Selasa, 24 Maret 2015

***FF CINTA TAPI GENGSI_PART 22***

Walaupun siang atau malam postingnya tetep aja kena lempar rakyat hareem kalo isinya bikin GEGANA, Jadi kuputuskan posting saja lah....hahha.

Ga usah protess,,,* evil smirk

***FF CINTA TAPI GENGSI_PART 22***

Bagaimana ,,,
Harus ku jalani,
Bagaimana, Bagaimana lagi
Kan kucurahkan
Perasaan hati ini
Ku ingin kau mengerti

***

Jodha tersenyum pada Moti, tapi terkejut ketika melihat lelaki yang ada disampingnya,,,

" Bhaisa ?? It's you,,,"

Moti tak kalah terkejutnya,,,

" Heii, kalian sudah saling kenal,?"

Jodha dan Surya kelihatan canggung, tapi Surya segera menjawab

" Ooh,, uum,,, kami pernah satu High School sayang, dan aku baru tahu beberapa hari yg lalu kalau kami satu kantor. Jadi dia teman yg kau ingin kenalkan padaku ?, kalau begitu kau dan aku punya teman yg sama...Hai Jodha apa kabar ?" Surya tersenyum ramah pada Jodha. Ia lalu mengulurkan tangannya dan memeluk Jodha.

Jalal memalingkan wajahnya ketika melihat adegan itu. Ada rona tak senang diwajahnya 'siapa lelaki itu, kelihatannya orang yg sangat dikenal Jodha.' Panggilan Dadisa membuyarkan lamunan Jalal, dan berhasil membuat Surya melepaskan pelukannya pada Jodha, mereka bertiga berpaling pada Dadisa.

" Heii, kalian,,, Jodha, Moti cepatlah kemari. "

Moti segera menggandeng tangan Surya. Sedangkan Jodha mau tak mau mengikuti mereka dari belakang. ' Apa yang dilakukan Pak Presdir disini,, aah apa ug harus aku lakukan.' Jodha berusaha untuk tidak memandang Jalal dan ingin pergi berlari saja dari sana. Tapi ketika sampai dihadapan Dadisa Jodha tak mampu berkutik.

" Hayy Rabba, lama sekali aku tidak bertemu dengan kalian." Dadisa memeluk Moti dan Jodha lalu memandang Surya " hemmh dan siapa pemuda yg tampan ini, salah satu dari kalian pasti pacarnya."

Moti tersenyum malu dan segera memperkenalkan surya sebagai tunangannya. Lalu mereka berbasa-basi sebentar. Diantara waktu itu, Jalal hanya memandang Jodha. Berjuta kerinduan yang dipendamnya selama ini terobati sudah dengan hanya memandang Jodha. Gaun merah pendeknya dan rambutnya yang  pendek menambah penampilan Jodha semakin bersahaja. Jodha bukannya tidak tahu Jalal memandangnya begitu intens. Jalal begitu terpana pada Jodha. Tapi lagi2 teguran Dadisa membuyarkan lamunan Jalal.

" Nah , kalian mengobrolah, Nak Jalal sudah menunggumu dari tadi Jodha. Iya kan Nak Jalal ?"

Jodha berpaling pada Jalal, dan Jalal terkejut lalu  mengiyakan perkataan Dadisa. Mereka bertiga lalu duduk di meja Jalal. Moti mengajak Surya duduk di sebelahnya. Dan karena tempat duduk yg tersisa hanya ada di sebelah Jalal, maka Jodha akhirnya berputar dan duduk disana. Jalal beranjak dan memberikan jalan pada Jodha untuk duduk disebelahnya. Suasana sedikit tegang , tapi Moti yang paling netral perasaannya saat ini, berusaha memecahkan kebisuan mereka.

" Owhh, Jodha kau jahat sekali ,,,kau mau membuat kejutan yah dengan memperkenalkan pacarmu juga malam ini wow,,,aku senang sekali, iya kan sayang ?" Moti tersenyum ke arah Surya dan Jalal. Jodha jadi salah tingkah dan baru akan menjawab

" Ohh Moti sebenarnya,,,"

" Hai,,, aku Jalaluddin Mohammad Akbar, Jodha's to be husband, nice to meet both of you." Jalal segera menyalami Moti dan Surya dengan sikap gentle-nya. Jodha terperangah dg jawaban Jalal, dan melebarkan kedua bola matanya ke arah Jalal tapi kemudian terpaksa tersenyum pada Moti dan Surya.

Surya menyambut tangan Jalal dengan hangat ,terlihat rona kecewa di wajahnya tapi ia pun akhirnya tersenyum.

" Well, Mr. Jalal, aku sering mendengar tentang anda. Pemilik Hotel King yang merajai separuh bisnis perhotelan di Eropa ini, Wow dunia menjadi sangat 'kecil' ketika aku bisa bertemu denganmu di cafe 'kecil' ini." Surya menekankan kata kecil, karena memang ia merasa surprise dg Jalal yang notabene pemilik " kerajaan" bisnis perhotelan itu mau datang ke cafe seorang imigran India yg jauh dari kesan mewah.

" Aku senang berada di tempat yg 'kecil' karena tempat yg kecil memberikan kehangatan yang lebih besar, Mr. Singh." Jalal mendengar ketika Moti memperkenalkannya pada Dadisa tadi.

Suasana kembali tegang karena percakapan Surya dan Jalal barusan. Moti lagi2 mengambil inisiatif dengan mulai memesan makanan dan minuman.

" Kau mau memesan apa sayang ? " kata Moti pada Surya.

" Seperti biasa saja sayang, kau kan tahu kesukaanku ? " Surya melirik Jodha dan tersenyum pada Jalal.

" Fresh diet cola without ice again ?" Moti bertanya pada Surya memastikan. Jodha dan Jalal tampak berpaling menyembunyikan wajahnya masing2 yang mulai merona. Ingatan mereka kembali lagi pada 'COLA KISS' mereka waktu itu.

" Baiklah , kita pesan 1 pitcher diet cola dingin saja ya ? Bagaimana ?" Moti meminta persetujuan Jalal dan Jodha.

" Aku orange juice saja Moti, sepertinya perutku sedang tidak karuan akhir2 ini."
Jodha menyela. Jalal menambahkan

" aku lemon lime saja."

Moti segera memanggil waiter dan memberikan pesanannya. Ia juga memesan kebab dan martabak india. Lalu salad sebagai appetizer-nya.

Di waktu menunggu itu mereka kembali mengobrol.

" Ha,,,Jodha, kau berhutang cerita padaku, bagaimana kau bertemu dg Mr. Presdir kita ini,,hemmh. Kau tidak pernah bercerita padaku kalau kau juga akan menikah ?" Moti mencecar Jodha dengan pertanyaan2 yang membuat Jodha bertambah pusing. Perutnya seperti digerayangi jutaan kupu2 yg membuat dirinya bergidik menahan geli' next to be husband' apa yg ada dipikiran orang arogan satu ini' Jodha melirik Jalal meminta jawaban. Dan lagi2 Jalal yg menjadi 'juru bicara ' untuk Jodha.

" Kami bertemu secara kebetulan, kemudian jatuh cinta dan memutuskan serius menjalani hubungan ini. Jodha wanita yg sangat 'energik' dan periang, aku jatuh cinta dengan pesonanya. Bagiku tak ada hari yang bisa kulewatkan tanpa kehadirannya. Thats it , so simple. " Jalal melirk mesra Jodha dan meraih tangannya menggenggam dan memainkannya di atas meja ketika berbicara itu, dan Jodha hanya bisa membiarkannya tanpa mampu menolaknya. Jalal tersenyum melanjutkan, kali ini ia memandang Surya yg sepertinya terbakar cemburu dg sikap Jalal barusan.'Tapi untuk apa ' fikir Jalal curiga " Lalu bagaimana dengan kisah cinta kalian, Mr. Singh."

Surya gelagapan, dan mencoba bersikap mesra jg pada Moti dg mendekatkan tubuhnya merapat ke arah Moti.

" Ooh, terus terang kami dijodohkan dan sudah bertunangan. Saat ini kami hanya menunggu waktu yg tepat saja untuk menikah, begitu kan sayang ? " Surya menoleh pada Moti, yang ditoleh tersenyum malu2 sambil menyembunyikan semburat merah dipipinya.

" Aku ikut bahagia untukmu, Moti,,,sungguh . Kau benar2 beruntung. Selamat ya,,,." Jodha bersungguh2 dg ucapannya, karena Moti memang benar2 beruntung mendapatkan Surya. Tapi bagi Jalal jelas ucapan Jodha barusan adalah bentuk ucapan pujian untuk lelaki yg sedang tersenyum juga di depannya kini. Seperti ada persaingan terselubung diantara keduanya, kini mereka malah saling berpandangan dengan sinis.

'Kencan Ganda'  mereka berakhir. Jodha yang terpaksa  masih berpegangan tangan dengan Jalal, mengantar Moti dan Surya ke mobil. Mereka melakukan kissbye tanda perpisahan. Dan begitu mobil hilang dibalik tikungan, Jodha segera menghempaskan tangan Jalal.

" Next to be husband ? Apa maksudmu ? kau sudah sangat merendahkanku Tn. Jalaluddin, kau pikir siapa dirimu ?" Jodha pergi dengan marah. Jalal menyusulnya. Jodha semakin mempercepat langkahnya. Jalal menjajarinya tepat dibelakang Jodha. Jodha membuka sepatu hak tingginya dan menjinjingnya ditangan lalu secepat kilat berlari dari sana. Tapi Jalal bukan tandingan Jodha. Setiap hari melakukan Jogging sudah cukup untuk ia menjajari langkah Jodha kini. Jodha berhenti

" Apa maumu, bukankah kau bilang kau tak sudi lagi melihat wajahku, pergi sana !!" Jodha kembali berbalik, tapi sebelum itu Jalal meraih tangannya dan memutar tubuh Jodha tepat menghadapannya.

" Next to be husband adalah do'aku, bahwa kau ,,,akan benar2 jadi istriku di masa yang akan datang. Mengapa tidak ? Aku masih punya kesempatan itu kan Jodha, i'm free and you're single,,tidak ada yg bisa menghalangi kita. Satu2nya penghalang adalah egoku dan egomu. Tapi aku sudah minta maaf dan mengakui aku mencintaimu. Jadi aku mohon ,,,jangan terus berlari dariku seperti ini Jodha, I 'm in love with you,,,." Jalal sudah akan mencium bibir Jodha yang semakin menggairahkan sejak terakhir kali disentuhnya itu. Tapi tangan Jodha menghalangi bibirnya melekat di bibir Jodha. Jalal menahan gerakannya.

" Kalau kau sudah cukup berbicara aku mau pergi!!"

Jalal meregangkan pegangan tangannya pada Jodha lalu melepaskannya.

" Kau menantangku Jodha. Aku pasti akan memenangkan hatimu." Nada Suara Jalal pelan dan mengancam.

" Ohh ya,,, ? Terserah kau,,,,!!"

Jodha memakai sepatunya kembali dan mulai berjalan menuju arah pulang ke rusunnya. Jalal masih mengikutinya dari belakang.

" Kau tahu Jodha, sikapmu yg seperti itu, membuatku lebih tertantang mendapatkanmu."

" Coba saja, aku tak perduli..."

Keduanya tiba2 berhenti ketika melihat Mirza yang bersandar diluar mobilnya dan berdiri menunggu Jodha di depan rusunnya.....

TBC ahh,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar