Selasa, 31 Maret 2015

*FF CTG PART 28*

Terima kasih untuk semua yang sudah bersabar menunggu Part ini. Aku persembahkan untuk kalian semua para pembaca setia FF ku. Khusus buat adik2ku tersayang , semoga kalian bisa mengambil hikmah dari apa yang kutuliskan disini , bukan yang lainnya...
Semoga menjadi pembaca yang bijak.

Sekali lagi bohot2 syukria...
Hope u enjoy it, guys,,,,

* FF CTG_PART 28 EDISI SR*

#
Mohabbat barsa dena tu, sawan aaya hai...( Kau hujani aku dengan cinta saat musim hujan telah tiba )

Tere aur mere milne ka, mausam aaya hai...( Musim bagi kita untuk bertemu telah tiba )

##

Jalal terkejut sesaat dg tindaķan Jodha, tapi kemudian dibenamkannya lebih dalam bibirnya ke bibir Jodha, merasai seluruh bagian bibir dan lidah Jodha dengan lidahnya. Nafas mereka semakin memburu bersamaan dg gairah yg semakin memuncak. Jodha memeluk erat pinggang Jalal dan Jalal meletakan kedua tangannya menyangga kepala Jodha, mengarahkannya ke kanan dan ke kiri agar lebih leluasa melumat bibir Jodha yang makin terbiasa di bibir Jalal.

Jalal melepaskan Jodha sesaat , kening mereka bersentuhan. Jalal memandang mata Jodha penuh pengharapan , dan Jodha memberikan persetujuan dengan kembali melumat  bibir Jalal dengan penuh gairah, kali ini dengan gerakan yang lebih cepat. Dengan tak sabar, Jalal menggendong tubuh Jodha keluar dari ruang kerja menuju kamarnya sambil masih tetap bergerak menyentuh bagian tubuh Jodha yang bisa dicapai dengan bibirnya. Menutup pintu kamar dengan sebelah kakinya dan merebahkan Jodha ditempat tidur. Jodha seperti lupa diri dan melayang dengan sentuhan2 yang diberikan Jalal. Kehangatan yang tak pernah ia rasakan. Dan ketika gairah keduanya semakin memuncak Jodha tak kuasa melarang dan Jalal tak sanggup mundur lagi.

Jalal mencium lembut leher dan belahan dada Jodha yang tersingkap dari balik baju tidurnya. Jodha melenguh pelan. Gairah Jalal semakin bergelora. Jalal menarikkan selimut menutupi tubuhnya yang kini berada diatas tubuh Jodha . Diselusurinya setiap bagian tubuh Jodha perlahan dg tangannya yg masih gemetar, diremasnya pelan seakan takut Jodha kesakitan, Jodha melenguh panjang , merasakan hasrat yang sudah menyergapnya dari berbagai arah. Jalal mencium, menggigit pelan dan meremas apapun yang ada didepannya.  Jodha tak kuasa menolak. Gairah cinta yang masih sama2 polos, yang masih butuh pengalaman untuk benar2 menikmatinya. Dan semua itu mereka  pelajari berdua. Hingga Keduanya larut dalam gairah malam pertama  yang hanya bisa dirasakan pasangan yang saling mencintai, tanpa paksaan tanpa kekhawatiran dan mengalir dengan sendirinya. Jodha merasakan tubuhnya mengejang dan nikmat yang teramat sangat ketika Jalal akhirnya memberikannya sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Hanya bersama Jalal dan hanya untuknya.

Jalal mengecup kening Jodha tanda terima kasih karena telah menjaga kesuciannya hanya untuk Jalal, Jalal bangga karena ia pun begitu, menjaga hasrat itu keluar tepat pada waktunya dan dengan seseorang yang tepat  dipilihkan Tuhan untuknya.

Mereka tertidur dengan posisi berpelukan sampai pagi menjelang.

***

Jodha bangun pertama kali merasakan pelukan dari tangan seseorang yang melingkar lembut di tubuhnya yang telanjang. Ingat kejadian semalam, dan apa2 yang dilaluinya bersama Jalal, ia menjadi ketakutan. Ketakutan yang teramat sangat. Ketakutan akan perasaannya sendiri yang memang mencintai Jalal tapi sekaligus takut mengalami rasa kecewa dan kehilangan. Tanpa sadar Jodha menggenggam erat jemari Jalal ditangannya. Jalal terbangun merasakan seseorang yang mencengkam erat jemarinya. Ia tersenyum lebar menyadari seseorang kini telah berada disampingnya yang akan menemaninya tidur setiap malam dan bangun pagi hari hanya dengan senyumannya.

Jalal mengecup pipi Jodha dari samping " Selamat pagi , sayang. Bagaimana tidurmu ? Aku harap , aku tak membuatmu kesakitan,,,hemmh ? " Jalal bangun sedikit dari posisi tidurnya dan menindih sebagian tubuh Jodha dari samping, melihat ke wajah  Jodha yang sedih dan bingung " what is this face ? Apa kau masih merasa kesakitan ? Am i hurt you so much ?" Jodha menutup bibir jalal dengan jarinya.

" No, Nei Bhaiya,,,aku hanya merasa, aku yang bersalah , kejadian semalam adalah suatu kesalahan, it was a mistake ! seharusnya aku tidak menggodamu,,,,seharusnya aa,,akuu,,,."

Jalal menghempaskan tangan Jodha dari bibirnya. Raut wajahnya terlihat marah dan memandang Jodha dengan sorot mata yang tajam menikam

" Suatu kesalahan ??? Apa maksudmu Jodha, kau mengatakan kejadian semalam adalah suatu kesalahan?!! "

" Maafkan aku, Bhaiyaa,,,,bukan kau yang bersalah, aku yang salah. Aku yang menggodamu pertama kali,,,aku,,,."

" Cukup Jodha!!aku tak mau mendengarnya lagi. Ini memang suatu kesalahan, karena seharusnya aku juga tidak menerima usulan bodohmu untuk menikah." Jalal segera beranjak dari tempat tidur.

" Bhaiyaa,,,." Seru Jodha, tapi Jodha segera memalingkan wajahnya ketika melihat tubuh telanjang Jalal.

Jalal sudah berdiri di tepi ranjang,ia segera memakai semua pakaiannya tanpa melihat ke arah Jodha dan terburu2 melangkah ke kamar mandi.

Jodha merasa bersalah, mengapa harus berbicara seperti itu pada Jalal tadi. ' Aaah Jodhaaaa, sekali2 kau harus berfikir dulu dengan apa yang akan kau ucapkan !' Jerit hatinya.

Jalal menghempaskan pintu kamar mandi dengan keras. Membuka bajunya ,menyalakan shower dan membiarkan airnya menyirami tubuh Jalal. Jalal menengadahkan wajahnya ke atas curahan air shower yg menyiram hangat wajahnya. ' mengapa Jodha berfikir itu adalah suatu kesalahan ? It was a mistake ? My God,,,terbuat dari apa hati perempuan itu, kadang aku merasa dia sangat mencintaiku,tapi kadang aku berfikir dia sangat membenciku, aku harus  bagaimana Jodhaaa ?? ' Jalal menjambak rambutnya sendiri, merasa putus asa dengan perasaannya pada Jodha,,' Baiklah kalau itu maumu Jodha, aku akan ikuti permainanmu,kita lihat saja siapa yang menyerah kalah dan mengakui perasaan cintanya lebih dahulu, dan akan aku pastikan, bahwa kau lah yang akan kalah.'

Jalal menyelesaikan mandinya, keluar dari kamar mandi dengan handuk mandi. Memakai pakaiannya di depan Jodha, seolah-olah Jodha tak ada disana, lalu melakukan kewajiban paginya, sholat subuh. Dan Jodha yang sudah mengenakan gaun tidurnya kini, hanya melihat semua yang dilakukan Jalal  dengan posisi duduk di tempat tidur. ' Dia pasti sangat marah, aku harus meminta maaf.'

Jalal bersiap dengan celana olahraga dan Jaketnya tak lupa ia membawa Ipad dan memasang earphone-nya. Jodha segera bertanya

" Kau mau kemana ? Aku akan membuatkanmu sarapan dulu."

Jalal hanya menengok sekilas ke arah Jodha.

" Jogging,,,do what ever you want,  coz i dont care."

" Bhaiyaaa,,,,"

Jalal agak tersentuh dengan panggilan manja Jodha barusan. Tapi hatinya tak bergeming. Ia langsung membuka pintu kamar dan melesat cepat keluar dari kamar.

***

Pagi itu di meja makan telah tersaji berbagai macam menu makanan yang biasa dibuat orang untuk menu sarapan. Jodha sendiri yang memasaknya. Dari pelayan disana jodha mendapatkan informasi bahwa orang2 dirumah itu tidak pernah sarapan bersama. Sarapan memang  disiapkan dan masing2 anggota keluarga dirumah itu mengambilnya lalu melakukan kegiatannya sendiri2.

Jodha merindukan keluarganya di Delhi yang selalu berkumpul ketika jam makan tiba. Dan hal itu adalah yang paling dirindukannya ketika awal2 dia di London. Ia sudah punya keluarga Jalal disini dan ia sungguh 'exited' untuk menyiapkan mereka sarapan agar mereka dapat berkumpul bersama.

Hameeda sudah keluar dan turun dari kamarnya. Merasa terkejut melihat berbagai jenis hidangan makanan di meja  makan pagi itu, Ia langsung memanggil kepala pelayan.

" Apa yang kau lakukan, memasak makanan sebanyak ini, untuk siapa ?" Cecar Hameeda.

" Maaf Nyanya besar, tapi tadi Nyonya Muda yg menyiapkannya ."

" Nyonya Muda siapa ?" Selidik Hameeda sambil menautkam kedua alisnya. Jodha muncul dari arah dapur sambil membuka celemeknya dan menyerahkannya pada salah satu pelayan disana, lalu mencuci tangannya diwastafel

" Aku Ibu Mertua, maafkan aku, aku tidak tahu apa kesukaan dan menu sarapan yg kalian biasa makan. Karenanya aku membuat beberapa agar ada varian pilihannya."

Tepat pada saat itu Jalal masuk dari pintu samping yang menuju ruang makan. Hameeda langsung merengut marah pada Jodha,,,

" Lain kali tanya dulu, makanan sebanyak ini ,,,, mubazir,,,banyak orang diluar sana yang kelaparan. Dan kau seenaknya saja
menghambur2kannya. Belum tentu orang2 dirumah ini mau makan."

" Aku mau , Ma,,,aku lapar sekali." Jalal langsung menarik kursinya dan memandang Jodha yang masih berdiri. Dengan ekor matanya Jalal menyuruh Jodha duduk disebelahnya.

Mirza terlihat turun dari tangga, menguap sambil merentangkan kedua tangannya.

" Ada apa kakak ipar sudah memanggilku pagi2,,,hoaaammmh, aku masih ngantuk,,,,. Arree makan besar kah kita ? Huwaaaa,,,,,. Aku sudah lama tidak makan besar seperti inii,,," Mirza langsung mencomot pastry di depannya. Hameeda langsung memukul tangan Mirza,

" Cuci tangan dulu sana."

Mirza terkekeh dan langsung menuju wastafel yang ada diruangan itu. Jodha mengambilkan Jalal ommelet dan diet cola .(yang lain gak suka apa dia..hahahah) Mirza langsung meledek.

" Aihhh kakak ipar kau tahu sekali kalau kakakku senang sekali dg ommelet dan diet cola itu ? Aku saja bosan melihatnya." Jodha hanya tersenyum malu ke arah Mirza, sedangkan wajah Jalal masih terlihat kesal.

Jodha membuatkan Hameeda sup jagung yg di buat menjadi bubur cream lengkap dg rotinya. Hameeda menolak karena merasa giginya masih baik2 saja untuk makan makanan keras. Jodha menjadi tidak enak dan  serba salah. Jalal melihat perubahan raut wajah Jodha

" Aku saja Ma, yg memakannya, omelet ini pasti cocok sekali dg sup cream jagung." Jalal segera mengambilnya dan menyuapkannya dengan lahap ke mulutnya. Jodha terharu. Ia masih melayani keperluan Jalal memyiapkan gelas minumnya dan mendekatkan serbet makan Jalal,  sebelum ia akhirnya mengambil sarapannya juga.

" Ambilkan aku nasi briyani saja missis Goodman, seperti biasanya." Seru Hameeda kepada kepala pelayan.

Semua makan dalam diam . Hanya Mirza sesekali yang tampak berceloteh riang menggoda kakaknya atau kakak iparnya. Dan Jalal melemparkan serbet makan sekali kepadanya ketika Mirza menyinggung tentang Malam Pertama mereka....

***

Penerbangan ke Delhi di lakukan pada sore harinya. Jalal dan Jodha duduk bersebelahan di kelas eksekutif . Sementara Hameeda dan Mirza terpisah agak ke depan dari tempat duduk mereka. Jalal masih dengan sikap diamnya. Sejak pergi tadi ia hanya berbicara beberapa patah kata pada Jodha. Atau menjawab singkat ketika ditanya. Jodha jadi canggung.

Setelah landing di bandara internasional Indira Gandhi, Mereka segera memasuki mobil2 yang sudah di persiapkan oleh kerabat Jodha dan mereka segera menuju rumah Jodha yg hanya berjarak beberapa kilometer.

Ayah Jodha dan seluruh kerabat mereka di Delhi menyambut kedatangan Jodha dan keluarga Jalal. Jodha berlari ke arah orang tuanya dan menyentuh kaki mereka. Jalal melakukan hal yang sama sejak itu adalah tradisi Jodha.

Setelah beramah tamah, Jalal dan keluarganya segera pamit untuk menempati hotel yg sudah mereka booking . Jodha dan Jalal berpisah dan akan bertemu di upacara pernikahan esok harinya dirumah Jodha.

Jodha memandang kepergian Jalal, sedangkan Jalal hanya sekilas saja melihat Jodha. Hatinya perih mengingat ucapan Jodha tentang malam pertama mereka,,,,,

#

Itna pyar kisi pe, pehli baar aaya hai...( Untuk pertama kalinya aku merasa sangat mencintai seseorang )

Mohabbat barsa dena tu, sawan aaya hai...( Kau hujani aku dengan cinta saat musim hujan telah tiba )

Tere aur mere milne ka, mausam aaya hai...( Musim bagi kita untuk bertemu telah tiba )

PRECAP : Besok malam Upacara Sangeet , Mehendi dan Pernikahan Jodha dan Jalal.

#TO BE CONTINUE dulu yeeee
#syukria,,,,adaab.

Pinjem pic.nya Yayang Apriliyani yah untuk foto pre wedding mereka di Delhi.....tq

1 komentar: