Senin, 16 Maret 2015

FF CINTA TAPI GENGSI _ PART 14

Bandara Internasional London,,, " Aku tahu kau akan merindukanku, Jangan nakal ya,,,," Bella memandang lekat2 Jalal. Jalal yg dipandang seperti itu menjadi sangat risih. Ia memalingkan wajah Bella ke depan dg tangannya. Bella mengibaskan tangan Jalal. Lalu melanjutkan " Walaupun kau bersikeras memutuskan pertunangan ini, tapi aku akan memberikanmu waktu untuk berfikir, aku pergi ke Paris untuk menyesaikan studiku, tapi sebenarnya aku memberikanmu kesempatan sayang, mungkin kau akan menyadari bahwa kau membutuhkan aku,,," Bella mengerling manja pada Jalal, dan Jalal hanya menanggapinya santai. " Aku tak bisa menjanjikanmu hal itu Bella, kau tahu kini bagaimana perasaanku padamu , selamanya kita hanya akan menjadi teman, okey ?, carilah pria yang tampan di Paris dan perkenalkan padaku , mungkin aku akan ikut menyeleksi calon pasanganmu satu2 nanti...hemmh ? " Bella cemberut, Jalal mengacak rambut Bella dan mencium keningnya. Mereka berpisah di pintu 'boarding pass'. **** Hari pertama Mirza bekerja. Ia mengendarai sendiri mobilnya dan menolak pergi bersama Jalal yang diantar supirnya. Mirza terlebih dahulu pergi ke galerinya dan menginstrusikan sesuatu kepada para pegawainya. Galeri Mirza adalah sebuah galeri dengan lukisan dan benda2 antik yang di jual dan dibeli sebagai barang koleksi oleh para kolega yg sudah sering menggunakan jasa Mirza. Setelah semuanya mengerti instruksi Mirza , ia lalu meluncur santai menuju Hotel King . Mirza langsung menuju ke ruangan Mr. Adham dan melaporkan keberadaan dirinyaa disana adalah atas rekomendasi seseorang yg mengenal Jalal. Adham mengkonfiasikannya pada Jalal, dan sesuai rencana Jalal memberikan rekomendasinya untuk mempekerjakan Mirza menjadi salah satu bagian staff di ruangannya. Dan atas permintaan Mirza juga ia akan mendapatkan meja di luar ruangan Jalal dan duduk bersama barisan staff Jalal . Alasan Mirza adalah untuk belajar dari mereka tanpa mereka menjadi sungkan pada Mirza. Dan uang membuay Mirza lebih bersemangat adalah ada Jodha yang akan berada di sebelah mejanya . Meja mereka hanya dihalangi beberapa partisi dan layar komputer. Mirza melihat Jodha yang sedang serius dengan berkas2nya. " Pppssstt,,,, cuiiitt,,," Mirza terpaksa bersiul memanggil Jodha, Jodha menoleh dan terkejut mendapati Mirza ada disebelahnya sbil sebelah tangannya mencangklong sebuah tas. " KYAA,,,,Apa yang kau lakukan disini ? " Jodha nampak lebih terkejut lagi melihat Mirza dengan stelan jasnya. Jodha pun tak tahan untuk tertawa. " hahaha, yaay,,, keliahatannya kau sudah berubah dari katak yg buruk rupa menjadi seorang pangeran,," Mirza memasang muka marah dan Jodha makin tertawa. " Yaa,, begitulah kalau orang tak pernah melihat orang tampan. Aku tidak heraan. " Mirza mencibir Jodha. Mirza memceritakan dengan singkat memgapa ia ada di sana. Dan seperti dugaan Mirza , Jodha akan senang sekali berpartner dengannya. Alasan Jodha simple, " Kau bisa mencerahkan hariku dan membuatku tertawa sepanjang waktu,,,,hahah,, okey selamat bergabung rekan Mirza." " Nanti kita makan siang bareng yah, aku yang traktir,,,," Mirza melengos menuju mejanya, sambil tak lupa mengarahkan jari jempol dan telunjuknya lalu8 mengarahkannya ke Jodha seolah2 menembaknya. *** " Kau yakin kau tidak apa2 aku tinggal sendirian Jalal,,," Hameeda terlihat cemas melihat Jalal yg sudah lebih dari 6x bolak-balik ke kamar mandi. " Tidak , Ma,,, tidak apa2 . Jangan membuatmu membatalkan acaranya. Ini acara penggalangan dana untuk amal. Pergilah." Jalal menenangkan Hameeda yg tampak khawatir. " Mirza juga tidak pulang malam ini karena ada persiapan pameran di galerinya. Baiklah telfon aku kalau kau perlu sesuatu , Jalal. Aku akan segera pulang." Hameeda menepuk2 pipi Jalal. " Ha , Ma,,,uhuk2." Setelah Hameeda pergi, Jalal beranjak lagi ke kamar mandi, ' owh , sial,, ada apa dengan perutku.' Jalal kembali duduk di sofa ruang tengah. Tiba2 telfonnya berdering. " Hallo , Sir,,,ini Jodha maaf mengganggumu malam2 begini, ada masalah di Hotel, dan kehadiran anda dibutuhkam segera." " Tapi akuu,,, ohh baiklah tunggu sebentar lagi. Aku segera datang. " Jalal menyambar kunci mobilnya, tapi sebelum ia keluar ia sudah memegang lagi perutnya dan masuk ke kamar mandi. Di Hotel ,,,, Jalal sudah menyelesaikan masalahnya di Lobby hotel dan sekarang bersiap untuk pulang. Jodha juga akan segera pamit dari sana. Pandangan mata Jalal kabur dan ' Bruuuk,,,' Jalal terjatuh ke lantai dengan posisi tengkurap. Semua yang ada disana tampak terkejut dan segera menghampiri Jalal. Tidak terkecuali Jodha yg tadi sudah melangkah pergi. Ia memerintahkan 2 orang pegawai laki2 untuk membawa Jalal ke kamar pribadinya di hotel itu dan segera memanggilkan dokter untuk Jalal. Dokter selesai memeriksa Jalal. Dan hasilnya adalah ia menderita diare yang menyebabkannya dehidrasi berat. Tapi keadaannya tidak terlalu mengkhawatirkan asal ada orang yg memastikam ia minum secara berkala agar cairan tubuhnya cepat tergantikan. Jodha memastikan bahwa ia yang akan menemani Jalal. Dokter itu permisi pergi setelah memberikan obat dan multivitamin kepada Jodha. Jodha mengucapkan terima kasih. Jodha melangkah ke sisi tempat tidur dan melihat Jalal yang tertidur pulas. " Aku yang salah Pak Presdir, aku yang mengajakmu memakan makanan yg tak biasa kau makan. Tentu saja tubuhmu menolak dan mengadakan perlawanan. Hingga akhirnya kau diare dan menderita seperti ini, maafkan aku Pak Presdir. " Jodha menyesal sambil bicara pada dirinya sendiri. Jodha memutuskan untuk merawat Jalal malam ini. Jalal terbangun dan melihat Jodha yg tertidur sambil duduk disampingnya. Jalal ingin membangunkan Jodha untuk memimta air. Tapi Jodha tidur lelap sekali, Jalal tak tega membangunkannya. Ia lalu memiringkan badannya sedikit, kepalanya masih terasa pusing, Jalal kehilangan keseimbangan sesaat sebelum akhirnya ia jatuh dan menimpa badan Jodha yg masih tidur itu. Jodha refleks kaget dan terbangun. " Pak Presdir anda mau apa ? Lepaskan aku,,,owhh,," Jodha mendorong wajah Jalal dan tubuhnya yang masih lemah ke samping. Jalal terbatuk dan hanya bisa mengatakan " aiirr",,,, Jodha diam sesaat memamdang Jalal dan baru menyadari kesalahfahamannya barusan. Jodha segera memgambil air minum disampingnya dan memberikannya pada Jalal. Jalal meminummua beberapa teguk. Jodha memegang dahi Jalal ' panas sekali , Hayy Rabba ,,,,' Jodha membaringkan kembali tubuh Jalal dengan benar, lalu mencari sesuatu untuk mengompres Jalal. Jalal hanya melihat Jodha tanpa mampu berkata2, Jodha membantunya minum obat dan mengompres kepalanya lalu memberikan air di wajah dan tangan Jalal yg juga panas. Mata Jalal semakin berat dan iapun tertidur lagi. Jodha mengompres Jalal semalaman, ia menguap berkali2, tapi ia tak membiarkan dirinya tertidur. Disentuhya dahi Jalal berkali2, lalu disentuhnya juga dahinya sendiri, kelihatannya suhu tubuh Jalal mulai berangsur2 turun. Sudah jam 4 pagi dan Jodha tak kuasa lagi menahan kantuknya. Ia pun kembali tidur di sebelah Jalal dengan posisi duduk di tempat tidur. Pagi hari di kamar hotel,,,, Jodha terburu2 bangun, Jalal masih terlelap. Di pesannya bubur dari dapur hotel. Sementara ia sendiri bersiap untuk cepat2 kembali ke kantor, Jodha berniat untuk mampir dulu ke butik D' Resyam dan membeli beberapa baju kantor, karena ia tak mungkin memakai baju yang kemarin. Jodha bergegas cepat keluar dari kamar mandi. Namun naas Jodha menabrak Jalal yang saat itu akan masuk juga ke kamar mandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar