Rabu, 25 Maret 2015

*** FF CINTA TAPI GENGSI_PART 23***

Jalal membanting barbel yg sedang digunakannya untuk  berlatih tadi. ' Bodoh sekali, Jodha pasti akan semakin membenciku. Ya Tuhan ,wanita itu benar2,,,,Aaaahhh."

*Flashback

" Kakaaak,,,?" Mirza tak sadar menyapa Jalal lebih dahulu. Jodha berpaling pada Jalal yg ada di belakangnya...

" Kakaaak,,,kau ? Apa ini ? Mirza,,,?" Jodha yang berada ditengah2 Jalal dan Mirza menjadi bingung.

" Owh,,,oo aku ,, umm,,,," Mirza tak tahu harus menjawab apa .

" Dia adikku , Jodha,,,Mirza Hakim." Jalal hanya berhenti sampai disitu dan Jodha sudah memasang tampang garangnya pada kedua kakak beradik itu.' Jadi selama ini,,,Aku berkeluh kesah pada Mirza yang adalah adik Pak Presdir,,,owh bodohnya aku.

" Jodha, maafkan aku . Ini hanya salah faham , aku tidak  bermaksud menipumu. Jangan salah faham. Kita masih tetap bersahabat kan ?" Mirza berjalan ke arah Jodha tapi Jodha mundur beberapa langkah dan tanpa berkata apapun Jodha sudah berlari masuk ke Rusunnya.

*flashback end

Mirza masuk membawakan minuman dingin untuk Jalal. Ia juga merasa bersalah dg kejadian semalam . 'Mungkin saja hubungan Jodha dan Kakak mulai membaik dan aku menghancurkannya.'

" Kak, maafkan aku, aku mengacaukan kencan kalian." Jalal berpaling pada Mirza , Mirza menyodorkan gelasnya kearah Jalal dan Jalal mengambil dan mulai meneguk juice dingin yang dibawa Mirza.

" Sudahlah Mirza kau tidak melakukan kesalahan apapun. Ini hanya salah faham. Lagi pula semalam itu bukan benar2 kencan. Aku tidak sengaja bertemu dengannya. Justru kau yang harus memaafkan aku , aku menghancurkan persahabatan kalian. Mungkin lebih baik selamanya dia tidak pernah tahu bahwa kau adikku, hingga kalian masih tetap bisa bersahabat, maafkan aku, Mirza. Sekali lagi aku mengecewakanmu. " Jalal meneguk habis juice di gelasnya .

" Sebentar lagi pasti dia sudah baik padaku , Kak. Sudahlah tak usah mengkhawatirkan aku. Yang aku khawatirkan justru dirimu. Jodha akan semakin jauh darimu. Kau dan dia sama2 keras kepala."

" Tidak apa2 Mirza, aku pasti akan menemukan cara. Dan trima kasih atas bantuanmu, kalau tidak aku tidak pernah tahu kabarnya satu bulan ini. " Jalal mengambil lagi barbelnya.

Mirza beranjak pergi dari tempat latihan Jalal. Ia harus memikirkan cara bagaimana meminta maaf pada Jodha. Karena ide agar identitasnya tidak diketahui adalah idenya dulu.

***

Pagi ini Jodha , Surya dan beberapa staff yang lain dipanggill oleh Menteri Luar Negri Inggris ,Tony Blair ke ruangannya. Mereka ditugaskan untuk melakukan beberapa persiapan sehubungan dg Summit World Costume Festival yang akan diadakan beberapa beberapa bulan lagi di London. Siang ini mereka akan melakukan survey di hotel yg direkomendasikan oleh panitia, King's Hotel. Jodha terkejut mendengar nama Hotel itu disebut ' Mengapa harus King's Hotel, betapa banyak hotel di London ini , mengapa harus hotel itu ? Ooh I can't believe it. Semoga saja aku tidak bertemu dengan orang itu disana.'

Rombongan staff Kementrian LN, sudah sampai di Hotel King, Jodha baru saja turun dari mobil yg mengantarnya bersama Surya dan staff lain ketika berjumpa dengan Jalal yg juga baru turun dari mobilnya. Jalal diberitahu oleh staffnya bahwa yang di depan mereka sekarang adalah rombongan dari Kementrian  Luar Negri yang akan melakukan survey sehubungan konfrensi tingkat dunia yg akan dilaksanakan di Hotelnya.

Jalal hanya menyapa staff yang paling depan dari rombongan itu, lalu mempersilahkan mereka untuk melanjutkan berkeliling. Jalal tahu Jodha dan Surya ada di dalam rombongan itu, tapi ia memutuskan untuk segera berlalu dari sana.

Rombongan lalu melihat2 ruang pertemuan yang akan dipakai untuk konfrensi nanti. Jodha mengatakan bahwa ruangannya kurang besar tidak cocok untuk pertemuan bertaraf internasional. Jalal yg kebetulan juga sedang inspeksi disana langsung menyela perkataan Jodha.

" Kalau anda menginginkam ruangan yang lebih besar kami bisa menambahkan ruangan disebelah utara untuk dibuka, atau ruangan lain yang akan di set sesuai keinginan anda, seharusnya,,,sebagai orang yang pernah bekerja disini, anda lebih tahu Nona Jodha. " Jalal memandang tajam ke arah Jodha. Sementara Jodha memandang ke arah lain karena merasa di ' skak mat' oleh Jalal. Jodha sengaja melakukannya karena dari awal Jodha memang tidak suka kalau konfrensi ini harus diadakan disini.'huh' Jodha kesal sekali.

Jalal memerintahkan orang untuk menu jukkan pada rombongan dimana ruagan untuk konfrensi yang tadi diceritakannya. Sementara Jalal permisi untuk melanjutkan inspeksinya. Surya memandang aneh pada Jodha dan Jalal, bukankah harusnya mereka adalah pasangan ' kekasih ?' Ada sesuatu yang menggilitik rasa ingin tahu Surya, sambil mereka berjalan menuju ruang berikutnya ,ia lalu mendekati Jodha.

" Bukankah dia tunanganmu, Jodha ? Mengapa sikapnya seperti itu padamu."

" Dia bukan tunanganku , Bhaisa,,atau siapapun yg berarti dalam hidupku. Ia hanya pernah singgah, dan aku sedang mencoba melupakannya,,,,aku mohon jangan menanyakan hal itu lagi."

Walaupun Surya tak mengerti tapi sedikitnya ia faham dengan apa yang dialami Jodha. Jodha mohon izin memisahkan diri dari rombongan sebentar. Surya dan yang lainnya lalu melanjutkan survey hari itu tanpa Jodha.

Jodha berjalan sendiri menuju ke luar ruangan, ketika didengarnya bunyi dentuman yg amat keras dari ruangan di bawah. Karena keingitahuannya ya g amat besar, Jodha segera berlari kesana.

" Apa yang terjadi ?" Tanya Jodha pada salah seorang karyawan hotel yang sedang berlarian.

" Kebakaran Nona, di ruang panel di basement, kembalilah ke atas Nona ." Orang tadi segera berlari ke atas. Jodha mendengar sirene mobil pemadam kebakaran dari kejauhan. Dari beberapa karyawan yang berada di luar ruangan Jodha mendengar ada seseorang yang terjebak disana tanpa fikir panjang Jodha segera berlari masuk ke dalam. Dilihatnya seorang pekerja wanita yg terbatuk2 ditengah kepulan asap. Pandangan Jodha terhalang sementara gerakannya jg terhambat karena siraman air dari sensor kebakaran yg otomatis  Jodha segera mengambil sebuah tirai dan  membasahinya dengan air lalu menutupkannya pada tubuh wanita tadi dan membawa ia keluar. Wanita itu berhasil di selamatkan oleh para pekerja yg menyambut diluar ,tapi naas sebuah  paralon air jatuh dari belakang dan mengenai tubuh Jodha. Jodha terduduk dan mengaduh kesakitan tepat pada saat itu Jalal datang. Jodha mengerang kesakitan lalu jatuh tidak sadarkan diri. Jalal meraih tubuh Jodha sebelum tubuhnya benar2 roboh menyentuh lantai, Ia langsung mengangkat tubuh Jodha dan membawanya ke tempat yang lebih aman untuk di periksa oleh tim kesehatan.

***

Jodha merasakan hawa dingin yang menerpa wajahnya. Ia membuka matanya dan meraba kepalanya yang pusing. Jodja mulai melihat ke sekeliling. 'Ya Tuhan ini kamar pribadi Pak Presdir , apa yang kulakukan disini.' Jodha segera beranjak duduk. Didengarnya pintu kamar mandi yang dibuka dari dalam. Dan dilihatnya Jalal yang keluar dari kamar mandi dengan wajah yg basah. Mengambil handuk dan mengusap wajahnya. Lalu dilihatnya Jodha yg sudah duduk di tepi tempat tidur. Melihat wajah Jodha yang keheranan , Jalal segera menjelaskan.

" Ohh, baguslah kalau kau sudah bangun, kau pingsan selama kurang lebih 8 jam."

" Siapa yang membawaku ke sini ? Dan,,, dan siapa yang menggantikan bajuku ?"

" Siapa lagi kalau bukan aku apa kau melihat ada orang lain selain aku ?!!"

" APPA ?!!"Jodha berteriak marah tapi Jalal segera tertawa terbahak2.

" Hahaha,,, aku tahu reaksimu akan seperti itu. Aku yang membawamu ke sini dan Saleema yang menggantikan bajumu. Ia baru saja pamit karena suaminya menjemputnya. Puass ?" Jalal menyeringai senang karena berhasil mengerjai Jodha.

" Aku mau pulang." Kata Jodha kemudian.

" Dengan kondisimu yang lemah seperti itu, aku sarankan kau menginap saja malam ini di sini."

" Aku tidak mau." Jodha segera berdiri tapi kemudian matanya berkunang2 dan ia limbung ke belakang. Untung Jalal segera menangkapnya.

" Kau selalu saja keras kepala, atau kau sengaja agar aku menangkap dan menyentuh  tubuhmu lagi ?" Jodha mentap Jalal yg saat ini sangat dekat dg wajahnya.

Jalal segera merebahkan Jodha dan menyelimuti Jodha . Jodha pasrah dan tak mencoba melawan lg, ia takut Jalal akan kembali membantunya dan menyentuhnya lagi sementara kepalanya memang pusing dan tubuhnya lemah.

Jalal kembali  duduk di sofanya. Segera mengambil ponselnya dan menelfon seseorang , " Tolong bawakan 2 porsi soup dan coklat hangat  ke kamarku."

Jodha dan Jalal kembali diam. Jalal masih dengan kesibukannya di ponselnya dan baru berhenti ketika pesanannya datang. Meletakkan 1 porsi soup di mej. Dan membawa yang satunya ke sebelah Jodha. Membantu Jodha berbaring setengah duduk dan mulai mencoba menyuapi Jodha. Jodha lagi2 menolak pada awalnya tapi  Jalal membujuknya dengan lembut.

" Aku mohon Jodha, kalau kau tidak mau melakukannya untuk dirimu sendiri, paling tidak ingatlah pada orang tuamu yg akan merasa sedih kalau tahu keadaanmu seperti ini." Jalal menatap Jodha lembut dan mulai mengangkat sendok di tangannya lagi bersiap menyuapo Jodha. Jodha terharu dan membiarkan air matanya mengalir. Jalal mengusapnya dan Jodha membuka mulutnya menerima suapan Jalal. Jodha masih terus meneteskan air mata sambil menelan sup nya. Ia tentu saja teringat dengan kedua orang tuanya ketika Jalal mengingatkannya. Tidak ada percakapan selama Jalal menyuapi Jodha. Jalal tidak mau mood Jodha hilang , hingga ia bisa menolak makannannya lagi.

Jodha sudah menghabiskan soupnya. Ia mengucapkan terima kasih dengan tulus pada Jalal. Jalal hanya menganggukkan kepala dan kembali ke sofanya lalu memakan soupnya juga.

" Maafkan aku telah merepotkanmu." Jodha memandang Jalal yg sedamg menikmati soupnya.

"Kau repotkan aku seumur hidupmu juga tidak apa2." Jalal juga memandang Jodha, mereka berpandangan sesaat. Jodha mengalihkan pandangannya lebih dulu.

" Kau bisa memerintahkan salah satu pegawai wanitamu untuk membantu dan menemaniku tadi, aku yakin kau masih banyak urusan yang harus dilakukan."

" Untuk apa aku menyuruh orang lain? kalau begitu mengapa kau tidak melakukan hal yang sama ketika kau merawatku dulu ? Hemmh ,,,? Ayo jawab !"

"Itu karena aku merasa bersalah telah memgajakmu makan sembarangan."
Akhirnya Jodha menemukan jawaban yang tepat pada Jalal. Walaupun sebenarnya ia amat khawatir saat itu.

" Kalau begitu aku juga merasa bersalah padamu, maafkan aku untuk semua hal yang telah kulakukan yang membuatmu menangis dan membenciku." Jalal bersungguh2 ketika mengatakannya dan Jodha melihat sinar ketulusan dimatanya.
Untuk sesaat mereka kembali terdiam.

" Baiklah, kau harus beristirahat sekarang. Jangan khawatir kau bisa mempercayaiku. Jalal memeriksa kembali selimut Jodha, membetulkan bantalnya dan menyuruhnya segera tidur . Lalu ia sendiri menuju sofa dan berbaring dengan santai disana.

Jodha melirik Jalal yang tidur di sofa di sebelahnya. Jalal reflek memiringkan juga tubuhnya dan pandangan mereka bertemu....

TBC dulu yaaa,,,,,

Request siapa kemaren yah,,,minta JoJa lebih panjang scene nya....hadeww ,,,tak kuase lah,,,hahah.capek ahh. Besok back to 'kerangka karangan' lagi .

2 komentar:

  1. Unik...namanya juga CTG 'cinta tapi gengsi'...heheee
    Ntar klo dah baikkan gtu mereka brantem lagi mb fara?...huh, mksiii mb fara

    BalasHapus
  2. lanjut mbak asyik....bikin happy

    BalasHapus