Minggu, 08 Maret 2015

*** FF Cinta Tapi Gengsi_Part 8 ***

Jalal mengangkat ponselnya dan berdiri lalu menjauh dari Jodha.

" Ya Bella ? " Jalal diam sesaat. Lalu melanjutkan menjawab." Aku kan sudah bilang aku yg akan memberikanmu kejutan malam ini , jadi sabar saja dan tunggu telfonku yah , aku ada satu urusan lagi yg harus kuselesaikan. Ok, bye." Jalal menutup telfonnya. Jalal berjalan kembali ke tempat Jodha duduk. " Aku akan menemui senator itu di restoran sebelah. Kau pulanglah. Kalau kau butuh istirahat , kau boleh mengambil cuti kalau kau mau. Tinggalkan saja pekerjaanmu untuk besok pada yang lain. "

Jalal meninggalkan kunci kamarnya kepada Jodha, dan Jodha mengucapkan terima kasih. Jodha kembali ke kantor dan membenahi barang2nya. Dimatikannya layar komputer dan menulis pesan untuk Saleema besok. Jodha berniat menerima tawaran Jalal untuk cuti. Jodha melihat lagi memo-nya dan segera menempelkannya di meja Saleema. Tiba2 Jodha teringat sesuatu ' Ya Tuhan , tiket Pak Presdir tadi..ia lupa memberikannya. Jodha segera membuka situs sebuah website , memenuhi segala persyaratan pembayaran lalu mulai mencetak tiket konsernya pada sebuah mesin printer. Jodha cepat2 turun menggunakan lift ke lantai bawah. Ia sudah mengirimkan pesan pada Jalal agar menunggunya sementara ia membawakan tiketnya. Jodha tiba di depan restoran tempat Jalal bertemu dengan Kliennya. Sejurus kemudiam dilihatnya Jalal yang berjalan menuju ke arahnya.

" Aku menelfonmu tadi untuk memberitahukan bahwa kau tidak perlu mengantar tiketnya. Bella ada urusan mendadak dan ia membatalkan untuk bertemu denganku. "

" Owh , maaf Pak Presdir aku tidak mendengar panggilan anda. " Jodha memandang tiket ditangannya dan merasa menyesal, sayang sekali. Padahal penyanyi di konser itu adalah penyanyi favorit Jodha juga. Ia akhirnya memberikan tiket itu pada Jalal. Jalal mengambilnya dan bersiap membuangnya ke tempat sampah. Tapi Jodha cepat2 menghentikannya.

" Owh , Sir,, kalau kau ingin membuangnya, bolehkah aku saja yang memintanya ? "

" Kau? Kau mau nonton konser ini ?" Jalal mengacungkan kedua tiketnya.

" Ya tentu saja, sayang kalau dibuang itupun kalau anda tidak keberatan. " Jodha sambil menggaruk alisnya.

" Baiklah kenapa tidak, ayo kita pergi bersama? " Kata Jalal kemudian.

" Ooh ...uum anda ikut juga ? " selidik Jodha.

" Tentu saja, memang kau mau mengajak siapa untuk tiket yg satunya ?" Jalal memandang lama kearah Jodha, lalu mengajaknya segera pergi dari sana.

Untuk sampai ke tempat konser itu, hanya memerlukan waktu setengah jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Jalal mengendarai sendiri mobilnya. Mereka masuk setelah melakukan checking tiket dan mencari 'seat' dalam barisan VVIP. Jodha duduk di sisi kanan Jalal. Tak dirasakanya lagi nyeri akibat memar dipipinya tadi. Jalal senang melihat Jodha menikmati konser itu. Sesekali dilihatnya Jodha yg ikut menyanyikan syair lagu yang dinyanyikan oleh penyanyinya. Jam 11 malam konser berakhir. Jalal dan Jodha segera keluar menuju bagian depan gedung.

Setelah diluar Jodha mengajak Jalal untuk membelikannya es krim sebentar sebagai tanda terima kasih. Awalnya Jalal menolak, tapi Jodha berhasil membujuk Jalal. Dan ikut bersama Jodha untuk dibelikan es krim. Mereka lalu duduk dibangku taman yang ada disana. Taman yang tidak terlalu luas, dibeberapa bagiannya terdapat gazebo2 tempat pejalan kaki duduk atau sekedar berteduh. Sir Thomas Boulevard yang terkenal dengan pemandangan salah satu sisinya yang menghadap ke menara bigben dan satunya lagi ke arah sungai di kota London. Dan disanalah kini Jodha dan Jalal sedang menghabiskan es krim mereka.

" Bagaimana lukamu ?" Jalal memperhatikan luka memar.

" Ooh ,, iya ,, aku bahkan tidak merasakan nyeri lagi  , mungkin hanya bekas memarnya saja yg menggangu. Terima kasih untuk hari ini , Sir. Anda sudah begitu baik pada karyawan seperti saya."

Jalal menoleh ke arah Jodha sambil menghabiskan sisa es krim nya . " Kalau kau berfikir aku juga sering pergi kencan dengan karyawan wanita yang lain, maka kau salah besar Nona Jodha.. Sesungguhnya baru kau lah orang pertama yang mengajakku keluar seperti ini . "

" Aku yg mengajakmu ? , bukankah ini ide anda tadi untuk ikut, sementara tiket ini sudah akan anda buang tadi ? " Jodha merengut menghentikan jilatan pada es krim nya.

Dan Jalal tertawa lucu melihat tingkah Jodha, seperti gadis remaja yg marah pada pacarnya. Mendengar tawa Jalal yang renyah, mau tak mau Jodha jadi ikut tertawa juga. 'Sepertinya Pak Presdir bukanlah orang yang arogan dan kaku, dia bisa sangat santai dan humoris juga, hanya saja mungkin ia menjaga image-nya ketika di kantor. ' Jodha memandang Jalal tak berkedip, betapa ingin ia berlama2 melihat tawa Jalal seperti ini,,,,,,

***

Rapat penting hari ini berakhir dengan presentasi yg menakjubkan dari manager bidang pemasaran dan keuangan di King's Hotel milik Jalal. Angka pertambahan jumlah kunjungan tamu hotel dan zero complain serta grafik angka kenaikan profit King's Hotel membuat Jalal sumringah. Sementata Mirza di ujung meja berteriak ' Yes' pada dirinya sendiri. Akhirnya Mirza bisa bebas dari segala 'penderitaannya' sejak rapat ini dimulai pagi tadi. Ia sudah akan berlari keluar menuju pintu yg mengarah langsung ke tempat parkir, kalau saja Jalal tidak berteriak menahannya.

" Heii, mo kemana kau, aku belum selesai denganmu,,,,," Mirza dengan wajah memelas ,,,,,

" Kakaaaakk,,,,,apalagi siiiih ?" Berjalan ke arah Jalal dengan lemas.

"Kita makan siang dulu di bawah, aku sudah menyuruh orang menyiapkannya. Sebentar saja, ada yg harus kubicarakan denganmu." Jalal berjalan ke luar ruangan mendahului Mirza.

Ruangan rapat itu berada diujung koridor kantor Jalal, untuk mencapai lift mereka melewati ruangan tempat para staff Jalal. Baru saja ia memerintahkan Saleema untuk mengerjakan sesuatu ketika terdengar teriakan Mirza dari belakangnya.

" Haiii, kau Jodha kan ?, gadis yang meninjuku tempo hari ?, Ooh jadi kau bekerja disini yaa,,,,??? Wow,,,,"

Jalal reflek melihat ke arah Jodha, Jodha segera berdiri dan memegang tangan Mirza lalu menariknya agak mendekat ke mejanya sehingga sedikit menghalangi pandangan Jalal.

" Shhhttt,,, apa yg kau lakukan disini ? Ya Tuhan, begitu keraskah usahamu menagih janji untuk ditraktir es krim hingga mencariku ke sini ? Darimana kau tahu aku bekerja di sini ? Hadduh gawat,,,ayo cepat keluarr, jangan sampai kau terlihat oleh Pak Presdir,,,," Jodha lalu mendorong Mirza keluar.

Jalal yang melihat itu segera menghentikan Jodha,,, " Apa yang kau lakukan Nona Jodha ? " Jodha berbalik ke arah Jalal seolah mencoba menutupi Mirza dg tubuhnya, tapi tentu saja tak berhasil karena tubuh jangkung Mirza melebihi dirinya.

" Ohh, tidak ada apa2 Pak Presdir, ia hanya tukang pengantar Pizza, Aku akan segera membawanya keluar." Selama percakapan berlangsung Mirza membuat gerakan melambaikan kedua tangannya memberikan tanda pada Kakaknya agar tetap diam dan tidak memberitahukan siapa dirinya.

Jodha segera berbalik menggamit tangan Mirza keluar pintu dan menyuruhnya pergi. Lalu kembali lagi kemejanya sambil tak lupa memberikan senyum termanisnya pada Jalal. Jalal hanya melengos dan berlalu dari sana.

Didepan lift Jalal melihat Mirza yang masih tersenyum menahan tawa.

" Kau mengenalnya,,,?"

Mirza akhirnya tertawa " Hahaha,,,aku baru mengenalnya Kak. Kelihatannya ia gadis yang sangat lucu dan menarik."

" Benarkah ??,,, Jangan main2,,,kau belum tahu siapa dia." Pintu lift terbuka Jalal dan Mirza segera memasuki lift.

***

Hameeda , Jalal , Mirza dan Bella sedang makan malam dirumah Jalal. Bella senang sekali bertemu dg Mirza. Sebaliknya Mirza terlihat lebih murung dari biasanya. Hameeda memperhatikannya' Apakah lukamu belum sembuh , Nak. Ya Tuhan andai saja aku mampu menggantikan kebahagiaanmu dengan apapun didunia ini, yang dapat menggantikam perasaanmu pada Bella.' Bella berteman dari kecil dg Jalal dan Mirza. Usia Bella dan Mirza memang seumuran , karenanya mereka berdua selalu cocok dalam hal apapun. Sedangkan Jalal dengan kepribadiannya yang agak pendiam malah membuat Bella jatuh hati pada Jalal ketika mereka beranjak dewasa. Mereka selalu bertiga sejak kecil. Tapi Mirza rupanya diam2 juga memendam rasa cinta pada Bella . Dan Hameeda baru mengetahuinya sesaat sebelum acara pertunangan Jalal dan Bella berlangsung beberapa bulan yang lalu. Mirza meminta Ibunya agar tidak memberitahukan ini pada Jalal, Mirza membuat Ibunya bersumpah atas dirinya. Bahkan ketika Mirza keluar dari rumah beberapa bulan yang lalu dan mengatakan pada Ibunya bahwa ia perlu waktu menata hatinya dg menjauhkan diri dari mereka berdua , Hameeda tetap mengunci mulutnya dari Jalal.

" Mirza,,kelihatannya kau sangat lelah nak, kau belum lama kembali. Beristirahatlah lebih dulu."

" Eehm, ya Ma,, maaf aku permisi dulu, aku keluar sebentar Ma, menemui teman2ku. Sudah lama kami tak bertemu." Mirza segera menuju ke mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Bella dan Jalal hanya berpandangan tak mengerti.

***

Mirza menemui Maansingh di sebuah Cafe di pinggiran stasiun dekat sebuah sungai di kota London.

" Haii Bro , sudah lama tak melihatmu, apa kabar ? " Maansingh menyalami Mirza dan menyuruhnya duduk.

" Ya, aku baik2 saja, thanks. Yo know what, Bro,,,aku ingin sekali minum bir malam ini, kau temani aku bro,,,.

" Maansingh memesan 2 botol bir, dan mereka minum bersama. Mirza menghabiskan bir nya dan memesan lagi. Mansingh menghentikannya.

" Heii , bro,,kau tak pernah minum2 untuk mabuk2an, sudah berhentilah." Mirza menepis tangan Maansingh dan meminum bir dari botol selanjutnya,,,

" Bukankah kau sudah berjanji akan menemaniku,,,, "

" Ya tapi bukan seperti ini,,,"

" Aah kau tidak asiiik,,," Mirza meneguk kembali bir nya.

Karena sudah semakin mabuk Maansingh membawa Mirza untuk pulang, sekali lagi Mirza menolak . Hampir saja terjadi perkelahian antara kedua sahabat itu. Ketika seseorang melerainya, Mirza malah menonjok orang itu dengan sekuat tenaga. Sebelum terjadi hal yang lebih parah Mirza malah sudah ambruk kemudian tertidur di meja . Maansingh berinisiatif membawanya pulang.

Kepada Mansingh, Hameeda mengucapkan terima kasih. Setelah merebahkan Mirza di tempat tidur Mansingh pamit pulang pada Hameeda. Dipintu depan ia bertemu dengan Jalal yang baru saja kembali dari mengantarkan Bella. Maansingh menceritakan kembali apa yg terjadi pada Mirza.

'Tidak biasanya Mirza mabuk begitu, apa yang terjadi' Jalal menemui Hameeda di kamar Mirza,,,,

TBC,,,,,,,,,

4 komentar:

  1. SeMoga jalal tahu kalau Mirza suka saMa bell...trus pertuNaNgaNNya di putus daN suka saMa jodha...

    BalasHapus
  2. aku perna lihat film korea mirip ini tp judulnya lupa hehe. menarik kok mbk :D

    BalasHapus
  3. Erika ,,,ooh nive hah..heheh

    lisa drakor judulnya lie to me...heheh..ide veritanya sama tp alurmya ku buat agak beda.tq sist.

    BalasHapus