Jumat, 20 Maret 2015

FF CINTA TAPI GENGSI_PART 19

Jalal melepaskan bibirnya dari bibir Jodha, ketika pasangan suami istri Chang bertepuk tangan tanda lagu sudah berakhir. Jodha menyembunyikan wajahnya sejenak ke samping wajah Jalal. Dan menenangkan jantungnya yg berdegup kencang. Kemudian menjauh dan tersenyum ke arah pasangan Chang. Sedangkan Jalal masih tertegun memandang Jodha. Kemudian mengikuti Pandangan Jodha dan ikut tersenyum pada pasangan Chang.

" Maafkan aku, kadang2 aku terbawa suasana,,,." Mengalihkan pandangannya pada Jodha dan tersenyum canggung.

Jodha terkejut dengan jawaban Jalal, ' jadi yang tadi itu apa ? Owh , jangan bilang itu karena faktor ketidak sengajaan Mr. Jalaluddin Mohammad ' Jodha kesal dan memicingkan matanya ke arah Jalal. Mr. Chang berdiri dan menepuk2 pundak Jalal.

" Oke, baiklah. Sudah sangat larut, sebaiknya kita beristirahat, besok kita akan melihat2 perkebunan anggur disini dan tempat penyulingannya. Yi Mey sayang , tolong tunjukan kamarnya pada mereka,,,,"

Mrs. Chang mengangguk dan membawa Jodha dan Jalal ke kamar yg sudah dipersiapkan untuk mereka. Sebuah kamar diatas ruang utama, tidak terlalu besar dengan interior yg didominasi kayu disekeliling dindingnya. Aroma kayu pun segera menyeruak dari dalam ruangan. Tidak banyak furniture di ruangan itu hanya satu spring bed besar di tengah dan sofa panjang yang agak merapat ke dinding. Ada lemari pendingin kecil dan kaca besar diujung ruangan, dan sebuah pesawat telpon ruangan. Ada pintu kamar mandi di sebelah kaca besar tadi. Suasana pedesaan yang tampak modern dg arsitektur bergaya eropa klasik.

" Sengaja tidak dipasang AirCon disini, karena udaranya sudah sangat dingin kalau malam hari." Mrs. Chang memandang pasangan itu penuh arti. Mrs Chang lalu meninggalkan mereka berdua di kamar dan mengatakan pada Jodha agar mereka bersiap pukul 9 pagi besok di bawah. Jodha dan Jalal mengucapkan terima kasih hampir berbarengan kepada Mrs. Chang.

Setelah Mrs.Chang pergi , Jalal langsung membuka jasnya dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Jodha masih berdiri kaku di dekat pintu, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya berdua saja dengan Jalal di kamar itu. Suasana canggung segera menyapa keduanya.

" Maaf Pak Presdir, apakah kita akan benar2 tidur di satu ruangan ini ?"

" Bukan hanya satu ruangan Jodha tapi satu tempat tidur. " Jalal membuka sepatu, menyilangkan kakinya sambil melipat lengan kemejanya ke atas. Lalu melanjutkan

" tidak usah khawatir, bukankah ini bukan kali pertama kita tidur sekamar ? " Jalal mengerlingkan matanya dan tersenyum sinis. Jodha membuka mulutnya tak percaya dengan yang diucapkan Jalal barusan,
" Aah, tapi itukan ,,,? "

" Tapi apa ? Bukankah kita juga satu kamar dan satu tempat tidur saat itu ? " Kata Jalal mengingatkan Jodha.

" Saat itu anda sedang sakit Pak Presdir, sedangkan sekarang? HOhh,, entah apa yang akan terjadi padaku malam ini setelah kejadian barusan ? " oops Jodha langsung menutup mulutnya sendiri,,

Jalal memandang Jodha tak berkedip, ' Ya Tuhan , aku juga takut dengan pesonamu , Jodha,,,aku jg berharap tidak akan ada sesuatu yg terjadi diantara kita malam ini' bisik hati Jalal , lalu melanjutkan

" Memangnya apa yang akan terjadi ? Kau tidak percaya padaku ?"

" Bukan begitu, hanya saja,,,,"

" Aku minta maaf soal yang tadi, sungguh aku hanya terbawa suasana saja,,,aku mohon jangan menganggapnya terlalu serius ? " Jalal memotong kalimat Jodha.

Jodha benar2 marah dengan pernyataan Jalal barusan. 'Jadi kau anggap apa aku ? perempuan murahan ?'Wajah Jodha tertunduk lemas, ia sudah akan menangis kalau saja tidak ada Jalal saat ini di depannya.Oh Jodha mengapa kau begitu lemah. Jodha mengangkat wajahnya kembali menatap tajam ke arah Jalal.

" Jadi begitukah anda menganggapku selama ini Pak Presdir, perempuan su**al yang mau saja anda perdayai, terima kasih . Akhirnya aku tahu."

" Apa maksudmu , Jodha. Kalau yang kau permasalahkan barusan adalah karena aku menciummu , aku sudah minta maaf,,,,"

" Dan yang sebelumnya juga ? " Jodha mengingatkan Jalal ketika ia menginap dirumahnya dulu.

" Yah , dan yang sebelumnya juga, aku pastikan hal seperti itu tidak akan terjadi lagi dimasa yang akan datang !"

" Ohh, jadi begitu saja, jadi begini perlakuanmu pada semua wanita yang dekat denganmu,,," Jalal berdiri dari sofanya dan berteriak pada Jodha.

" JODHAAA,,,,Jaga ucapanmu !!Jangan coba2 membuatku marah. Kau tidak akan suka kalau aku marah."

" Aku tidak takut dengan kemarahanmu Pak Presdir, kau boleh memecatku setelah ini atau aku sendiri yang akan mengundurkan diri,,!" Jodha mengambil tas nya dari sudut ruangan dan hendak beranjak pergi dari sana. Tapi Jalal melangkah menahan tangan Jodha...

" Lalu apa yang kau inginkan Jodha ? Pernyataan cinta dariku ? Aku tergila2 padamu dan ingin menikah denganmu ? Katakan itu yang kau inginkan ?!" Jalal menatap Jodha dengan marah. Jodha tak kalah sinis memandang Jalal. Mereka menatap satu sama lain dengan penuh kebencian saat ini.

" Lepaskan aku 'you womanizer',,,,," Kalimat Jodha yang terakhir sangat tegas dan jelas. Jalal tak percaya dengan apa yang didengarnya. Ego dan harga dirinya terluka oleh sebutan yg diberikan jodha padanya barusan. Jalal melepaskan tangannya. Mereka masih saling menatap dalam kemarahan sebelum akhirnya Jodha menghambur keluar kamar dan berlari meninggalkan Jalal yang terpaku di tempatnya. Jodha menuruni tangga dan berlari keluar cottage.

Suasana malam diluar menahan langkahnya untuk tidak lebih jauh berlari. Ia hanya menyandarkan dirinya pada sebuah pohon yang rindang disana lalu menangis sejadi2nya. ' Aku membencimu Jalal, aku bencii,,,aku berharap tak pernah bertemu saja denganmu di kehidupan selanjutnya, aku sangat membencimuu,,,,!!' Jodha masih malanjutkan sumpah serapahnya dalam hati. Hatinya perih, jiwanya tersayat atas perlakuan Jalal barusan.

Sementara itu didalam kamarnya Jalal masih berusaha mengatur nafasnya. Setelah Jodha keluar tadi. Jalal masih bertahan di dalam kamarnya. Jalal berfikir Jodha hanya menenangkan dirinya sebentar diluar. Tapi setelah 2 jam, Jodha tak juga menunjukan batang hidungnya. Jalàl menjadi sangat khawatir kini. Diliriknya jam ditangannya jam 1 malaam. Jalal sudah tertidur si sofa selama ia menunggu Jodha tadi. Dan menyadari Jodha tidak ada di kamar. Jalal langsung panik dan setengah berlari menuju pinti keluar mencari Jodha.

Dengan penerangan dari sinar rembulan dan cahaya dari ponselnya, Jalal menemukan Jodha yang terduduk di bawah sebatang pohon. Jalal berlari mendekatinya. Jodha sedang menggigil kedinginan sambil merapatkan selendang saree nya.

Jalal berjongkok memeriksa Jodha. Mata Jodha terpejam tapi mulutnya mulai mengigau,,,,,,

" Pergi kau,,, lepaskan aku,,,pergiii,,biarkan aku sendiri,,, jangan menyentuhku,,pergiii !!" Suara Jodha semakin melemah.

Jalal sangat iba dengan keadaan Jodha. Ia lalu menggendong Jodha dan membawanya masuk ke kamar. Merebahkan tubuh Jodha di tempat tidur. Wajah Jodha pucat, kaki dan tangannya dingin. Bibirnya pucat dan giginya gemelutuk menahan dingin. Jodha mengalami hipotermia setelah lebih dari dua jam berada di udara yang sangat dingin di luar. Jalal segera menyelimuti Jodha sampai ke dadanya. Menambahkan lagi bantal yg menyangga kepalanya. Diambilnya air hangat dari keran air panas di kamar mandi, dilapnya wajah , tangan dan kaki Jodha. Menempelkan kedua tangan Jodha ke wajah Jalal. Dingin sekali. Jalal bingung antara meminta bantuan suami istri Chang atau tidak. Tapi apa yang akan difikirkan oleh mereka nanti. Akhirnya Jalal hanya menunggui Jodha dan berusaha menaikan suhu tubuh Jodha agar tidak makin kedinginan.

***

Sinar pertama yang menembus kamar dari balik pepohonan rimbun di luar, dan suara burung yang ramai berkicau pagi itu, membangunkan Jodha dari tidurnya yg damai semalam. Jodha terbangun karena merasakan hawa hangat yang mengenai pipi sebelah kirinya, dan irama nafas seseorang yang sangat teratur. Jodha memalingkan wajahnya dengan cepat ke sebelah kiri. Dan dilihatnya Jalal yang sedang tertidur dengan nyenyaknya sambil sebelah tangannya melingkar di tubuh Jodha. Jodha terkejut dan segera menghentakkan tangan Jalal kesamping . Hati dan fikirannya berfikir keras, ' apa yang terjadi semalam, apa yang dilakukannya dengan Jalal. Bagaimana mereka bisa tidur berpelukan ? ' Jodha meraba tubuhnya yang masih berpakaian lengkap. Memejamkan matanya sebentar tanda lega. Lalu cepat2 berbalik ke arah Jalal yang juga masih berpakaian lengkap. Jodha mengingat2 kejadian semalam. Dan ia terkejut ketika menyadari suara Jalal di sampingnya.

" Baguslah kalau kau sudah sadar, untung kau tidak mati kedinginan. " Jalal beranjak dari tempat tidurnya, mengembangkan tangannya ke samping dan berpaling ke arah Jodha. " Kalau kau sudah selesai dengan lamunanmu, tolong buatkan aku coffe , aku mau mandi dulu." Jalal lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

Jodha tidak bertanya lebih lanjut. Ia sudah bisa mengira2 apa yang telah terjadi semalam. Malahan Ia harusnya berterima kasih saat ini karena Jalal telah menolongnya. Jodha merapikan bajunya, beranjak keluar kamar dan menuju ke dapur untuk membuatkan Jalal coffe.

Tepat jam 9 pagi itu, pasangan suami istri Chang mengajak Jodha dan Jalal berkeliling di perkebunan anggur Denbies Wine Estate . Mereka berkeliling menggunakan kereta wisata yang memang disediakan oleh fihak pengelola perkebunan. Mr. Chang tertarik untuk mengelola konsep perkebunan yang sama di sekitar dataran tinggi di China. Jalal yang memang pernah berkecimpung di dunia ini sekitar 5 tahun yang lalu, menjelaskan dengan detail demua yg diketahuinya.

Konsep perkebunan saat ini harus di padukan dg konsep wisata . Seperti di Denbies Wine Estate ini. Perkebunan seluas hampir 265 meter persegi itu berada di sebuah dataran dengan latar belakang pegunungan. Disana juga dibangun sebuah tempat pembuatan wine dimana pengunjung bisa menikmati wine langsung dari pabriknya. Sementara yang ingin menginap disediakan cottage, hotel dan restoran di sepanjang area perkebunan.

" Karena latar belakang perkebunan dan konsep wisata inilah, banyak yang kemudian memanfaatkannya untuk foto pre wedding atau bahkan menyelenggarakan pesta pernikahannya sendiri disini. Banyak paket2 pernikahan uang ditawarkan disini, tentu saja dengan masih mengusung tema anggur dan perkebunannya." Jelas Jalal panjang lebar. Mr. Chang terlihat puas sekali. Jalal lalu melanjutkan " Mungkin aku akan menyelenggarakan konsep pernikahan dengan tema itu juga suatu saat nanti..." Jalal tak menyadari kesalahan ucapannya baru setelah semua orang terdiam ia membetulkan kalimatnya " oo..owh..maksudku konsep ulang tahun pernikahan kami, iya kan sayang ?" Jalal meminta dukungan Jodha, dan Jodha terpaksa tersenyum mengiyakan. Mr. Dan Mrs. Chang pum ikit tertawa.

" Pria jauh di lubuk hatinya mungkin pernah memimpikan untuk menikah kedua dan ketiga, tapi wanita selalu memikirkan satu untuk selamanya, bukankah begitu sayang. " Mrs. Chang melirik mesra dengan maksud menyindir suaminya, dan mereka pun tertawa bersama kecuali Jodha. ' bahkan Pak Presdir menganggap pernikahan adalah sebuah permainan, ' Jodha kembali memandang sinis ke arah Jalal.

Ketika mereka melanjutkan perjalanan untuk makan siang, Mr. Chang memastikan bahwa kerjasama dengan Jalal harus segera diwujudkan.

" Aku sangat senang sekali dengan konsep yang kau tawarkan Mr. Jalal, kita tidak perlu menunggu lebih lama untuk mewujudkannya, aku menerima tawaranmu untuk membuka hotel di Beijing dengan konsep yang sama seperti disini, Selamat Mr. Jalal, we have a deal." Jalal terbelalak tak percaya dengan keputusan Mr.Chang. Ia segera menyalami Mr. Chang dan mengucapkan terima kasih. Jodha melakukan hal yang sama kepada Mrs. Chang .Bebannya seolah2 ikut hilang mendengar keputusan Mr. Chang barusan. Jodha lega, karena setelah ini ia tidak harus berbohong lagi.

Dalam perjalanan pulang ke London, Jalal tak henti2nya tersenyum, sebaliknya Jodha masih dengan aksi bungkamnya. Ia hanya senang,, karena kebodohan ini akan segera berakhir.

Mobil Jalal sudah sampai di jalanan besar di depan Rusun Jodha, Jalal berinisiatif mengantarkan Jodha sampai ke belokan yg menuju pas masuk rusunnya dg berjalan kaki. Awalnya Jodha menolak, tapi krn jalanan yg sedikit menanjak dan Jodha terlalu lelah membawa barang bawaannya, akhirnya ia mengalah.

" Jodha , terima kasih atas bantuanmu,,aku sangat bahagia sekali, akhirnya kontrak akan segera ditandatangani." Jalal mengucapkannya dengan tulus.

" Hemmh,,, aku lega semuanya sudah berakhir. Besok aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku dimeja anda , Sir,,,Jadi anda akan lebih bahagia lagi karena tidak harus bertemu denganku lagi...well aku senang..."

" Jodhaa,,,, kau bersungguh2 dengan keinginanmu itu ?"

" Tentu saja, aku tidak pernah main2 dg perkataanku,,,," Jodha berhenti berjalan, menyadari Jalal yg tertinggal karena berhenti dibelakangnya. Jodha menoleh.

Jalal berjalan kearah Jodha , meraih pinggangnya dan mencium bibir Jodha, Jodha meronta melepaskan diri dari Jalal, tapi Jalal terlalu kuat mencengkram kepala dan memagut bibirnya, dan ketika ada kesempatan Jodha melepaskan diri, Jodha menampar pipi Jalal dengan sangat keras,,,,

TBC dulu ahh,,,

#Karena part yg super panjang dan family day out besok. Saya mohon ijin libur dua hari yah...senin aku update lagi...hope so...

#PLEASE L & C sebanyak2nya yaaaa...heheh...

#BOHOT2 SYUKRIA NA,,,,

1 komentar:

  1. Keren banget.... idenya amazing..
    tapi sayang harus nunggu 2 hari lagi.

    BalasHapus