Selasa, 31 Maret 2015

**FF CINTA TAPI GENGSI_PART 29**

Maaf kalo kurang berkenan dengan lagunya....tapi buatku itu bagian dari cerita...

Happy reading all....

Syukria,,,,adaab

*FF CTG_PART 29*

Malam harinya di kediaman Jodha akan dilaksanakan perayaan Sangeet ( mungkin seperti midodareni kl jawa ?.red). Di perayaan ini mempelai pria akan datang ke tempat wanita dan meminta secara resmi anak mereka untuk dinikahi keesokan harinya. Banyak lagu dan tarian yg akan dipersembahkan oleh keluarga besar Jodha. Adik2nya dan sepupu2 Jodha akan bernyanyi dan menari menyambut mempelai pria dan keluarganya. Memakai salwar khamez  mewah warna merah yg penuh dg motif bordir dan batu2an pada kainnya, Jodha tampil sangat mempesona malam ini. Kecantikan yang terpancar dari seorang wanita dewasa.

Sedangkan Jalal rencananya akan memakai kurta , pakaian pria india yang panjang hingga ke lutut berwarna putih tulang dg bordiran benang emas dipadu dg celana warna merah dan dhoti yang juga akan berwarna merah. Semuanya adalah rancangan terbaik dari D' Resyaam. Sehingga Jalal dan Jodha akan tampil serasi dg warna merah menyala. Jodha tak sabar melihat Jalal dlm pakaian itu.

Jodha masih bersiap dikamarnya ketika dari bawah tangga sudah terdengar tetabuhan yang menandakan  iring2an calon pengantin pria sudah datang.
Jodha dan adik2nya segera menuju ke bawah. Dari kerumunan itu nampaklah seorang pria yg membelakangi Jodha dg pakaian khas Indianya.

( *sekumpulan wanita menyanyikan bait pertama dari lagu 'Saajanji ghar aaya' /scene Kuch2 hota haii ketika salman datang melamar kajool)
#
Kabse aaye hain tere dulhe raja
Pengantin lelaki telah datang dari jauh

Ab der na kar jaldi aaja
Jangan menunda lagi. Segeralah keluar

Hoooo.....hooooo.....

(*Jodha berdebar2 menantikan Jalal suaminya yang akan bernyanyi, baru skali ini ia akan melihat Jalal bernyanyi. Jodha berdiri ditangga bersama perempuan2 yg lainnya.  Jodha harap2 cemas, karena Jalal pasti masih dalam keadaan marah. Pria didepannya mulai berbalik dan menyanyikan bait selanjutnya. Bukan main terkejutnya Jodha karena yg menyanyi di depannya sekarang adalah ,,,,,Mirza, adik Jalal. ' Ooh apakah dia masih marah' batin Jodha.)

#
Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Dil ke badle mein dil ka nazraana dene
Tuk hadiahkan hatiku sebagai pengganti hatimu

Meri har dhadkan kya bole hai Sun sun sun
Dengarkan, apa yang detak jantungku katakan

(*Semua pria menari dan menirukan gaya Mirza, Jodha kecewa. Dicarinya sosok Jalal ditengah kerumunan, tapi tidak ada. ' apakah dia tidak akan datang ? Ooh Jalal Bhaiya , maafkan aku')

### Reff

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Jodha menundukan wajahnya dan sudah akan menangis, ketika dari arah lain munculah Jalal dg memakai Kurta  lengkap dg dhoti berwarna merah yg tersampir dilehernya )

#
Ay dil chalega ab na koi bahaana
Oh hati! Alasan bodoh tak berguna lagi

Gori ko hoga ab saajan ke ghar jaana
Sang gadis harus pergi ke rumah sang peminang

Maathe ki bindiya kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang titik di dahiku katakan

(* Jalal tersenyum ke arah Jodha dan mengedipkan matanya dengan sikap menggoda. ' aku tak akan mempermalukanmu di depan keluargamu Jodha, tetap saja aku akan menjaga kehormatan dan martabatmu di depan mereka, walaupun sebenarnya hatiku masih sakit'.

Jalal mendekati Jodha yang sekarang menangis tak kuasa menahan haru dengan kehadiran Jalal. Jalal menarik tangan Jodha ke tengah kerumunan penari laki2 dan perempuan lalu mereka menari bersama , Jodha masih berlinangan air mata sambil ikut menari bersama Jalal. ' Terima kasih, Bhaiyaa,,,,' bisik hati Jodha.)

#
Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

( *Jalal mendekati Menawati Ibu Jodha , dan mulai menyanyi lagi, Ibu Jodha terharu dan tertawa dg kelakuan Jalal)

#
Deewane ki chaal mein
Aku terjatuh dalam perangkap orang sinting

Phas gayi main is jaal mein Ay sakhiyon kaise bolo bolo
Bagaimana bisa? Katakan padaku, teman. Katakan

(* Jalal melanjutkan nyanyiannya, kali ini ia maju ke kerumunan adik2 dan teman2 serta keluarga Jodha yang perempuan)

#
Mujhpe to aye dilruba Teri sakhiyaan bhi fida
Oh sayang! Bahkan teman-temanmu terpesona oleh gayaku

Ye bolengi kya poochho Poochho
Apa kata mereka? Tanyakan mereka

(* Jodha menjawab dengan ikut bernyanyi)

#
Ja re ja jhoothe
Pergilah pembohong

Tareefein kyon hai loote
Kenapa kau puji diri sendiri?

Hay Ja re ja jhoothe
Pergilah pembohong

Tareefein kyon hai loote
Kenapa kau puji diri sendiri?

Tera mastana kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang kekasihmu katakan

(*Jalal memeluk Jodha dari belakang, mendekatkan wajahnya ke pipi Jodha , perasaan hangat kembali menyentuh keduanya, dan Menawati mulai mengejar Jalal pura2 ingin memukulnya karena memeluk Jodha barusan. Mereka lalu menari bersama lagi, Jalal malahan bercanda dan bernyanyi dg Ibunya Jodha)
#
Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Jalal mulai berkeluh kesah lagi lewat bait lagu pada menawati sambil menyenggol bahu Mena dg bahunya)
#
Na samjhe nadaan hai Ye mera ehsaan hai
Dia bodoh dan lugu. Itulah kemurahan hatiku

Chaahe jo isko keh do Keh do
Karena mau menerimanya.Katakan padanya.

Chhede muhko jaan ke Badle mein ehsaan ke
Dia tanpa alasan menggodaku sebagai ganti kemurahan hatinya

De diya dil isko keh do Keh do
Kutelah berikan hatiku padanya.Katakan padanya

(* Jodha membalas lagi dg berdiri di depan Jalal sambil merengut)
#
Tu ye na jaane dil toote bhi deewane
Kau acuh, hati kadang tersakiti, lelaki gila

Tu ye na jaane dil toote bhi deewane
Kau acuh, hati kadang tersakiti, lelaki gila

Tera deewana kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang orang gilamu katakan

### Semuanya berkumpul ditengah ruangan dan mulai memari lagi.

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Ibu Jodha Menawati menyanyi)
#
Mehndi laake gehne paake
Memakai inai. Perhiasan berkilau

Gehne paake hay roke tu sabko rulaake
Menangis dan membuat yang lain pun menangis

Savere tu jaayegi tu bada yaad aayegi
Kau akan pergi esok pagi Kau akan membuatku sangat mengingatmu

Tu bada yaad aayegi yaad aayegi
Kau akan membuatku sangat mengingatmu

(*Jalal mendekati Menawati dan menghiburnya seolah2 berkata dg bercanda ' Ya sudah, aku bawa pengantin permpuan yang ini saja.' Dan menawati memukul mesra bahu Jalal lalu memeluknya)
#
Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Dil ke badle mein dil ka nazraana dene
Tuk hadiahkan hatiku sebagai pengganti hatimu

Meri har dhadkan kya bole hai Sun sun sun
Dengarkan, apa yang detak jantungku katakan

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang *indah

Dan acara sangeet malam itu harus berakhir dg perpisahan Jodha dan Jalal sekali lagi. Sebenarnya Jodha sudah akan meminta maaf. Tapi antusias keluarga besar Jodha yang ingin berkenalan dg calon  menantu menghalangi niat Jodha. Jalal malahan bersedia minum2an arak yang telah dipersiapkan untuk acara tersebut. Ada tradisi di acara pernikahan keluarga Jodha, bahwa calon pengantin pria harus bertanding minum arak dengan ayah mempelai wanita. Yang menang boleh membawa atau mempertahankan ' mempelai' wanitanya. Ini adalah simbol betapa sang Ayah sangat menyayangi putrinya dan tidak rela anak nya dibawa . Sedangkan mempelai pria harus berjuang mendapatkannya.

Tiga gelas pertama Jalal sudah terlihat mabuk dan sempoyongan, dan Jodha menjadi khawatir, karena Jalal tidak biasa minum arak. Tapi Jalal tidak menyerah, ia benar2 ingin melupakan semua yang dikatakan Jodha dengan membuat dirinya sendiri mabuk. Sampai gelas ke enam akhirnya maharaj bharmal menyerah dengan langsung ngorok di kursinya dan Jalal menyusul tak lama setelahnya. Jodha sangat khawatir dan meminta Mirza  segera membawanya pulang ke Hotel. Andaikan saja ini bukan malam dimana pengantin pria dan wanita tidak boleh bersama, pasti Jodha sudah merawat Jalal sendiri.

" Beri dia air putih yang banyak Mirza, jangan biarkan dia tidur sepanjang malam, kau harus sering memberikannya minum air putih, itu penawar untuk mabuknya." Jodha benar2 cemas.

" Thick kei , Bhabijaan,,,jangan khawatir, aku akan merawat suamimu ,  Aku adalah adik terbaik...hein na ?."

Jalal masih mengigau di pelukan mirza " Jodha ,,,, jodha,,,oooh Jodhaa,,,tunggu pembalasanku,,,,jodha."

***

Keesokan harinya,,,,,

Jodha dihias bak Putri Raja Kerajaan Rajput, maang sudah tersemat dibelahan rambutnya dan manggalsutra sudah melingkar di lehernya. Jalal yang juga didandani a la bangsawan kerajaan India sudah selesai meletakkan sindoor di maang Jodha. Mereka kini berdiri untuk mengelilingi api suci. Pandit ji mengucapkan tujuh janji (7 pheras ) yang harus selalu diingat oleh kedua mempelai.

^ Putaran pertama , mereka harus berjanji untuk saling menjaga.

^ Putaran kedua mereka meminta kesehatan fisik, spiritual dan mental dari Tuhan YME.

^ Putaran ketiga mereka meminta Tuhan memberikan kekuatan bagi mereka berdua sehingga mereka dapat berbagi kebahagiaan dan rasa sakit bersama-sama.

^ Putaran ke empat, pasangan berdoa kepada Tuhan untuk meningkatan cinta dan menghormati satu sama lain dan keluarga masing-masing.

^ Putaran kelima ,Pengantin bersama-sama berdoa meminta karunia keturunan dan anak-anak yang taat pada agama.

^ Putaran keenam, pasangan  meminta umur panjang serta selalu damai satu sama lain.

^ Pada akhir putaran ketujuh pasangan berdoa kepada tuhan untuk persahabatan, kebersamaan, loyalitas dan pemahaman di antara mereka. Mereka meminta Tuhan untuk membuat mereka teman hidup dan memberikan kematangan dalam melaksanakan kewajiban sebagai  pasangan untuk seumur hidup.

Ketika pandit mengucapkan 7 pheras itu, Jodha merasa benar2 sudah menjadi istri Jalal , Ia harus selalu patuh dan taat pada Jalal. Dan itu yang membuat hatinya semakin menangis, mengingat perkataan kasarnya pada Jalal.

Seusai acara , Jalal diperkenankan memasuki kamar Jodha. Hal pertama yang dicarinya ketika masuk ke kamar Jodha adalah ' dimana ia akan tidur' . Jalal tidak mau mengulangi ' kesalahan' nya dengan tidur satu tempat tidur dengan Jodha. Tapi tidak ada tempat lain kecuali ranjang besar di tengah kamar itu. Jodha sudah berganti pakaian dengan gaun tidur warna biru laut. Jalal hanya melihat sekilas. Tak lama Jalal juga masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Jodha duduk di tempat tidur menunggu Jalal keluar. Ia menyusun kalimat yang tepat  bagaimana caranya harus meminta maaf pada Jalal. Terdengar kunci pintu kamar mandi di buka dan Jalal keluar dg memakai piyamanya.

Jalal segera melemparkan tubuhnya ke tempat tidur tanpa berkata apapun pada Jodha. Jodha jadi salah tingkah.

" Bhaiyaa,,,,bolehkah aku bicara sebentar ?."

" Hemmh aneh, jadi sekarang kalau kau mau bicara padaku kau akan minta ijin dulu ? ,,, baguslah. Kau juga harus meminta ijin apakah kalimat yang kau katakan akan membuatku marah atau tidak? Lalu jika itu membuatku marah aku akan,,,,,."

" Bhaiya aku minta maaf..." Jodha memotong kalimat Jalal.

Hening sesaat,,,Jalal masih tak bergeming. Jodha beringsut naik ke tempat tidur. " Bhaiyaa aku mohon,, maafkan aku,,,umm mungkin aku hanya belum siap, jadi  aku mengatakan itu padamu."

Jalal masih diam,,,,Jodha mungkin benar. Hal ini bukan sepenuhnya kesalahannya.

" Jodha kalau kau memang belum siap, aku akan selalu menunggumu." Jalal meraih tubuh Jodha dan segera mengecup keningnya. Jodha segera merebahkan dirinya disamping Jalal.

" Apakah artinya kau memaafkanku, Bhaiya ? " Tanya Jodha polos.

" Hahahah,,,,,kau fikir saja sendiri. Dasar perempuan aneh.." Jalal menepuk pipi Jodha pelan. Mereka kembali diam. Tiba2 ada yang menelusup hangat dalam diri Jodha.' Bgaimana aku tidak jatuh cinta padamu Jalal, kau benar2 pribadi yang hangat.' Rasanya malam itu Jodha ingin sekali di peluk , dicium dan di belai oleh Jalal. Tapi tentu saja ia tak berani memulai lebih dulu. Jalal pun sudah tertidur pulas disampingnya.

Jodha gelisah dan tidak bisa tidur. Ia membolak balikan tubuhnya mencari posisi yang nyaman. Tiba2 Jalal berbalik kearahnya dan terbangun karena kakinya mengenai Jodha. Jalal memandang Jodha sesaat. Jantungnya berdebar kencang, mata Jodha mengerjap terpana dengan pandangan Jalal. Entah siapa yang memulai lebih dulu mereka kini sudah berpelukan dan berciuman mesra. Jalal menarik tubuhnya menyadari Jodha kini sedang menggodanya lagi. Ia melepaskan Jodha dan bangun dari posisi tidurnya. Jodha menelusupkan tangannya ke dada Jalal dan memeluknya dari belakang.

" I want you,,,,,Bhaiyaaa,,,,," Lalu menggigit telinga Jalal perlahan. Hasrat yang  sudah ditahan Jalal menggelegak menuntut untuk dipuaskan . Pertahanan yang dibangunnya runtuh ketika Jodha mulai membuka satu persatu kancing piyama Jalal,,,,,

TBC beneran daaaah,,,,,sesek nafas,,,,,hosh...hoshh,,,,wkwwwkwkw

1 komentar: