Sabtu, 28 Maret 2015

***FF CINYA TAPI GENGSI_PART 26***

* FF CTG PART 26 *

##Ini sekalian lanjutannya yg disunting ya sayang2kuuuuhhh..udahan hari ini yaaah...tepaaaar maaak.

Jalal berfikir keras dengan tawaran pernikahan dari Jodha. Benarkah harus seperti ini ia menikahi Jodha. Bagaimana ia harus mengatakannya pada Hameeda. Di satu sisi Jalal senang karena bisa semakin dekat dengan Jodha. Tapi disisi lain hatinya berontak. Menimbang2 baik dan buruknya, sepertinya hal itu tidak ada salahnya.

Sesampainya di rumah, Jalal tidak langsung tidur. Setelah membersihkan dirinya Jalal masih berlama2 ditempat tidur. Diambilnya ponselnya dan men-dial nomor seseorang.

" Ya , Hallo ? " Terdengar suara Jodha di telfon .

" Uum,,, kau belum tidur ?"

" Belum, aku biasa tidur diatas jam 12 malam,," Kata Jodha berbohong. Padahal malam ini ia juga gelisah memikirkan cara yang tepat agar ia bisa menghindari Suryaban.

"Kau ,,,,sungguh2 dg penawaranmu Jodha? " Jalal memastikan.

Jodha diam sebentar. Kelihatannya saat ini hanya itu satu2nya cara agar ia dpt menghindari Surya dan agar Surya tidak meninggalkan Moti.

" Ya, aku bersungguh2. Aku mohon, kau pernah berjanji akan mengabulkan satu permintaanku ketika kau kalah lomba makan sate ikan dulu. Kau bersungguh2 juga bukan waktu itu ? Dan aku menagihnya saat ini."

" Kau benar2 meminta sesuatu yang besar, Nona,,,haha. Bagaimana dengan orang tuamu ?"

" Orang tuaku pasti setuju. Mereka selalu percaya dg apapun pilihanku. Tentu saja aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya. "

" Baiklah aku akan segera mengurusnya. Besok aku jemput kau makan siang. Kita akan membahas isi surat perjanjiannya dan bagaimana pernikahan akan dilaksanakan."

" Bolehkah aku meminta satu hal lagi ?"

" Ya, apa ?"

" Aku ingin pernikahannya dilaksanakan di Delhi dengan segala ritualnya. Aku ingin orang tuaku punya kenangan dan bangga dengan anak perempuannya yg akan menikah. Aku tidak mau mereka mendapat kesan seolah2 ini dipaksakan. Maukah kau mengabulkannya? " Harap Jodha cemas.

Jalal berfikir sebentar, paling tidak ini adalah pernikahan sungguhan, bukan hanya diatas kertas.

" Baiklah , tentu saja. Tapi sebelum itu , kita akan menikah secara Islam."

" Baiklah, aku setuju." Mereka diam sesaat. Lalu secara bersamaan mereka memanggil nama masing2,,,

" Jalal,,,"

" Jodha,,,Ooh, umm , rasanya baru sekali ini kau memanggil namaku,,," Jalal tersenyum senang, panggilan namanya dari Jodha barusan , terdengar seperti melodi yang sangat indah ditelinganya.

" Ohh, maafkan aku maksudku,,,umm,,ahh jadi aku harus memanggilmu apa ?"

" Hahah,,, tidak usah panik seperti itu Jodha, paling tidak sekarang kau mengakuiku sebagai seorang pribadi, dan bukan memanggilku Pak Presdir lagi. Untuk selanjutnya kau harus memanggilku dengan sebutaan,,,,, ' BHAIYA',,,Hemmh ?"

Wajah Jodha langsung  merah merona, untuk apa Jalal menyuruhnya memanggil dg panggilan seperti itu, Bhaiya sebuah panggilan kesayangan yang artinya ' Abang',,,

" Ooh mengapa aku harus memanggilmu begitu ? Apakah ini bagian dari kesepakatan ? " tanya Jodha dg nada juteknya.

" Ha,,ya ,,,itu bagian kesepakatan,,,ayo cepat lakukan aku ingin mendengarnya!!"

" Haissh kau ini,,,,," Jodha cemberut tapi tak ayal Jodha melakukannya juga " Bhaa,,,bhaa,,,iiiya,,,"

" Katakan dengan benar,,,!"

" Bhaiya,,,"

" Katakan dengan sungguh2!"

"Bhaiyaa,,,, Bhaiya,,,Bhaiyaaaa,,,!!!" Jodha malah berteriak2 di telfon. Dan Jalal tertawa dengan gembira karena berhasil mengerjai Jodha.

***

Paginya Jalal menemui Hameeda di ruang pribadinya. Karena hari ini hari libur. Jalal tidak pergi ke hotelnya.

" Ma,,,ada hal penting yang ingin ku bicarakan." Hameeda melepas kacamata dan meletakkan buku yang sedang dibacanya.

" Kemarilah nak, ada apa ?"

" Maa, aku ingin menikah ."

Hameeda tersenyum senang..." Mubarak ho, setelah kau putus dg Bella, aku kira kau akan melalui masa sulit, tapi aku bisa melihat di wajahmu kini , bahwa kau bisa melaluinya dengan tenang. Jadi,,,Katakan padaku, siapa perempuan yang sangat beruntung itu, apa aku mengenalnya ?" Hameeda memegang pundak Jalal yang sudah duduk disebelahnya.

" Ya,,kau sudah melihatnya. Dia wanita yang baik Ma, pekerja keras dan pandai menjaga dirinya serta menjunjung tinggi norma dan adat istiadatnya. Dia pandai memasak dan menyanyi. Dan aku jatuh cinta padanya, Ma."

"Ohh sayaang,,,,so sweet..katakan padaku siapa namanya dari keluarga mana, tinggal dimana dan aku akan langsung melamarkannya untukmu Pangerankuuu,,,aku senang kau sudah memikirkan untuk menikah." Hameeda memegang wajah Jalal dengan kedua tangannya. Rasa haru sebagai seorang Ibu yang bahagia melihat anak yg dibesarkannya dengan sepenuh jiwa dan raga ini memintanya menikahkannya.

" Namanya Jodha,,,, Jodha Bai ,,,dia keturunan bangsa Rajputana. Ayahnya seorang pemuka agama Hindu. Aku mencintainya, Ma,,,."

Senyum Hameeda langsung hilang dari wajahnya.

" Kau tahu resikonya dengan menikahi wanita diluar agama kita  , Nak ? Dan mengapa harus dia ? Entahlah,,,Kesanku padanya tidak terlalu bagus. Benarkah dia wanita pilihanmu Jalal ? Kau sudah memikirkannya baik2 nak ?" Hameeda masih membujuk Jalal.

" Aku selalu mengharapkan do'a darimu Ma, bahkan jika memang ia tidak baik, do'amu akan selalu menyertaiku Ma,,,"

" Jalal,,,aku hanya tidak ingin kau berakhir sepertiku nak, pernikahan seharusnya sekali seumur hidup, karenanya kau harus benar2 memilih calon pasangan hidupmu. Kau harus bahagia anakku, kau haus akan kasih sayang. Wanita yg bersamamu harusnya wanita yg penuh kelembutan dan kasih sayang."

" Dan dia adalah gambaran wanita yang kau inginkan , Ma,,,,aku berjanji padamu." Jalal meraih tangan Hameeda dan meletakkannya dikepalanya" restuilah aku , Ma,,,,.aku mohon." Hameeda menitikkan air matanya. Anak dan Ibu itu saling memandang dengan haru. Jalal menghapus air mata Hameeda.

" Bila menurutmu dia baik, aku akan selalu mendo'akanmu , Nak, tapi aku butuh waktu untuk menerimanya sebagai menantuku. Dan kalau dia memang baik, dia akan sanggup memenangkan hatiku seperti juga ia memenangkan hatimu." Jalal memeluk Hameeda dan mengucapkan terima kasih.

***

Disisi lain, Jodha juga mengalami percakapan yang cukup sulit dengan ayahnya. Bukan hanya karena perbedaan agama saja, tapi karena Ayahnya Maharaj Bharmal belum mengenal calon menantunya. Tapi sebagai anak permpuan kesayangan, Jodha berhasil meyakinkan kedua orang tuanya.

" Lalu kapan kau akan pulang anakku? "

" Dalam waktu dekat Pa,,ada beberapa hal yang harus kami selesaikan dahulu."

" Baiklah anakku, aku dan Ibumu akan mempersiapkannya. Jaga dirimu baik2 Jodha. Selalu ingat pesanku dan Ibumu. Kami menantimu dengan cemas , Nak. Semoga kegelisahanku tak beralasan."

"Terima kasih, Pa. You are the best Pa in the world." Jodha menutup telfonnya , tak terasa air matanya ikut mengalir,,,

# Ntar siang sunting deh ye,,,beneran deeh..

# Bohot2 syukria na,,,,

*FF CTG PART 26_Lanjutaaan *

Jalal membawa Jodha ke sebuah restoran mewah di pusat kota London yang biasanya sibuk. Hari libur di London seperti juga dibanyak negara, banyak  digunakan oleh masyarakatnya untuk kegiatan keluarga. Dengan dalih ingin tempat yang tenang, Jalal menggiring Jodha ke tempat yg lebih ke pojok dengan view sebuah taman nasional disana. Dengan tempat duduk berupa sofa2 mereka bisa lebih rileks berbicara.

" Kau mau makan apa ?"

" French Fries saja."

" My God, aku membawamu ke restoran mewah dan kau hanya memesan FF,,,,ckckck..."

" Kita kan cuma mau membahas isi surat perjanjian."

" Yeah,,ya,," Jalal memberikan pesanannya pada pelayan , lalu melanjutkan " karena kau yg menginginkan surat perjanjian ini, terserah saja isinya apa,,,aku tidak ada permintaan apapun padamu." Jalal menyandarkan tubuhnya ke sofa dan memandang keluar dinding restoran yg terbuat dari kaca seluruhnya sehingha saat ini Jalal bisa melihat orang yg lalu lalang di bawahnya.

Jodha memandang ke arah Jalal. Sebenarnya ia sudah menyiapkan 10 permintaan yg harus disetujui oleh Jalal. Tapi karena Jalal tidak mau mengajukan syarat apapun , Jodha tidak berani memberikan konsep surat perjanjian yg dibuatnya. Karena Jodha tak juga bersuara, Jalal menoleh ke arah Jodha.

" Heii,,,setelah bersemangat mengajakku menikah lalu mau membuat surat perjanjian , kenapa kau jadi murung sekarang ? "

" Benarkah kau tidak meminta syarat apapun? , kau tidak akan memasukan juga syarat panggilan ' BHAIYA' mu itu juga ?" Tanya Jodha pelan.

" Hahha,,,ohh Jodha,,,Jodha kau itu polos sekali. tidak,,tentu saja tidak, kau boleh memanggilku apa saja Jodha, aku tak kan memaksamu. Nah mana konsep SP yang sudah kau buat, biar aku lihat." Jalal menegakkan duduknya dan dg wajah serius menghadap Jodha.

" Uum tidak jadi saja,,,tidak usah. Aku percaya kau tidak akan melewati batasanmu. Bila semua sudah tercapai , kau boleh menceraikan aku. Dan sebelumnya terima kasih atas bantuanmu, aku sangat menghargainya."

Jodha dan Jalal berpandangan lama , sebelum pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.

Jodha mengambil French Fries nya dan mulai mengunyahnya.

"Ibuku sudah menyiapkan segalanya untuk keperluan kita. Kita akan menikah dl secara Islam di Islamic Center yg ada di London. Kau hanya tinggal menyiapkan diri saja. Mirza akan menjemputmu besok. Aku juga sudah memberitahu keluarga Dadisa. Kau boleh pergi bersama mereka. Moti dan tunangannya kau saja yg memberitahu. Tidak usah hadir juga tidak apa2." Jalal memotong steaknya dengan kesal meyudahi perintah dan petunjuknya pada Jodha. Ia lalu menambahkan " Sepulang dari Delhi, kita baru akan melaksanakan perayaan pernikahan di hotel. Aku sudah menyerahkan semuanya pada Saleema. Aku juga sudah menyiapkan semua dana untuk pernikahan kita di Delhi. Aku harap keluagamu tidak menolaknya. Kalau ada yg kau butuhkan lagi katakanlah sekarang juga . Aku mungki  tidak dapt berfikir lagi menjelang hari H-nya. " Jalal mengatakannya sambil memotong2 steak nya dan tidak melihat Jodha yang berkaca2 menatapnya. Baru setelah ia menyuapkan steak lagi ke dalam mulutnya , Jalal mendongakkan wajah ke arah Jodha dan terpana melihat Jodha. Mata Jodha mengerjap dan mengalirlah dua butir air mata di pipinya yg halus tanpa cela. Jalal melap bibirnya dg lap tangan dan berpindah ke sebelah Jodha.

" Heii,,,kenapa menangis ? Jangan bilang kau mau mengundurkan diri setelah apa yang kulakukan , hemmh ?"Jalal mengambil wajah Jodha dan menghapus air matanya. " tears doesn't match with you. Setelah hari ini aku tidak mau lagi melihatmu menangis, samjee ?"

Jodha menyeka juga hidungnya dan menarik nafas. " Kau sudah melakukannya sendiri. Kau bahkan membuat dirimu sendiri dan oramg lain repot dengan permintaanku. Bagaimana aku tidak menangis ?,,,, Terima Kasih, Jal,,,umm Bhaiya." Jalal terharu dengan panggilan sayang Jodha barusan. Ia laĺu terkekeh dan mengambil kepala jodha ke pelukannya. Selagi didalam pelukannya itu Jalal melihat kertas yg sedari tadi genggam Jodha. ' pasti surat itu' Jalal ingin tahu isinya dan segera mengambilnya paksa dari tangan Jodha.

"Apa yang kau lakukan ? kembalikan,,,,!!"

Jalal tetap mengambil  dan berbalik ke tempatnya.

" Just currious,,,stay right there.!!" Jalal mulai membaca yg ditulis Jodha. Ia membacanya pelan.

"Aku Jodha bai dg ini bersedia melakukan perjanjian pranikah bersama calon suamiku Jalaluddin Mohammad Akbar. Hal2 yg harus dipenuhi oleh calon suamiku adalah sbb :
1. Tidak melakukan kontak fisik tanpa persetujuan kedua belah fihak.
2. Tidak mengijinkan dekat dengan wanita lain selama perjanjian berlangsung.
3. Tidak menyembunyikan suatu hal apapun.
4. Tidak melarang untuk tetap bekerja dan mengaktualisasikan diri.
5. Tidak melarang hal2 yang berhubungan dengan ibadah masing2.
6. ,,,,

Belum selesai Jalal membacanya Jodha sudah merebutnya kembali,,,,
" Heii,,,aku blm selesai." Protes Jalal.
" Tidak usah,aku kan sudah bilang, aku percaya padamu."

Tawa Jalal meledak , hingga pengunjung lainnya menoleh ke arah mereka, dan Jodha tak kuasa menahan semburat merah yang kembali mewarnai pipinya,,,,

***

Jodha sudah bersiap hari ini. Ia tampil cantik dengan gaun warna putih tulang panjang yang menutupi seluruh tubuhnya tapi dibuat pas badan serta tebaran swarovski di sepanjang gaunnya. Resyam yg dipercaya untuk membuat gaunnya tampak begitu puas dg karyanya itu. Tidak perlu lama2 menghias Jodha karena ia sudah tampil cantik alami. Dengan tatanan rambut yang di sanggul modern, dan di letakkan selendang panjang mewah yg juga ditaburi swarovski menutup sebagian rambutnya menambah anggun penampilan Jodha.

Dadisa dan keluarganya sudah menempati tempat duduk masing2. Moti menemani Jodha di kursi yang dipersiapkan untuk mempelai wanita. Di depannya di pasang kain pembatas yng membatasi tempatnya dan tempat Jalal akan melaksanakan prosesi ijab kabul.

Ulama besar Masjid Raya di London sudah bersiap di temani para saksi dan wali. Jalal digiring masuk dg tetabuhan ala timur tengah dan shalawat. Mengenakan pakaian khas pria India lengkap dengan tulbannya, Jalal memasuki tempat prosesi ijab kabul. Tidak perlu waktu lama Ulama tersebut sudah membimbing Jalal mengucapkan ijab kabul.

" Anda, Jalaluddin Muhammad Akbar, bersediakah anda dinikahkan dengan Jodha Bai,,,?"

" Bersedia,,,."

Sang ulama mengarahkan pandangannya ke arah Jodha dibalik Tirai " dan Anda, Jodha Bai, bersediakan anda dinikahkan dengan Jalaluddin Mohammad Akbar ?"

Hening sesaat. " Ya saya bersedia,,,,,"

TBC dulu,yaaa,,,,,,ayam bakarku sudah dimgin menanti untuk aku makan..hahah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar