracik bumbunya ?”
Jodha : “ Menurutmu ?”
Jalal : “ Hahaha,,,,kau ini benar-benar perempuan aneh, bagaimana kau bisa benar-benar membahagiakan suami dan anak-anakmu nanti kalau kau tidak bisa memasak. “ ( Jalal mulai memilih bahan-bahan seperti udang, cumi-cumi dan bakso )
Jodha tampak kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa , mengambil bawang dan mengupasnya dengan canggung .Ia melihat Jalal yang kini sudah mencuci bahan-bahan yang dipegangnya tadi. Jodha masih penasaran apakah dia benar-benar bisa memasak. Jalal melihat cara Jodha mengupas bawang .
Jalal : “ Haddeuh,,,mengapa kau mengupasnya seperti itu , sini aku ajarkan. ( Jalal mengambil bawang dan pisau ditangan Jodha, gerakannya membuat Jalal memegang tangan Jodha, reflek Jodha segera menariknya, dan Jalal hanya tersenyum canggung ) Ibuku pernah berkata, kebahagian sebuah keluarga dimulai dari perut, kau tahu apa artinya ? “
Jodha : “ Enggak .” Jawab Jodha sekenanya sambil menatap Jalal . Dan Jalal melanjutkan .
Jalal : “ Kalau begitu PR untukmu.”
Karena Jalal tidak menyelesaikan kalimatnya, Jodha jadi penasaran. Jalal memberikan pisaunya kembali pada Jodha dan menyuruhnya melanjutkan. Ia lalu memberikan perintah yang lain lagi, hingga bumbu dan bahan yang akan dimasak tersebut kini sudah siap di meja persiapan dalam wadah-wadah kecil. Ladly bertanya lagi~Apakah nasi gorengnya sudah siap~ Jalal dan Jodha cemas lalu menjawab berbarengan ~Beluum~ dan Ladly melanjukan keasyikannya.
Jalal : ( terlihat bingung dan mulai mengira – ngira lagi)
Jodha : “ Sekarang bagaimana ?”
Jalal : “ Masalahnya aku tidak tahu bahan apa yang harus dimasak lebih dahulu.”
Jodha terlihat geregetan dan langsung berinisiatif mengambil handphone-nya dan mulai mencari cara memasak nasi goreng dengan bantuan google.
Jalal melihat apa yang dilakukan jodha dan berfikir ` Hei mengapa aku tidak melakukannya dari tadi ?’
Jalal : “ Jadi apa yang dikatakan oleh Google itu, bacakanlah dan biar aku yang melakukannya. “
Jalal mulai meletakkan teflon yang sudah diberi minyak dan menyalakan apinya. Dan Jodha mulai membacakan apa yang ada di ponsel-nya.
Jodha : “ Pertama –tama masukkan bumbunya.” ( Jalal melakukannya dan Jodha melanjutkan ), lalu masukkan udang dan cuminya.”
Jalal : “ Berapa lama ?”
Jodha : “Tidak dikatakan disini”
Jalal : “ Lalu bagaimana ?”
Jodha : “ Hitung saja sampai hitungan kesepuluh.” ( Jalal memandang Jodha tak mengerti ) sudah lakukan saja.”
Mereka menghitung bersamaan ~1,2,3,4…….10~
Jalal : “ Apalagi ?”
Jodha : “ Masukkan nasinya, beri kecap manis dan kecap asin secukupnya.”
Jalal dibuat sibuk oleh ‘perintah’ Jodha, memasukkan garam, kaldu bubuk dan sedikit minyak ijen , terakhir memasukkan jagung pipil, kacang polong dan daun bawang. Setelah semua selesai jalal mematikan apinya, wajahnya yang tampak kepanasan tidak mengurangi ketampanannya. Jalal melirik ke arah Jodha dan menyuruhnya mencicipi. Jodha dengan sedikit meringis mengatakan,
Jodha : “ Uum,, bagaimana kalau kau saja yang mencicipinya, maksudku bukankah kau yang tahu rasa nasi goreng buatan Ibu Hameeda.”
Jalal : “ Aah ya, benar juga.”
Jalal lalu mencicipinya , dari wajahnya dia sedikit merasa puas, lalu dia menyendokkan juga pada Jodha, dan Jodha menerima suapan dari Jalal. Jodha tertegun sesaat ~Hay Rabba,,,mereka makan dari sendok yang sama.~
Jalal : “Sekarang kita tinggal melihat reaksi Ladly.”
Jodha mengangguk dan segera menempatkan nasi goreng dalam piring2 dan menatanya di meja. Jalal sudah mencuci tangannya dan segera menyusul ke meja makan sambil membaa Ladly. Ladly mulai menyendokkan satu suapan nasi goreng itu ke mulutnya, mengunyahnya perlahan , merasakannya,,,sementara Jodha dan Jalal menahan nafas mereka.
Ladly : “ Daddyyy,,,Nasi gorengnya enak bangeeet,” ( mengatakannya dengan penuh kegirangan )
Jalal berteriak ~Yeayy~ dan Jodha menatapnya haru, perasaan haru yang menelisik hatinya tiba2, menyadari usaha kecilnya pagi ini bersama Jalal membuahkan senyuman Ladly yang teramat indah dan mampu membayar kekacauan mereka di dapur tadi. Sekarang ia baru mengerti jawaban PR yang diberikan Jalal, tentu saja demi melihat orang-orang yang kita cintai merasa bahagia dengan masakan yang kita buat sendiri. Bahan masakan yang lezat dan sehat pasti dibuat dengan penuh cinta. Jalal melihat ke arah Jodha dan mengedipkan sebelah matanya. Jodha terkejut tapi kemudian ia mengangguk bahagia. Masakan pertama yang mereka hasilkan , telah membawa warna tersendiri pada hati mereka masing-masing pagi ini.
Sepanjang pagi dan siang itu dikantornya Jalal benar-benar tak bisa berkonsentrasi, kekacauan yang terjadi tadi pagi di dapur rumahnya membuat jalal tak henti2nya tersenyum. Ia ingin cepat-cepat pulang kerumah dan bertemu dengan Ladly dan tentu saja Jodha.
— bersama Alfi Nurhasanah, Djumiati Badjuri dan Chusnianti Ningrum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar