Selasa, 17 Maret 2015

***FF CINTA TAPI GENGSI_PART 16***

Seperti biasa Jodha mengajak Mirza ke cafe Dadisa. Tapi kali ini ada Jalal, Jodha jadi jengah sendiri. Walaupun mereka pernah terjebak berkali2 dalam insiden yg membuat keduanya'dekat', tetap saja kebersamaan mereka malam itu membuat keduanya sama2 canggung. Seperti ketika masuk ke mobil Jalal tadi. Mirza sudah membukakan pintu agar Jodha duduk di depan disebelah Jalal yang akan menyetir sendiri mobilnya. Tapi Jodha menolak dan meminta Mirza saja yg duduk di depan. Ketika akhirnya Jalal yang ingin duduk di belakang dan menyuruh Mirza yg menyetir , Jodha memilih duduk di bangku depan. Mirza heran sendiri dengan kelakuan mereka. Di Cafe Dadisa,,, Bhagwant senang sekali menerima kehadiran Jodha dan teman2nya malam itu. Mirza sudah sangat kenal dg bhagwant dan keluarganya, karena diperkenalkan oleh Jodha. Sedangkan Jalal terlihat kaku karena ini baru kali pertama ia memasuki Cafe Dadisa. Dadisa baru saja keluar dari dapur cafe ketika melihat Jodha bersama 2 orang laki2. Ia langsung menghampiri Jodha dan memukul bokong Jodha berkali2. " Anak nakal,,, mengapa jam segini masih keluyuran, beberapa bulan ini Dadi lihat kau sering tidak tidur di rumah, kemana saja kau ? " " Aww,,, Dadi,,, sakit,, aww, aku kan bukan anak kecil lagi Dadi ." Jodha mengusap bokongnya dan berusaha menghindar dari pukulan Dadisa. Mirza hanya tertawa karena dadisa pasti hanya main2. Tapi Jalal tidak tega melihat Jodha diperlakukan seperti itu. Jalal lalu berkata, " Tidak Dadi , jangan salah faham, Jodha bekerja denganku, kadang2 sampai larut malam. Maafkan aku seharusnya aku yg kena hukumanmu,,," Jalal berusaha membela Jodha, Mirza tertegun. " Ooh, jadi kau yah Boss nya Jodha yg selalu membuatnya lembur, kau harus kena pukulanku juga anak muda." Dadisa lalu berbalik ke arah Jalal dan baru akan memulai memukulnya juga, tapi Jodha cepat2 menahan tangan Dadisa. " Dadi,,,Dadi , no,,no,,please Dadi ?" Dan mereka semua tertawa kecuali Jalal dan Jodha. Jodha melirik ke arah Jalal dengan sinis, ' tidak usah melakukan hal seperti itu pun dadisa pasti akan percaya padaku? Kau fikir siapa dirimu.' Jodha menarik tangannya dan segera pergi dari sana dengan kesal. Mirza melihat itu. Mirza menyusul Jodha,,, Mereka ada di bagian belakang dapur Dadisa saat ini, Jodha merasa kesal entah mengapa. Dua bulan ini ia berusaha menekan perasaannya pada Jalal, ia tak mau melukai Bella, terlebih lagi melukai dirinya sendiri, memberi harapan padahal ia tahu itu tak kan mungkin terjadi. Memiliki Jalal adalah seperti pungguk merindukan bulan. Mirza melihat Jodha melamun sendirian. Ia mulai merasa sesuatu terjadi antara Jodha dan Jalal, tapi ia tak berani menduga2. Ia meraih pundak Jodha dan membalikannya. " Heii,, bukankah seharusnya kita bersenang2 malam ini. Kenapa ? sakit sekalikah dipukul Dadisa tadi,,, cup,,,cup sini aku usap,," kata Mirza pura2 akan memegang bokong Jodha, dan Jodha segera menepisnya , ia tahu Mirza hanya bercanda, mereka berdua akhirnya tertawa. Dengan bujukan Mirza Jodha akhirnya mau di ajak kembali ke dalam cafe. Dadisa , Jalal dan Bhagwant malah sedang mengobrol asik sekali di sebuah meja. Kelihatannya ada yg di ceritakan Dadisa yg membuat mereka terbahak2. " Nah, orangnya sudah datang Pak Presdir anda bisa menanyakannya sendiri." Kata Dadisa. Jodha heran dan segera bertanya. " Menanyakan apa ? " Mereka kembali tertawa terbahak2, Bhagwant akhirnya buka suara. " Dadisa mengatakan pada Pak Presdir bahwa saking cerobohnya dirimu, kau pernah sampai terkencing2 di celana waktu kita ke mall merayakan Holi tahun lalu,,,haha." Wajah Jodha langsung merah menahan malu, ia lalu cemberut dan marah sekali pada Dadisa. " Dadiii, mengapa kau menceritakan kejadian itu, Dadi jahat sekali." Semua yg disana langsung berhenti tertawa, Jodha benar2 marah. Tapi Dadisa punya cara jitu meredakan amarah Jodha,," Sudaaah, itu kan cuma buat lucu2an, aku sudah menceritakannya pada Pak Presdir mengapa kau sampai seperti itu." Jodja benci sekali kejadian itu. Suatu ketika ia sedang antri di sebuah toilet di mall , karena ramai sekali orang yang mengantri Jodha sudah tidak tahan lagi, dan karena memakai jumpsuit yang sulit dibuka Jodha akhirnya kencing di celana. Untung ia juga pergi bersama Moti yang langsung membelikannya pakaian dan underware. Sejak itu Jodha kapok memakai pakaian model jumpsuit. Tidak sampai disitu , ketika ia sudah selesai ganti baju, Jodha menolong seorang anak yg kehilangan ibunya. Karena panik anak umur 3 tahun yg digendong Jodha kencing dipangkuannya. Dan walaupun Ibunya sudah berkali2 minta maaf, Jodha tetap saja kesal dengan kejadian itu. Dua kali dalam sehari ia kena sial dg insiden itu, hingga ia menganggap kejadian itu adalah kejadian yg paling menyebalkan seumur hidupnya. Dan Dadisa menceritakannya pada Pak Presdir saat ini adalah yg membuatnya sangat marah . Dadisa sudah minta maaf dan akhirnya berlalu dari sana. Begitu juga Bagwant. Jodha menjadi kian salah tingkah , tapi Mirza berusaha mencairkan suasana. " Hai sudahlah, katanya kita mau bersenang2 malam ini. Bagaimana kalau kau menyanyi saja , Jodha. Pak Presdir belum tahu kalau kau mempunyai bakat terpendam, ayo sana." " Tidak , Mirza, aku sedang tidak mood,," Jodha memainkan ujung sepatunya , " Baiklah kalau begitu aku saja yg akan menyanyi,,,kalian harus memberikan aku tip yg banyak yah." Mirza maju ke panggung dan menyanyikan sebuah lagu. Liriknya sangat lucu , sehingga membuat yang hadir disana tertawa. Tak terkecuali Jodha dan Jalal. Dari kejauhan Mirza memperhatikan Jodha dan Jalal, sepertinya ada sesuatu diantara mereka . 'Apakah Jodha menyukai kakakku, dan apakah kakakku menyukai Jodha ? Biasanya Jalal adalah orang yg sangat pintar bergaul apalagi menangani seorang wanita , mengapa malam ini ia terlihat sangat kaku di depan Jodha. Hemmh,,,kalian pasti menyembunyikan sesuatu.' Mirza selesai bernyanyi dan kembali ke meja nya. Setelah mereka makan dan minum, mereka bertiga lalu bergegas untuk pulang. Mirza menjawab telfon dari seseorang. " Owh, maaf Pak Presdir , Ibuku meminta aku menjemputnya di Bandara, sudah malam sekali dan ia tidak berani naik kendaraan umum ." Kata Mirza berbohong. Ia lalu melanjutkan "Kelihatannya anda yang harus mengantarkan Jodha pulang, Sir. Rumahnya dekat dari sini. Kalian tinggal berjalan saja. Ya kan , Jodha ? Sorry aku tak bisa mengantarkanmu pulang." Jalal melotot ke arah Mirza tak mengerti, tapi Mirza hanya mengedipkan sebelah matanya. Jodha segera menyahut " Tidak apa2 aku pulang sendiri saja." " Tentu saja aku akan mengantarmu , Jodha." Jalal menjawab cepat . Ia melemparkan kunci mobilnya pada Mirza dan berkata " Bawalah mobilku, kau pasti memerlukannya." Mirza menerima kunci mobil Jalal " Thanks Pak Presdir." Mirza berpaling pada Jodha "I'll see you Monday , Jodha and have a nice weekend." Jodha hanya mengangguk. Mirza segera beranjak dari sana. Kini hanya tinggal Jodha dan Jalal , mereka lalu berjalan menyusuri jalan raya yang mulai agak sepi. Awalnya mereka canggung dan saling diam. Hujan yang mulai rintik2 memaksa Jodha dan Jalal berlari2 kecil, lalu ketika hujan itu akhirnya menjadi besar Jalal segera menggandeng tangan Jodha untuk berlari lebih cepat. Mereka akhirnya berteduh di sebuah gajebo di sebuah taman yg menghadap ke jalan. Jalal mengibas2kan jas nya. Untung hujannya belum terlalu deras sehingga pakaian Jodha dan Jalal tidak terlalu basah . Mereka lalu duduk bersebelahan di bangku itu. " Mungkin kau akan telat sekali pulang Jodha, kau mau aku memanggilkan taxi." " Ooh tidak usah , Pak Presdir ,,, aku akan menunggu hujan reda saja." Mereka kembali terdiam. Memperhatikan hujan yang turun cukup deras. # Mohabbat barsa dena tu, sawan aaya hai...lp ( Kau hujani aku dengan cinta saat musim hujan telah tiba ) Jalal berpaling memandang Jodha. # Tere aur mere milne ka, mausam aaya hai... ( Musim bagi kita untuk bertemu telah tiba ) Jodha melirik Jalal dan Jalal memalingkan wajahnya ke depan. # Sabse chhupa ke tujhe seene se lagaana hai....( Aku ingin menyembunyikanmu dari semua orang dan memelukmu ). Jodha memandang Jalal lama. # Itna pyar kisi pe, pehli baar aaya hai...( Untuk pertama kalinya aku merasa sangat mencintai seseorang ) Jalal berpaling merasa dirinya diperhatikan Jodha. # Kyun ek pal ki bhi judaai sahi jaaye na... ( Mengapa aku tidak bisa menanggung perpisahan bahkan untuk sesaat )0 Jodha menunduk dan memainkan jari dipangkuannya. Lama sekali ia seperti itu. Kilasan kebersamaannya dengan jalal tampak berkelebat didepan mata. Kitni raat guzaari hai, tere intezar mein... ( Aku sudah menghabiskan begitu banyak malam untuk menunggumu ) # Lama Jalal memandang Jodha dan merasakan getaran halus di dadanya. Entah siapa yang memulai lebih dulu, mereka kini sudah duduk berdekatan. # Bheege bheege tere lab, mujhko kuch kehtqe hain....( Bibir basahmu ingin mengatakan sesuatu kepadaku ) Jalal memandang bibir basah Jodha. Ada sesuatu yang menggerakkannya untuk mendekati bibir itu. Roko na ab khudko yun sun lo dil ki baatko...( Jangan hentikan dirimu,dengarlah apa kata hatimu ) Dhal jane do shaam aur aa jaane do raat ko...( Biarkan senja larut dan biarkan malam tiba ) Jodha memandang wajah Jalal di sampingnya. Wajah Jalal kian mendekat , sebelah tangannya meraih wajah Jodha dan membelai rambutnya. Terbayang lagi cola kiss mereka waktu itu. Jalal tersenyum dan memastikan Jodha bahwa ia ingin menciumnya dengan pandangan mata nya yang sayu. Jodha memejamkan matanya. Mereka sudah semakin dekat. Jalal teringat pada Mirza ia menarik bibirnya dan hanya menempelkan keningnya dikening Jodha. 'Tidak,,,Tidak lagi,,,,' batin Jalal. " Maafkan aku Jodha, seandainya aku belum bertunangan, aku pasti akan memilihmu.",,,,,,,, Flashback End TBC dulu ahh,,,, #Hiks patah hati deh Jodha,, #Mak Sari Zai Ahmad makasih lagunyaa,,,

2 komentar:

  1. mbak...itu kok tiba2 flashback end.......
    lha flashback awalnya mana

    BalasHapus
  2. Ky nya flashback nya dmulai d episode pertama bunda sari, waktu jodha nya galau,, betul ga mba fat :) ...
    dah ga sabar bngt bc lanjutannya mba,, dtunggu sgera y,, makasih ;)

    BalasHapus