Rabu, 04 Maret 2015

*** FF Cinta Tapi Gengsi_Part 5 ***

" Aww...auchh." Jalal terkejut dan menjerit menyadari cairan panas itu merembes menembus pakaiannya. Jalal memandang Jodha dengan marah. Tanpa menunggu lama Jodha segera me lap jas Jalal dg tissue yang ada di mejanya.

" Maafkan aku , sir...aku tidak menyangka anda berada sedekat ini barusan. Sungguh akuu..umm aku minta maaf." Sesal Jodha sambil terus me lap jas Jalal yg saat ini terkena noda kopi. Untung pegawai yang lain sudah pulang satu persatu sehingga di kantor itu tidak lagi banyak orang.

Jalal melepaskan tangan Jodha dari jas-nya. " Sudahlah, aku tahu kau tidak sengaja. Aku kesini tadi hanya ingin mengingatkanmu untuk membuat laporan hasil pertemuan tadi." Jalal mengibas2kan jas nya sambil meringis.

Jodha merasa sangat bersalah. Ia lalu menawarkan bantuan " Kalau anda membuka bajunya sekarang aku akan bergegas ke tempat laundry untuk mencucinya dan mengeringkannya segera."

Jalal malah terkekeh mendengar tawaran Jodha barusan. " Mungkin kau belum tahu Jodha bahwa di hotel ini aku jg menyediakan butik untuk pakaian pria. Jadi tawaranmu tidak begitu berguna . Jangan lupa untuk menyerahkan laporanmu di mejaku , Jodha." Jalal bergegas segera pergi dari sana.

Jodha hanya memandang Jalal yg masuk lagi ke ruangannya. Sesaat Jodha hanya terpaku memandang punggung Jalal yg menjauh sampai benar2 menghilang di balik pintu. Jodha teringat gaun hitam yang sedari tadi digenggamnya. ' owh,,,aku lupa mengucapkan terima kasih padanya' Jodha lalu bergegas menyusul Jalal ke ruangannya.

" Tokk....Tokk.... Jalal baru saja membuka kemejanya ketika pintu diketuk dari luar, reflek ia memakai lagi kemejanya tapi dg kancing yg masih terbuka.

" Masuuk,,," Jodha langsung membuka pintu dan terpana melihat ke arah kemeja Jalal yang agak terbuka, dan menampakan sedikit bodynya yg atletis. " Ya Jodha ada apa ? Jodha ??,,,," Jalal segera menaikan sedikit intonasinya hingga Jodha akhirnya mengerjapkan matanya karena kaget.
Jodha lalu buru2 mengambil lap tangan yang tersampir di wastafel kamar mandi dan membuka lemari es yg ada di ruangan Jalal lalu membungkus es itu dengan lap tangan tadi, dan segera membawanya ke hadapan Jalal. " Sir, anda terkena luka bakar , ibuku pernah memberikan ini padaku ketika tanganku kena air panas, aku mohon letakkanlah kompresan ini di dada anda."

Melihat Jalal yg tak juga bergerak , Jodha akhirnya beranjak mendekati Jalal dan meletakkan kompres itu di dada Jalal. Jodha tak berani melihat langsung mata Jalal, pandangannya hanya tertuju pada kompresannya. Sedangkan Jalal terpana sesaat sebelum akhirnya memgambil kompresan itu dari tangan Jodha. Dan mereka berpegangan tangan lagi.....

***

Jodha cepat2 menutup pintu kamarnya dan bersandar di balik pintu. ' Hay Rabba,,,perasaan apa ini . Mengapa ia begitu mempesona sehingga duniaku serasa berhenti berputar.' Jodha menenangkan jantungnya yg masih berdebar tak karuan. Jalal menyentuh tangannya berkali2 hari ini. Walaupun tanpa sengaja. Tetap saja membuat Jodha sangat bahagia. Jodha melemparkan barang bawaannya ke atas tempat tidur. Dan ikut berbaring disana. Bahkan ia hampir saja lupa mengucapkan terima kasih atas baju2 yg di belikan Jalal tadi. Jodha tersenyum berkali2 sambil memejamkan matanya. Dan iapun tertidur sambil membayangkan Jalal.

Ketukan keras di pintu akhirnya membangunkan Jodha. Dengan malas dibukanya pintu kamar menuju pintu ruang tamu. " Jodha, kau kemana saja,, sudah beberapa kali aku mengetuk pintu dan kau tidak menjawab." Dadisa ( Nenek ) berdiri di depan pintu dg tampang cemas.

" Maafkan aku Dadisa, aku tertidur sejak pulang kerja tadi . Masuklah Dadi, apa yang kau bawa ? kelihatannya harum sekali. Aku lapaaar,,,," Jodha menggandeng Dadisa masuk dan mengambil piring ceper yg dibawa Dadisa tadi.

" Wow Samosa Daging,,,Dadi aku sudah lama sekali tidak memakannya, kau harus mengajarkanku cara membuatnya Dadisa,,,
please...please...hein na." Jodha tak sabar memakannya sambil tetap berbicara dengan mulut penuh itu. Samosa daging yang dibawa Dadisa itu begitu menggugah selera, potongan daging cincang dg bumbu karee yang aromanya tajam menusuk hidung , dibalut dg kulit tipis dari bahan roti chaney, dililit sedemikian rupa sehingga berbentuk segitiga yang digoreng kering dan di cocol dg saos sambal. Hemmh,, Jodha cepat2 mengunyahnya dan tak sabar untuk mengambil satu lagi dari piring yg dipegangnya.

" Haiishh kau ini makanlah dulu, baru bicara, Hayy Rabba ,,,mengapa orang tua mu mempunyai anak gadis yang ceroboh sepertimu, lihat isi samosamu bertaburan dimana2...sudah2 makan saja dulu ." Dadisa mau tak mau tersenyum juga melihat tingkah Jodha. Sudah dua tahun ini mereka bertetangga, kebetulan Dadisa berasal dari kota yg sama dg orang tua Jodha, karenanya Dadisa selalu memperlakukan Jodha seperti cucunya sendiri.

" Aaahh aku kenyang Dadi, lihat perutku langsung gendut ...hahaha." Jodha memakan 4 samosa dari 10 yg dibawakan Dadisa. Jodha meletakkan piring itu dimeja, lalu menggelosor disofa dan meletakkan kepalanya di pangkuan Dadisa....

" Owhh Dadi, hari ini aku senang sekali,,, kau tahu kenapa Dadi ? " Dadi menggelengkan kepalanya sambil mengusap sayang rambut Jodha. Jodha melanjutkan " Ha ( ya ) , karena pangeran tampanku sudah datang dengan kudanya...haha,,, kau tahu Dadi, dia persis seperti pangeran impian dalam dongeng Saheeban dan Mirza, pangeran yang datang menyelamatkan Saheeban dengan mengendarai kudanya,,,,Oooh Dadi , sumpah dia begitu tampan." Jodha memukul2kan tangan dan kakinya ke sofa tanda ia begitu bahagia . Dan Dadisa hanya menggeleng2kan kepalanya lalu meremas gemas hidung Jodha.

" Achaa,,, tapi apa pangeran tampan itu mau denganmu ? Gadis yg bahkan mandi saja harus diingatkan,,, hayyo cepat mandi sana!! Dan berhentilah berhayal,,," Dadisa menepuk2 bokong Jodha menyuruhnya mandi. Dan Jodha hanya menggayut manja diperlakukan seperti itu.

***

Malam hari di kediaman Bella,,,,

Ayah Bella sedang berbincang di ruang tamu dengan Jalal ketika Bella datang sambil menggayut manja di lengan Ibunya. " Nah lihatlah nak Jalal, bagaimana kami akan memdapatkan menantu kalau kelakuan Bella masih saja seperti anak kecil ,,,Bella sebentar lagi kau akan menikah dg Jalal, rubah sedikit sikapmu, nak." Bella berpindah bergayut di lengan Ayahnya.

" Siapa bilang aku akan menikah dengannya Pa,,bukankah papa sendiri yg mengatakan bahwa kuliahku harus selesai dulu,,hemmh,,,,?" Bella memonyongkan sedikit bibir bawahnya ke arah Jalal. Dan Jalal hanya melotot mesra ke arah Bella.

" Nah, kau dengar sendiri kan nak Jalal,,,,haissh. Kalian kan sudah bertunangan selama beberapa bulan ini. Papa ingin kalian cepat2 saja menikah. Papa khawatir, papa tidak akan sempat menggendong cucu, tapiii ,,, kau memang harus selesai kuliah dulu, Bella. Hanya kau satu2nya kebanggan Papa nak,," Ayah Bella mengusap lembut rambut Bella dan Bella merebahkan kepalanya dipundak ayahnya sambil masih sempat memeletkan lidahnya ke arah Jalal. Yang disambut derai tawa orang tua Bella dan senyuman khas Jalal.

***

Mirza tergesa2 turun dari pesawat yang membawanya terbang dari Paris. Ia menghirup udara London yang bersih dan segera berlalu dari sana, tujuannya hanya satu menemui Ibunya dan satu2nya Abangnya di kota London ini.

Tiba2 ia melihat seorang wanita korban penjambretan berteriak dan berlari mengejar penjambret yang melarikan diri menggunakan Rollerblade . Mirza memerintahkan supir Taxi untuk mengejar pelaku yg melintas didepannya, Taxi berputar memasuki gang dan tepat berhenti menghadang pelaku penjambretan yg akhirnya menabrak taxi karena kaget dan tidak dpt menghentikan laju Rollerblade-nya. Mirza meminta tas yg dijambret lelaki itu tadi. Lelaki itu melemparkan tasnya ke arah Mirza dan secepat kilat kembali melaju dg Roller blade-nya.

Jodha yg ternyata korban dari aksi penjambretan itu tiba disana dengan nafas tersengal. Tanpa fikir panjang ia langsung mengarahkan tinjunya ke arah Mirza,,,

TBC,,,,,,,

3 komentar:

  1. Ah jodha salah sasaraN....LaNjuut Lagiii Mbk fatiMah...

    BalasHapus
  2. Lanjuuty mb fatimaahh... Baguuss nian.. Hehehe

    BalasHapus
  3. Lanjuuty mb fatimaahh... Baguuss nian.. Hehehe

    BalasHapus