Selasa, 10 Maret 2015

FF Cinta Tapi Gengsi_Part 10

Jodha dan Jalal tiba di Rusun tempat Jodha tinggal. Walaupun bentuknya Rusun, tapi rusun yg Jodha tinggali adalah bangunan baru yang tampak masih bersih di setiap lantainya. Beberapa bahkan banyak yang masih kosong. Kebanyakan penghuninya adalah para imigran dari berbagai negara di Asia dan timur tengah. Jodha memasukkan kunci ke tempatnya dan memutarnya perlahan. Jodha mempersilahkan Jalal masuk. Dihidupkannya lampu ruang tengah itu. Jalal melangkah memasuki ruangan , tercium aroma lavender dan musk yang menyeruak ketika Jalal sampai di dalamnya.

Penataan ruangan yang sangat apik walaupun ruangannya tidak terlalu luas. Suhu ruangan yang tidak terlalu lembab ataupun panas. Tak ayal seperti kebanyakan rumah dikota besar Jodha juga memakai beberapa AirCon di beberapa ruangan. Terlihat sebuah sofa ditengahnya dan sebuah TV layar datar yg menempel di dinding.

Jodha mempersilahkan Jalal untuk duduk sebentar sementara ia menyiapkan laptopnya. Jodha meletakkan tasya di kamar, membasuh wajahnya sebentar, mencuci kaki dan tangannya lalu mengikat rambutnya yang panjang dan disanggul cepol. Menyiapkan laptop dan kembali ke ruang tamu.

Jalal sudah membuka jas dan dasinya lalu menggulung asal lengan kemejanya. Jalal juga minta ijin pada Jodha untuk membasuh wajahnya. Sementara menunggu loading di laptopnya Jodha menawari Jalal minuman. Dan Jalal menjawab 'apa saja' dari arah kamar mandi.

Jalal sudah duduk kembali di sofa dan mencari2 file yang dimaksud Jodha. Tak berapa lama kemudian Jodha kembali dengan 2 Mix Moka Cappucino . Jalal mulai membaca dan mengkoreksi beberapa bagian. Ketika mengetik itu ia tak sengaja mengklik foto2 selfie Jodha. Dengan berbagai macam pose, mulai pose anggun , sadis sampai yg lucu. Jalal tertawa melihatnya. Jodha pemasaran apa yg membuat Jalal tertawa. Jalal sedang duduk di bawah , Jodha langsung merangkak menuju tempat Jalal, dan ' Hay Rabba,,, tidak,,, tidak,,, tidak foto2 ini, ia jadi tampak sangat konyol di depan Jalal. Dan Jalal makin terbahak2 melihat reaksi Jodha barusan.

" oowhh Pak Presdir anda harusnya tidak melihat ini,, owh,, bagaimana ini..." Karena panik karpet dibawah kaki Jodha tertarik oleh kakinya , membuat tubuhnya limbung lalu jatuh dan akhirnya membuat kepala jodha membentur kepala Jalal. Keduanya berteriak ,,,

" Aww,,,"

Jodha dan Jalal sama2 mengaduh kesakitan sambil menggosok2 kepala masing2. Jarak mereka menjadi sangat dekat sekarang. Sesaat keduanya menjadi salah tingkah. Jodha segera berbalik ke arah laptop dan men-skip layar album pic-nya barusan.

" Biar aku saja yang mengetiknya Pak Presdir, anda diktekan saja mana yang harus di rubah." Jodha segera menguasai situasi dan mengutuk tindakan bodohnya barusan. Mengapa hal itu selalu saja terjadi ketika ia sedang berdua saja dengan Jalal.

Jodha kembali berkonsetrasi pada layar laptopnya. Sedangkan Jalal masih dengan senyumannya memandang takjub ke arah Jodha. Sungguh sisi lain seorang Jodha yg dilihatnya lewat2 foto2 tadi mungkin memang mewakili kepribadian Jodha yang ceria, sekaligus misterius, sebuah perpaduan yang menarik.

Sejam kemudian mereka sudah menyelesaikan proposal itu dan Jodha menyelesaikan langkah terakhir pengeditan dan langsung mengirimkannya ke alamat e-mail Mr.Chan. Jalal beberapa kali menguap menahan kantuknya. Kopi-nya sudah habis dan entah Jodha sadar atau tidak Jalal sudah meringkuk tidur di sofa itu.

Jodha menguap juga dan merentangkan tangannya ke samping. Ia baru sadar dg kehadiran Jalal ketika ia selesai mengedit proposalnya. Jodha menoleh dan mendapati Jalal yg tertidur pulas. Kakinya ditekuk dg posisi tubuh menyamping ke arah Jodha , kedua tangannya terlipat didada, dan mulutnya yang agak terbuka. Jodha tertawa dalam hati. Seorang Preadir tidur dengan mulut menganga,,,'hahahaha'. Timbul niat iseng Jodha untuk mengabadikan posisi tidur Jalal itu , entah untuk apa. Jodha sangat suka posisi Jalal yg tertidur seperti itu, ia malah membandingkan dg sikap arogan Jalal ketika di kantor. Satu gambar selesai diambilnya , Jodha malah mengambil 2 kali lagi posisi tidur Jalal tersebut. Dan dia terkikik melihat hasilnya untuk kemudian disimpannya diponselnya menjadi pic di tanda panggil Jalal.

Sudah tengah malam . Jodha tidak tega dan tak mungkin membangunkan Jalal di jam ini. 'Ah ya untung saja besok hari libur , tak apalah membiarkan Pak Presdir menginap disini ' Jodha mengambilkan selimut dan bantal untuk Jalal, lalu memandang Jalal yg tampak semakin cute dg posisi tidurnya. (* penulis jd pengen tidur disampingmu bang...wkwkwk...abaikan.).

Jodha akhirnya pergi kekamarnya sendiri setelah membersihkan dirinya terlebih dahulu. Pagi harinya,,,, Jodha mengerjap2kan mata dan dengan malas membukanya. Ia diam sebentar mendengar suara orang memasak dari arah dapur. OMG , Jodha baru ingat semalam Jalal menginap di rumahnya. Jodha segera beranjak dari tempat tidur, mengintip ke arah sofa di ruang tamu, jalal tak ada disana. Lalu perlahan membuka penuh pintu kamar dam segera keluar.

" Selamat Pagi , Tuan Putri ,,,, maafkan aku krn membangunkanmu dg bunyi wajanku." Jalal sedang mengaduk2 sesuatu di penggorengan lalu melemparkannya ke udara. " kemarilah, aku masak omellet untuk sarapan kita."

" Owh ya aku gosok gigi dulu Pak Presdir." Jodha menunjuk ke arah kamar mandi dan segera beranjak ke sana.

Setelah selesai Jodha duduk di kursi yg mengelilingi meja yang menyerupai meja bartender itu. Disana kini sudah terhidang omelet dg saus sambal dan mayonaise. Ada irisan bawang bombay dan daging cincang di dalamnnya. Mereka duduk bersebelahan.

" Bagaimana anda melakukannya Pak Presdir ? " Jodha tercengang dg semua itu. Di masyarakatnya , kaum perempuanlah yg harusnya memasak untuk kaum lelaki. Bagaimana Jalal bisa melakukannya nyaris sempurna.

" Kenapa ? Memasak ? Itu adalah keahlianku yang lain selain menjalankan bisnis perhotelan dan menaklukan banyak wanita. hahaha,,,"

Jodha agak terganggu dg kalimat Jalal yg terakhir ' Ya benar, wanita mana yg tidak takluk di hadapan Jalal' bahkan Jodha sendiri mulai terkena efeknya. Jodha memakan omeletnya dan merasa amazing dengan rasanya. Tidak pernah dirasakannya omellet seenak itu seumur hidupnya. Tidak Dadisa tidak juga Ibunya yg selama ini dipuja Jodha untuk hasil masakan terbaik. Ataukah karena Jalal yang membuatnya. Ada sesuatu yang berdesir halus dlm diri jodha. Ia melanjutkan

" Pasti aku juga bukan wanita pertama yg menikmati omellet bikinan anda kan Pak Presdir ? " Oops Jodha menyesali kata2nya, Jalal yg juga sedang mengunyah omelletnya menoleh dan Jalal segera menjawab.

" Tentu saja, ada banyak wanita yg sudah menikmati rasa omellet-ku , Jodha ." Jalal tahu kemana arah pertanyaan Jodha . Jalal mengatakannya sambil memandang tajam ke mata Jodha. Jodha jadi salah tingkah dipandang seperti itu oleh Jalal. Ia mengambil minuman di gelasnya yg ternyata cola.

Jodha tidak punya senjata untuk membalas Jalal , tapi tiba2 dia teringat sesuatu. " Tapi aku yakin tidak semua wanita yg dekat denganmu berkesempatan melihatmu tidur dengan mulut ternganga,,,"

Jodha melirik Jalal dengan senyuman kemenangan. " Apa katamu ?? " Jalal penasaran. Mereka diam sesaat lalu sama2 melirik ke ponsel Jodha yg tergeletak di meja ruang tamu semalam. Jodah melirik Jalal, Jalal melirik Jodha, entah siapa yg memulai lebih dulu mereka berdua berlomba berlarian menuju meja ruang tamu untuk mengambil ponsel Jodha. Dan yup Jalal mengambilnya lebih dulu dan Jodha mencoba merebutnya. Jalal berhasil membuka hasil jepretan Jodha semalam. Dan ia membelalak tak percaya dengan perbuatan Jodha mengabadikan posisi tidurnya semalam.

" Hahaha,,," Jodha tertawa kegirangan Jalal tidak terima dan melotot ke arah Jodha. Jodha merasa takut dan kembali berlari lagi ke meja makan. Jalal menyusul dan melihat botol cola di meja makan , timbul niat jahatnya mengerjai Jodha ' rasakan pembalasanku Jodha.' Jalal berlari memgambil botol cola dan mengocoknya. Jodha mulai sadar apa yg akan dilakukan Jalal. Ia lalu mengambil botol cola yg lainnya dan mulai mengocoknya juga. Terjadi kejar2an sesaat sebelum Jalal membuka botol colanya yg sudah berbuih lebih dahulu dan memyemprotkan busanya ke arah Jodha.

Jodha menjerit sambil membalas jalal dengan botol colanya kini. Dan mereka pun saling serang dg busa cola yang melimpah. Lalu tertawa lepas setelah busa dlm botol cola habis semua. Keduanya terengah-engah dan saling menatap sambil tetap tersenyum .

Jalal mendekati Jodha. Piyamanya yg basah, rambut dan seluruh wajahnya yg kini juga basah, nafas yang masih terengah2. Jalan bergerak mendekati Jodha. Jodha merasakan suhu tubuhnya meningkat, tubuhnya gemetar. Jalal semakin dekat pada Jodha sebelah tangannya meraba tangan jodha pada posisi saling berhadapan, lalu naik ke wajah Jodha semakin dekat hingga tercium wangi cola yang manis dari tubuh keduanya . Hasrat keduanya semakin bergelora. Jodha menarik tubuhnya ke belakang menahan tubuhnya yg mulai gemetaran , satu karena cola yg membuat tubuhnya basah kedinginan kedua karena Jalal yang mulai menyentuh pundaknya, mendekatkan wajahnya memandang bibir Jodha yg gemetar dan penuh dengan cairan cola . Lalu perlahan tapi pasti Jalal mencium bibir Jodha yang terasa manis itu. Membawa wajahnya lebih mendekat dg sebelah tangannya dan dengan penuh hasrat melumatnya hingga nafas keduanya semakin tersengal. Jalal merasai seluruh bagian bibir Jodha membawa tubuh Jodha mendekat ke tubuh Jalal dan memeluk sambil tetap menciumnya penuh gelora. Jodha hanya mengikuti arah permainan Jalal, ciuman pertamanya , kepolosannya dan gairah yang malu2 membuat Jalal segera melepaskan ciumannya.

Dengan rasa cola yg masih tersisa, ciuman di pagi hari itu semakin terasa manis. Jalal benar2 melepaskan ciumannya membuka matanya dan memandang Jodha yang masih memejamkan matanya. Masih dirasakannya bibir Jodha yang teramat manis,,,

# HUHUY COLA KISS 1
#PAS KAN POSTING PAGI2 HEHEHE.....

TBC.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar