Rabu, 01 April 2015

***FF CTG_PART 30 ***

** FF CTG_PART 30 **

" Jo,,,Jodha, please ,,, hentikan. Aku mohon,,,, Jangan tersinggung, tapi sejak hari pertama kau mengatakan bahwa malam itu adalah suatu kesalahan, aku sudah bersumpah untuk tidak menyentuhmu lagi, aku,, uum,,,aku,,,."

" Bhaiyaa,,,," (mata jodha berkaca2 dan mulai menangis) ," itu artinya kau belum memaafkan aku , aku yang salah , Bhaiya,,,aku yang salah,,,tapi baiklah, ,,,aku akan akan tidur di kamar adikku saja, agar kau tidak terganggu,,,." Jodha mengancingkan lagi piyama Jalal dan menyeka air matanyà. Lalu segera beranjak dari tempat tidur.

" Jodha,,,,maksudku bukan begitu,,,aahh ,,,mengapa sulit sekali bicara denganmu,,,!" Jalal mulai putus asa.

" Maksudmu apa ?! " Jodha mulai menaikan intonasi suaranya.

" Maksudku ,,,umm,,,maksudku Jodha, ini jg terlalu cepat untukku , tapi bukannya aku tidak mau,,,aku menginginkanmu Jodha, mungkin karena sikapku yang terlalu kaku aku tidak bisa seekspesif dirimu, aku malah senang wanita sepertimu pemalu di luar tapi ganas di ranjang." Jalal tertawa menggoda ke arah Jodha.
Dan Jodha terbelalak mendengar pengakuan Jalal barusan. Pipinya memerah menahan malu,,,,

" Bhaiyaa,,,!!!ohhh, kau memang benar2 harus mendapatkan pelajaran,,,,." Jodha bergerak maju ke arah Jalal dengan wajah dibuat pura2 marah.

Jalal beranjak dari tempat tidur mencari tempat aman dari amukan Jodha, Jodha mengejarnya dan Jalal benar2 terjebak di pintu kamar. Jodha sudah menghadangnya dengan bertolak pinggang dan maju ke depan Jalal. Kini mereka sudah berhadap2an. Jalal tak kuasa lagi menahan pesona Jodha. Diraihnya pinggang Jodha dan menarik tubuh Jodha ke arahnya , diciumnya leher Jodha paksa walaupun Jodha berusaha meronta. Jodha membalas dengan menggigit pundak Jalal.

" Aouch,,, owhh ,,,,Jodhaaa,,,!!." Jalal pura2 marah dan kembali mencengkram tubuh Jodha, sebelah tangannya memegang mulut Jodha dan menempelkan bibirnya disana, sebelah tangannya memeluk pinggang Jodha erat2.

Jodha tak berani berontak lagi, tapi saat sebelah tangan Jalal berpindah ke area lain yang lebih sensitif Jodha tak sengaja menggigit keras bibir Jalal karena terkejut. Jalal mengaduh sesaat tapi kembali menyerang Jodha. Membawanya ke tempat tidur dan menyerangnya tanpa ampun. Beruntung sekali kamar Jodha kedap suara, sehingga suara Jodha yang kadang menjerit, mengerang lalu tertawa kegelian tidak sampai terdengar oleh orang2 diluar kamar. Dan merekapun larut dalam gelora hasrat yang segera terpuaskan.

Jalal melemparkan tubuhnya ke sebelah Jodha nafasnya masih tersengal dan peluh mulai membasahi wajahnya.

" Hemmh,,,,huh,,,kau berhutang padaku satu hal Jodha,,,!"Kata Jalal serius.

" Hemmhh, Apaa ,,,,?" Jodha mengusap peluh Jalal dengan tangannya,,,,

" Huhh,,,,,setiap kali sebelum tidur buatkan aku susu hangat, dan setelah membuatmu puas seperti ini,,,,Aku menjadi lapar,,,buatkan aku  makanan...!" Jodha membelalakan matanya lebar2.

" Bhaiyaa,,,,memangnya kau mau makan apa malam2 begini. Aku malu ke dapur,,,keluargaku pasti ada yang masih bangun. " Kata Jodha setengah merajuk.

Jalal melotot ke arah Jodha dan berkata " Nah lihatlah Pandit ji, baru tadi pagi istriku mengucapkan sumpah akan selalu mematuhi perintahku dan menjagaku, malam ini dia sudah menolak  memberikanku makan. Hay Rabba,,,."

Jodha akhirnya menyerah,,," Isshhhh,,,baiklah,,,baiklah , tunggulah disini aku akan membuatkanmu makanan." Tak ayal Jodha beranjak juga ke dapur, setengah jam kemudian Jodha sudah membawa roti cane dan kuah kari serta segelas susu. Jalal turun dari tempat tidur, merasakan perutnya yang teramat perih. Mereka pergi ke balkon kamar Jodha yang memang terletak di lantai dua. Sambil memandangi bintang dan bulan Jalal bersiap menyuapkan makanannya ke mulut Jodha. Jodha membuka mulutnya, tapi Jalal berbalik mengarahkan makanannya ke mulutnya sendiri lalu mengunyahnya. Dan Jodha kembali pura2 marah pada Jalal. Jalal tertawa melihat mulut Jodha langsung merengut. Jalal menciumnya karena gemas lalu melanjutkan makannya lagi.

" Bhaiyaaa,,,!!" Seru Jodha pelan tapi tertahan.

" Salah sendiri, aku lapar sekali dan kau hanya membawakanku seporsi kecil ini, perutmu kan bertingkat, kau masih bisa bertahan sampai pagi , ya kan ?" Mereka lalu tertawa bahagia. Jalal akhirnya menyuapkan juga makanannya ke mulut Jodha dengan alasan " Kau harus banyak makan, supaya kau kuat menahan tubuhku,,,?"

" BHAIYAAA,,,,,!!!"

" Hahaha,,,,"

***

Menawati memberikan tilak pada Jodha dan Jalal,,,setelah beberapa hari di Delhi mereka akhirnya memutuskan pulang ke London.

" Berbahagialah Jodha, anakku kami menatikan kabar baik darimu, dan kau Nak Jalal , aku titip Jodha padamu. Katakan saja padaku langsung kalau dia bandel dan tidak menurut padamu,,,aahh aku masih saja menganggap dia putri kecilku,,, Tolong jaga dia untukku , Nak..." Menawati mencium kening Jalal dan Jodha bergantian. Mereka lalu menyentuh kaki Ayah dan Ibu Jodha.

Ayah Jodha juga berkata " Ketika Jodha memberitahukan padaku bahwa ia akan menikah dengan seorang pria yang tidak kami kenal, kami sangat khawatir ,Nak,,,tapi melihat kepribadianmu beberapa hari ini,,,Kami percaya jodha berada ditangan yang tepat. Jaga dia , Nak,,,aku titipkan permata hatiku padamu." Maharaj Bharmal menepuk2 pundak Jalal, dan Jalal balas memeluknya.

" Jangan khawatir ,Pa,,,kalau dia berulah aku akan menyuruhnya pulang ke Delhi naik Onta,,,,hahahha." Keduanya tertawa, sementara Jodha lagi2 memberikan wajah sinis dan pandangan mata menikam pada Jalal.

***
Sudah tiga bulan  Jodha dan Jalal menikah, dalam kurun waktu itu kehidupan mereka relatif tenang tanpa hambatan . Jodha masih bekerja di Deplu Inggris dan Jalal masih dengan ambisinya memperluas bisnis perhotelannya.

Mereka juga sudah pergi ke Beijing menandatangani kontrak dg Mr. Chang, dan perjalanan itu bagaikan perjalanan bulan madu bagi Jalal dan Jodha.

Beberapa waktu ke depan mungkin Jalal akan sering bolak-balik London-Beijing. Dan Mrs. Chang memastikan kalau Jodha akan segera hamil bila ia kembali ke Beijing lagi nanti. Jodha dan Jalal hanya tersenyum penuh arti.

Pagi2 biasanya Jodha selalu menyiapkan sarapan untuk Jalal dan seluruh keluarga. Siang harinya Jalal akan menjemput Jodha untuk makan siang bersama diluar, lalu malamnya pulang bersama , kadang ke rumah Jalal atau kadang ke Rusun Jodha bila mereka sedang ingin suasana berbeda. Hameeda masih dg sikap dinginnya tapi ia juga tak menampik bahwa kehadiran Jodha dirumah itu mengembalikan sedikit kehangatan dalam keluarganya.

Hingga suatu ketika Jodha yang saat itu sedang berdua saja dengan Ibu Hameeda mengalami kejadian yang akan diingatnya seumur hidupnya. Ibu Hameeda sedang membersihkan guci2 pajangan di ruang tengah. Jodha berinisiatif membantunya mengambil sebuah pajangan guci kecil diatas dilemari pajangan . Untuk itu dia harus naik menggunakan stegger. Hameeda sudah melarang karena ia takut Jodha menyenggol koleksi guci2nya. Tapi Jodha bersikeras karena ia ingin lebih dekat dengan Hameeda.

Dan benar saja, kekhawatiran Hameda terbukti, selain memecahkan beberapa guci, Jodha juga akhirnya terpeleset dan jatuh dari tangga , Jodha memegang perutnya yang terasa amat sakit, lalu tak lama kram dan ia menjerit ketika melihat darah yang keluar dari pangkal pahanya.....

Hameeda segera membawa Jodha ke rumah sakit. Dari pemeriksaan dipastikan Jodha mengalami keguguran , usia kehamilan yg baru 4 minggu, membuat Jodha tidak menyadarinya. Dan Jalal marah bukan main mengetahui keceroboham Jodha yang kali ini sudah kelewat batas.

" Kau hamil dan kau tidak mengetahuinya ?!! Atau kau memang sengaja tidak ingin memberitahuku, hah ? Kau sengaja kan ?,,, karena bagimu pernikahan ini tidak berarti apa2,,,,kau ,,,telah membunuh anakku , Jodha.!"

" How could you say that , Bhaiya,,!!  Kalau saja aku tahu, pasti dirimulah yang pertama kali aku beritahu . Tega sekali kau menuduhku , Bhaiya,,,,setelah bulan2 yang kita lalui bersama, kau masih meragukanku ?,,,,,." Jodha menatap Jalal dengan mata nanar, lalu ia melanjutkan "aku ingin kau keluar dari sini, aku memang selalu sendiri. Aku benar2 sendiri. Hay Rabba, sungguh sial nasibku,,,,,." Jodha seakan berbicara pada dirinya sendiri. Ia mencoba tegar tapi akhirnya ia menangis juga.

Kali ini Jalal benar2 marah, hingga tak memperdulikan tangisan Jodha. Ia keluar dari ruang perawatan Jodha dan duduk sendirian di taman. Hameeda datang menghibur Jalal.

" Maafkan aku Jalal, aku juga tidak tahu kalau Jodha hamil. Aku pasti akan bersungguh2 melarangnya kalau aku tahu." Hameeda memegang pundak Jalal. Walau bagaimanapun Jodha kini telah menjadi bagian hidup Jalal anaknya. Dan karena kejadian ini merupakan pukulan besar bagi Jalal, maka Hameeda hanya bisa membesarkan hatinya. Tapi untuk Jodha, Hameeda akan meminta kesediaan Jodha untuk menuruti permintaannya kali ini. Ya ia harus mengatakannya pada Jodha.....

Sejak itu pula, hubungan Jodha dan Jalal menjadi dingin. Tak jarang malah mereka pergi sendiri2 ke kantor masing2. Hal ini diperparah dengan kedatangan Bella yang pastinya tidak rela melihat Jalal menikah dengan Jodha. Api permusuhan pun segera menyulut Bella. Ia merasa dikhiananti oleh Jodha yang berjanji menjaga Jalal untuknya. Dan Jalal, apa yang ia lihat dari perempuan seperti Jodha. Hari2 Bella dipenuhi pikiran tentang bagaimana caranya ia memisahkan Jodha dari Jalal. Tapi ia harus melakukannya secara elegan. Yang pertama dilakukannya adalah mendekatkan diri lagi kepada keluarga itu. Terutama Hameeda yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri.

***

Malam itu sengaja Bella bertandang kerumah Jalal untuk memasak sesuatu seperti yang biasa ia lakukan dengan Hameeda ketika ia masih tunamgan Jalal. Dan Hameeda sangat senang mendapat kunjungan dari Bella.

Dimeja makan sudah terhidang sajian buffe dengan menu a la Paris. Bella sendiri yang memasaknya. Walaupun bella anak manja karena terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga terpandang. Tapi hobby memasaknya yanh satu ini bemar2 patut diacungi jempol. Hingga Hameeda sendiri memujinya di depan Jodha.

" Kau harus belajar memasak seperti Bella, Jodha. Ia bisa memasak apapun menu internasional, kau pasti jadi istri yang baik dan menyenangkan hati suamimu kelak , Bella. Kau sangat baik."

Jodha hanya mengangguk dan menjawab " Jee,,Ma."

Sedangkan Bella tersenyum puas mendengar pujian dari Hameeda. Jalal melihat kekecewaan di wajah Jodha lalu ia menambahkan " Untung suamimu bukan oramg yang suka menu internasional , sayang. Bagiku Omellet buatanmu sungguh sangat luar biasa." Jalal memeluk pundak Jodha dan tersenyum mesra ke arahnya. Bella memandamg dengan penuh kebencian. Ia lalu mengalihkan pembicaraan.

" Kemana Mirza, aku belum bertemu dengannya sejak aku pulang dari Paris."

" Mirza sedang ada pameran di galerinya." Ujar Hameeda.

" Hemmh, aku harus ke galerinya sekali2...oh iya Jodha, katanya kau mengalami  keguguran ? Owh it's too bad,,,"

Jodha merasa sesak sesaat lalu pamit dari sana. " Owhh, maafkan aku. Sepertinya perutku agak tidak enak. Terima kasih makan malamnya Bella. Aku pamit duluan Ibu ."  Jalal tertegun melihat Jodha berjalan ke kamar,,,,

To Be Continued,,,,,

#Maaf part ini kurang dapet feel nya....libur dulu ahh sampe batas waktu ug tidak ditentukan...syukria....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar