Kamis, 26 Maret 2015

*** FF CINTA TAPI GENGSI_PART 24 ***

Jodha menggigit bibirnya seperti menahan sesuatu. Jalal memperhatikannya dan bertanya

" kenapa ?"

" Oo,,uum i wanna make a pee (pipis),,," Jodha malu2 menjawabnya.

Jalal tertawa padahal ia memikirkan hal lain barusan. (*Imajinasi tingkat tinggi_LOL). Jalal lalu bangun dan berjalan ke arah Jodha, membantu membuka selimutnya dan mulai memapah Jodha . Jodha berjalan dengan dibantu oleh Jalal.

" Cepat sedikit aku sudah tidak tahaan." Keluh Jodha sambil merapatkan kedua belah pahanya. Jalal melotot ke arah Jodha,

" Kau sendiri yang jalan seperti keong, " Jalal menjadi tidak sabaran dan segera menggendong Jodha.

" Apa yang kau lakukan ?" Seru Jodha dengan terkejut.

" Aku tidak mau kau ngompol di kamarku, seperti saat kau di Mall dulu, mengerti ?"

Entah apa warna wajah Jodha saat ini , yang pasti dia sangat marah dan malu sekali ' Dadisaaaaa,,,,,,' pekik Jodha dalam hati. Jalal tersenyum ingat cerita Dadisa waktu itu. Jodha menunduk mentupi sebagian wajahnya dengan rambutnya. Jalal tertawa kegirangan Ia lalu menurunkan Jodha di depan pintu kamar mandi dan menutup perlahan menutup pintunya. Ia masih sempat bercanda sebelum pintu benar2 tertutup.

" Kau yakin tidak perlu bantuanku juga di dalam sana ? " Jalal terkekeh. Dan Jodha hanya bisa melotot ke arah Jalal lalu segera mendorong pintunya. Sepuluh menit kemudian Jodha sudah selesai. Jalal kembali memapah Jodha ke tempat tidur. Tubuh Jodha yang masih terasa sakit dan rasa kantuknya akibat obat anti nyeri tadi membuat Jodha segera terlelap.

Jalal segera membuka pakaian bagian atasnya seperti kebiasaanya di rumah. Karena lelah ia juga akhirnya tertidur di sofanya.

***
Matahari masih malu2 menampakkan wajahnya. Sepeti juga Jodha yang mengintip malu2 dari balik selimutnya. Tidurnya lelap sekali. Ia menyadari sesuatu kemudian berbalik dg cepat. Dilihatnya Jalal yang tertidur dg posisi membelakanginya dan memeluk badan sofa dengan tubuh bagian atasnya yang topless.  Jodha segera menutupkan selimut ke wajahnya lagi. Ada perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. 'Ahh mengapa ia ceroboh sekali.' Jodha bangun dan bermaksud menutupi tubuh Jalal dengan selimutnya. Ketika ia membungkuk Jalal tiba2 berbalik dan mereka berdua terjatuh ke lantai. Jalal kini tepat berada diatas Jodha yang masih memegang selimut tebalnya. Tepat saat itulah terdengar orang membuka kunci pintu kamar dari arah luar dan munculah Hameeda dari balik pintu. Belum lagi hilang  rasa terkejut Jodha dan Jalal karena jatuh dg posisi berpelukan seperti itu, kini mereka juga terkejut dengan kehadiran Hameeda. Keduanya berpandangan dan baru menyadari kondisi mereka saat itu lalu bangun dengan tergesa2.

Hameeda memandang memandamg tajam kearah mereka. Ia langsung menutup pintu dan kembali memandang pada Jodha. Walaupun Jalal dibesarkan dilingkungan  yg bebas dalam pergaulan, tapi Hameeda selalu mendidik Jalal dengan norma ketimuran yang masih melekat pada darah Indianya. Karenanya begitu melihat Jalal tidur satu kamar dengan perempuan yang bukan muhrimnya Hameeda segera angkat bicara.

" Kau fikir apa yang telah kau lakukan Jalal ? Tidur dengan seorang perempuan ? Sejak kapan kalian melakukannya hah ? Bukankah ini perbuatan yg dilarang dalam agama kita Jalal ? Apa yang kau fikirkan ? Beginikah hasil didikanku padamu ? " Jodha bersembunyi di balik punggung Jalal, ia bingung harus berbuat apa ini baru pertama kalinya Jodha bertemu dengan Hameeda, Ibunda Jalal. Jalal menenangkannya dan memberikan tanda ia saja yg bicara.

" Ma,,,Ma,,,come down, ini tidak seperti yang kau fikirkan , Ma,,,kami tidak melakukan apapun. Kamii...kamii..." Hameda memotong kalimat Jalal.

" Lalu apa yg aku lihat barusan , hah ? Kalian fikir aku anak kecil yg akan kalian bohongi dg dalih ketidaksengajaan. " Hameeda segera maju ke depan Jalal dan menarik Jodha keluar dari punggung Jalal.

" Dan kau Young Lady, apakah orang tuamu tahu kau menginap dg seorang pria ? , siapa namamu ? !" Bentak Hameeda,,,

Jodha dengan masih ketakutan

" Aku Jodha , Nyonya,,,Jodha Bai,,."

" Huh, Indian,,,but you not seem like one! Jalal, do your Namaz, aku menunggumu di kantor."

" Hh ,,Ha,,,Ma,," Jawab Jalal singkat. Hameeda segera meninggalkan kamar Jalal sambil memandang sinis pada Jodha sekali lagi.

Setelah Hameeda pergi Jalal menoleh pada Jodha dan memegang kedua pundaknya." Maafkan Ibuku, dia hanya salah faham, aku sangat tahu kau wanita yang baik. Aku bersiap dulu. Kalau kau masih ingin disini tak apa,,," Jalal memandang  Jodha dan menunggu jawabannya.

" Tidak ,,,aku juga harus masuk kerja ,,, terima kasih untuk semuanya. Aku,,,aku juga minta  maaf karena sudah menempatkanmu dalam situasi yang sulit, aku sebenarnya,,,,."

Jalal tidak membiarkan Jodha menyelesaikan kalimatnya. Jalal mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha, meraihnya dengam kedua tangannya dan mencium bibir Jodha dengan sangat cepat. Kehangatan dan rasa aman segera mengalir ke seluruh bagian tubuh Jodha. Ia membiarkan Jalal menciumnya beberapa saat .  Lalu sehera menarik wajahnya.

Jalal tersenyum, " Aku jemput kau nanti malam,,,." Jalal melepaskan pelukannya pada Jodha dan segera berlalu ke kamar mandi.

Jodha masih terpaku ditempatnya.

***

Di kantor Jodha,,,

Suryaban berlari menyambut Jodha, ia sangat khawatir dengan keadaan Jodha . Surya sudah mencoba mencari Jodha setelah mendengar alarm tanda bahaya kemarin. Dan dari petugas hotel yg berada dilokasi kebakaran Surya mendapat kepastian bahwa Jodha sudah di bawa oleh Jalal. Ponsel Jodha tidak aktif, karenanya Suryaban sengaja menunggu Jodha di depan kantornya pagi ini.

" Jodha bagaimana keadaanmu, aku mencari2mu kemarin , kau tidak apa2 kan ? Mana yang luka ? Mengapa kau bisa ada disana ?" Surya terlihat sangat cemas dan Jodha heran dengan sikap Surya pagi ini.

" Aku tidak apa2 , Bhaisa,,,tdk usah mengkhawatirkan aku."

" Ohh yaa,,,tentu saja , pasti Pak Presdir mu itu menjagamu dengan sangat baik kan ?" Ada nada sinis pada kalimat Surya barusan, dan entah mengapa Jodha serasa melihat Surya Bhaisa nya yang dulu, yang selalu mencemaskan hal2 kecil sekalipun yang terjadi pada Jodha. Mereka berpandangan sesaat.

" Bhaisa , mengapa berkata seperti itu? aku sudah bilang dia bukan siapa2, jangan terlalu berlebihan." Jodha tampak marah dg ucapan Suryaban barusan dan segera berlalu dari hadapan Surya.

Surya berteriak dari belakang Jodha,
" Karena aku masih sangat mencintaimu Jodha Bai, my little ladly,,,kau akan selalu selamanya menjadi kesayanganku Jodha. " Mendengar itu Jodha semakin marah. Ia Terbayang lagi semua yang pernah dilakukan Surya dengan tidak membalas surat2nya dan tidak memberikan kabar sedikitpun padanya 7 tahun silam. Jodha  selalu mengharapkan Surya kembali dengan seluruh cinta  dan pengharapannya. Luka yang ditorehkannya terlalu dalam . Hingga untuk waktu yang lama , Jodha pernah tak percaya dengan cinta. Ia hanya belajar dan belajar menjadi yang terbaik di bangku kuliah. Membalaskan dendamnya dan membuktikan pada Surya suatu hari nanti, bahwa patah hati tidak akan membuatnya patah semangat. Lalu apa kini ? Jodha berbalik dan memandang sinis pada Surya.

" Lalu mengapa kau tak memberikanku sedikitpun kabar , Bhaisa ? Kau melupakan aku, kau melupakan cinta kita ? Lalu kau berharap apa dari ucapanmu barusan, kau sudah bertunangan Bhaisa, jangan membuatku semakin membencimu. Moti adalah temanku. Jangan membuatnya patah hati seperti yg kau lakukan padaku dulu. Cukup aku saja , jangan dia Bhaisa, Jangan Moti, dia tidak akan sanggup menghadapi perpisahan denganmu." Jodha mulai terisak.

Surya mendekati Jodha..

" Aku tahu aku sangat menyakitimu Jodha, tapi aku tak dapat membantah permintaan orang tuaku agar fokus di studiku waktu itu. Kalau saja kau tahu Jodha, tahun pertamaku di London ini, aku sangat tersiksa berada jauh darimu, aku selalu memikirkanmu. Aku berhenti mengabarimu agar aku bisa lulus secepatnya dan kembali padamu. Tapi begitu aku lulus, kau sudah tidak ada di Delhi."

Jodha tidak tahu kebenaran itu yang dirasakannya waktu itu hanyalah sakit hati karena Surya sudah melupakannya.

" Aku siap menebus kesalahanku padamu Jodha, aku masih bisa memutuskan pertunanganku dengan Moti, lebih baik sekarang sebelum aku terlalu mencintainya."

" Apa maksudmu , Bhaisa,,,?"

" Menikahlah denganku , Jodha. Aku pastikan ,,,kita akan bahagia selamanya,,,,."

Jodha tidak bereaksi sedikitpun dengan ucapan Surya barusan. Hatinya tentu saja menolak. Teringat romansa kisah cintanya dl dengan Surya. Jodha memejamkan matanya sesaat.

" Tidak Bhaisa,,,kisah kita sudah berakhir, bahagiakanlah Moti, aku berbahagia untuk kalian Bhaisa. Sungguh.

" Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Moti , Jodha. Apapun yang terjadi kau akan jadi milikku."

"BHAISAAA,,,,!!!" Jodha menatap mata Surya dengan tajam, tangannya mengepal, lalu ia segera pergi dari hadapan Surya.

***

Jalal memarkirkan mobilnya di pintu lobby Kementrian LN ini, masih setengah jam dari waktu pulang Jodha.

Setengah jam kemudian Jodha keluar dari pintu utama Lobby. Jalal segera menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar di mobil. Jodha terlihat tergesa2 lalu dilihatnya seseorang mengejar Jodha dari belakangnya,,,,

" Jodha ,,,tunggu !!"

TBC,,,,

3 komentar:

  1. Ahaa...NaNgguNg buNda...udah kecaNduaN Nee...Mogaa aja Jodha NgehiNdar darii cwok itu...daN pergii saMa Jalal.... Mkasiiih

    BalasHapus
  2. Yuk yaa...thanks dah mampir...gimana tampilannya sekarang udah ga silau kan tulisannya ?

    BalasHapus
  3. mba Fatima....syuuukaaa akhirnya kangen Jalal pada bibir Jodha bisa terlampiaskan walau cuma sebentar setidaknya Jodha ngga marah lagi saat dia di cium......cieee cieee yg udah mau baikan ;-)

    BalasHapus