Selasa, 31 Maret 2015

**FF CTG PART 27 **

*FF CINTA TAPI GENGSI_PART 27*

Pernikahan Jalal dan Jodha berjalan khidmat. Walaupun tidak banyak yang hadir, dan keluarga Jodha hanya di wakili keluarga Dadisa, tapi semua tampak bahagia. Moti mengucapkan selamat pada Jodha dan mengatakan bahwa hidup Jodha penuh dg kejutan.

" Aku harap tidak ada lagi yg lebih mengejutkan aku setelah ini Jodha,, please,,,,." Semuanya tertawa kecuali Surya.

Jalal masih bercakap2 dg beberapa tamu. Dadisa dan keluarganya sudah pamit pulang. Hameeda masih bersikap dingin pada Jodha. Akan ada acara makan malam di rumah dan hanya keluarga dekat mereka saja yang hadir . Karenanya Hameeda pamit lebih dahulu.

" Nah, anak mantu,,, aku pulang lebih dulu. Kalau temanmu berkenan ajaklah dia untuk makan malam juga di rumah."

" Owh, aku akan membantumu , Bu,,,Moti kau ikut ?" Jodha sudah akan beranjak tapi Hameeda segera menghentikan Jodha.

" Tentu saja tidak, pengantin tidak boleh melakukan apapun." Hameeda segera beranjak dari sana. Jodha bahkan tak sempat menyentuh kakinya untuk mendapatkan berkat. Jalal melihatnya dari kejauhan dan segera menghampiri Jodha.

" Sebaiknya kita pergi dari sini sekarang , sayang. Aku tidak mau kau kelelahan untuk nanti malam. " Jalal mengedipkan sebelah matanya pada Jodha. Surya yang melihatnya mengepalkan sebelah tangannya. Jodha dan Jalal segera pamit pergi.

Di mobilnya, Jodha bertanya apakah Jalal  akan segera membawanya ke rumah Jalal, karena sesungguhnya Jodha belum merasa siap tinggal di rumah Jalal.

" Lalu kau mau aku tinggal dirusunmu ?"

" Owh,bukan,,,bukan begitu, tidak bisakah kita tinggal terpisah saja."

Jalal menggaruk alisnya dan menarik nafas berat.

" Begini saja Jodha, aku harus menjelaskan sesuatu padamu, walaupun kau sekarang adalah istriku, tapi aku tidak menuntutmu melakukan kewajibanmu padaku. Kita sudah pernah sekamar, dan tidak terjadi sesuatu hal pun yang kau khawatirkan. Dan aku akan tetap menjaganya begitu. Aku akan memegang janjiku." Jalal membuang nafasnya dan mengalihkan pandangannya keluar mobil. Ada yang mengganggunya dengan pertanyaan Jodha barusan. ' Sepertinya aku yang harus berusaha menjaga diriku sendiri darimu Jodha.'

" Maksudku, bukan hanya itu saja, sepertinya,,,sepertinya Ibumu tidak suka padaku dan,,,dan,,,aku tidak ingin mengganggu kenyamanannya dengan kehadiranku."

Jalal mengernyitkan dahinya , " Kalau begitu kau harus bertahan , aku tidak bisa menjanjikanmu apa2 ttg hal itu, tergantung kau. "

Jodha tidak meneruskan perbincangan itu lebih lanjut. Ia hanya merasa tenang bahwa Mirza ada di fihaknya, paling tidak tantangannya kini hanya satu...Ibunda Jalal.

***

Makan malam untuk memyambut pemgantim baru sudah siap. Jodha diperkenalkan pada beberapa keluarga Jalal di London ini, karena tidak ada satupun yang dikenalnya maka Jodha hanya mengobrol dg sekedarnya saja. Jalal masih menyapa yang lain, kadang2 Jodha juga menemani Jalal, tapi ia menjadi bosan dan hanya duduk di sudut ruangan.

" Heii,,,kau pengantin baru hari ini, kenapa wajahmu murung seperti itu, lihat apa yang aku bawakan untukmu ?" Mirza membawakan samosa dan kebab dengan sausnya. Mata Jodha berbinar dan mengucapkan terima kasih pada Mirza. Tapi kemudian seseorang memanggil Mirza keruangan lain , dan dgn terpaksa ia harus meninggalkan Jodha. " Nanti aku temani lagi yah, Kakak ipar. Hahah,,,." Aneh juga Mirza memanggilnya seperti itu. Tapi Jodha akhirnya ikut tertawa dan mengucapkan terima kasih lagi. Jodha jadi rindu dengan samosa Dadisa, samosa ini tak seenak buatan Dadisa. Jodha hanya memakan sebagian kecil dan meletakkannya lagi .

Ketika ia melamun itu Jalal tiba2 sudah mengulurkan tangannya.

" Aku antar kau ke kamar, pasti kau sangat lelah."

" Owh ,,,tidak usah,,,tidak sopan rasanya meninggalkan tamu ditengah acara kita."

Jalal segera menggandeng Jodha ketengah ruangan dan menarik perhatian yang hadir disana.

" Maafkan aku semuanya, terima kasih atas kehadiran kalian, aku tunggu hadiah kalian yah. Now will you excuse us, coz my wife feel a little bit dizzy,,you all know what i mean hah ? " semua yang hadir tertawa dan menggoda Jodha. Jalal lalu melanjutkan " Thank you n goodnight all." Jalal segera menggendong Jodha naik ke kamarnya dan semua yg hadir riuh menggoda mereka. Hameeda memandang Jodha tidak senang.

" Sudah turunkan aku,,aku maluuu,,,"

" Hahah,,,kau manis sekali kalau kau malu seperti itu."

Jalal menurunkan Jodha di depan pintu kamar mereka. Jodha sudah masuk ke kamar ini tadi. Tapi entah kapan Jalal memerintahkan orang untuk menghiasnya, karena kamar ini sekarang penuh dengan hiasan bunga di seluruh dindingnya. Hiasan ranggoli dan tebaran kelopak bunga berbagai jenis yang memenuhi tempat tidur mereka. Jodha terpesona dengan semuanya, ia memandang Jalal tanda terima kasih. Tapi ia kembali khawatir, sebenarnya ia lebih menyalahkan dirinya sendiri. Walaupun ia pernah mengaggumi Jalal, dan bermimpi memilikinya suatu saat , tapi yang dialaminya saat ini 'terlalu indah untuk jadi kenyataan' Jodha belum siap, apalagi ia dipenuhi fikiran bahwa Jalal melakukan ini , hanya agar kesepakatan bisnisnya berjalan lancar. Jodha selalu menganggap Jalal hanya main2 dg pernyataan cintanya. Semuanya hanya demi investasi. Lamunan Jodha berakhir ketika Jalal menyentuh pundaknya.

" Aku sudah membelikan semua keperluanmu disana, itu lemari pakaianmu, tersedia berbagai corak dan model, semuanya untukmu." Jodha terkejut dg semua yg disiapkan Jalal untuknya.

" kau tahu ukuranku ?"

" Resyam membantuku,,,cchh dia terlalu 'amaze' mendapat customer sepertimu,,haha. Kau mandilah duluan, ada yang harus kukerjakan di ruang kerjaku. Oh iya Jodha, kalau kau mencariku, kau tinggal belok ke kanan, ruang kerjaku pintu kedua dari sini."

" Tapi aku harus mengambil beberapa barangku di mobil tadi."

" Oh baiklah, tapi sepertinya kau harus mengambilnya sendiri, aku sangat tergesa2." Jodha hanya mengangguk dan menerima kunci mobil yang diserahkan Jalal. 

Jalal lalu meninggalkan Jodha sendirian di kamar.

Jodha membuka lemarinya, menyentuh baju2 yang berada disana, benar saja , model dan coraknya sangat anggun dan indah. Tersusun menurut warnanya dan dari berbagai merek terkenal di dunia. Sebenarnya bukan harga yg fantastis yang membuat Jodha terpana, tapi karena perhatian Jalal. ' Ya Tuhan, lelaki seperti apakah yang aku ajak menikah ini, hatinya begitu baik, dan ia mampu menyentuh hatiku dengan segala perhatiaannya. Tapi kau tidak boleh jatuh cinta padanya Jodha, tidak , tidak boleh',,,,

Jodha memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum mengambil barang2nya. Jodha mengambil gaun tidur panjangnya yang berwarna merah menyala, terdiri dari bagian dalam yang terbuat dari bahan satin yang sangat lembut dan luarannya yang lebih tipis. Jodha segera membawanya ke kamar mandi. Menyalakan keran di bath tub dan mulai membuka bajunya. Jodha masuk ke bath tub dan mulai merendam seluruh tubuhnya disana. Jodha membiarkan tubuhnya beberapa menit disana sambil menikmati hangatnya air di bath tub dan menghirup dalam2 aroma terapi yang dicampurkam didalam airnya .

Jalal terburu2 kembali ke kamarnya. Ia melihat kamarnya kosong. Pasti Jodha sedang kebawah mengambil barang2nya. Ada sesuatu yang diambil Jalal dilemarinya. Tapi sebelum keluar, Jalal merasa ingin buang air kecil maka ia segera membuka pintu kamar mandi,,,,,

Pintu kamar mandi terbuka, dan Jodha yang lupa menguncinya dari dalam terkejut dengan kehadiran Jalal. Jodha bangun lalu duduk di bath tub nya lalu reflek memegang dadanya yang terekspos bebas. Tapi Jalal sudah melihatnya. Dan Jalal langsung terpana,,,,

" Keluar kau,,,,keluarr !!" Teriak Jodha setengah menangis. Jalal tersadar dan segera menutup pintu. ' Ya Tuhan , apa yang kulakukan,' Jalal lalu meminta maaf dari balik pintu " maafkan aku Jodha , aku kira kau sedang ke bawah." Tidak ada jawaban dari Jodha. Jalal lalu pergi  keluar kamar.

Jodha yang masih terkejut menunggu beberapa saat sampai di dengarnya Jalal meninggalkan kamar. Ia lalu beranjak dari bath tub dan mengunci kamar mandi ' Hay Rabba, apa yang kulakukan ? Aku telah membentaknya tadi , dia pasti merasa tidak enak..."

Jodha mempercepat mandinya dan memakai gaun tidurnya. Ia sudah keluar dari kamar mandi. Dilihatnya kamar nya yang sepi. Jalal pasti masih diruang kerjanya. Jodha merebahkan dirinya di tempat tidur. Wangi harum dari berbagai jenis bunga ditempat tidur mengisi seluruh paru2nya dan mengalirkan rasa yang hangat di setiap aliran darahnya. Jodha terbayang jalal yang tadi dibentaknya. Jodha ingin meminta maaf. Tapi menyusulnya ke ruang kerja bukan solusi terbaik, mungkin ia sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting . Sambil memikirkan bagaimana caranya meminta maaf, Jodha akhirnya tertidur.

Jodha terbangun ketika jam menunjukan jam 2 malam. Jodha duduk dan melihat sekitar. Jalal tidak ada di kamar ini. Jodha menjadi gelisah, 'apakah dia begitu tersinggung sehingga tidak kembali ke kamar.' Jodha beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Jodha memgingat petunjuk Jalal, ia berbelok ke kanan, dan menghitung pintu yg dilaluinya. Jodha sudah berada di depan pintu kedua  dari kamarnya, ia ragu sesaat, tapi kemudian mulai mengetuk pintunya. Tidak ada jawaban, Jodha memegang handle pintu dan mendorongnya perlahan, suasana tampak gelap diruangan itu. Dinginnya AC mulai menerpa wajah Jodha. Jodha berjalan perlahan ke arah dalam,,, dan mulai memanggil jalal.

" Jal,,,uum Bhaiyaa,,Bhaiy,,,aww,,,." Jodha menjerit menyadari sebuah tangan lekar tapi lembut yang membekap mulutnya,,,,,

Jalal membalikkan tubuh Jodha dan menyalakan lampu.

" Jodha ? Apa yang kau lakukan tengah malam begini ? " Jodha terkejut melihat Jalal yang toples. Jalal menyadarinya dan segera mengenakam piyamanya tadi.
" Aah ,,uum maafkan aku, aku mengambil baju tidur dan mandi diruangan lain tadi ."

"Aku tidak melihatmu di kamar, aku fikir kau marah karena aku membentakmu tadi,,jadi aku,,,umm aku minta maaf karena telah berlaku kasar padamu."

Jalal tertawa dan menegakkan wajah Jodha, ' Ya Tuhan, kau manis sekali dg baju ini Jodha',,,

" Aku yang minta maaf,aku kira kau td dibawah, jadi tanpa fikir panjang aku langsung masuk ke kamar mandi ." Terbayang lagi tubuh Jodha yang tak sengaja dilihatnya tadi. Jalal membalikan tubuhnya sendiri membelakangi  Jodha " Owh umm,, Jodha sebaiknya kau kembali ke kamarmu, aku tidur disini saja." Kata Jalal kemudian.

" Tidak ,,,kau tidur,,,,dikamar saja, aku tidak apa2,,,." Kata Jodha kemudian " aku percaya padamu."

Jalal memandang Jodha sayu. Ia biasa saja tidur sekamar dengan Jodha ketika rasa cinta itu belum hadir , tapi ketika rasa itu hadir, Jalal bahkan tidak nerani menatap Jodha lama2.

" Aku yang tidak percaya pada diriku sendiri Jodha,,aku mohon kembalilah ke kamar, besok kita akan ke Delhi dan perjalanannya pasti sangat melelahkan." Jalal masih mencoba membujuk Jodha.

" Umm baiklah,,,." Jodha segera berbalik. Tapi kemudian Jalal menahan tangannya.

" Bolehkan aku memberikan ciumam selamat malam, Jodha."

" Ohh ya, tentu , tidak masalah,,,," Jalal mendekatkan tubuh Jodha ke dekatnya.

Jalal mencium kening Jodha, Jodha mendongakkan wajahnya melihat bibir Jalal yang menggairahkan, entah mengapa naluri kewanitaannya malah membimbing  wajahnya lebih mendekat ke arah Jalal dan mendaratkan bibirnya perlahan di bibir Jalal,,,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar