Selasa, 31 Maret 2015

**FF CTG PART 27 **

*FF CINTA TAPI GENGSI_PART 27*

Pernikahan Jalal dan Jodha berjalan khidmat. Walaupun tidak banyak yang hadir, dan keluarga Jodha hanya di wakili keluarga Dadisa, tapi semua tampak bahagia. Moti mengucapkan selamat pada Jodha dan mengatakan bahwa hidup Jodha penuh dg kejutan.

" Aku harap tidak ada lagi yg lebih mengejutkan aku setelah ini Jodha,, please,,,,." Semuanya tertawa kecuali Surya.

Jalal masih bercakap2 dg beberapa tamu. Dadisa dan keluarganya sudah pamit pulang. Hameeda masih bersikap dingin pada Jodha. Akan ada acara makan malam di rumah dan hanya keluarga dekat mereka saja yang hadir . Karenanya Hameeda pamit lebih dahulu.

" Nah, anak mantu,,, aku pulang lebih dulu. Kalau temanmu berkenan ajaklah dia untuk makan malam juga di rumah."

" Owh, aku akan membantumu , Bu,,,Moti kau ikut ?" Jodha sudah akan beranjak tapi Hameeda segera menghentikan Jodha.

" Tentu saja tidak, pengantin tidak boleh melakukan apapun." Hameeda segera beranjak dari sana. Jodha bahkan tak sempat menyentuh kakinya untuk mendapatkan berkat. Jalal melihatnya dari kejauhan dan segera menghampiri Jodha.

" Sebaiknya kita pergi dari sini sekarang , sayang. Aku tidak mau kau kelelahan untuk nanti malam. " Jalal mengedipkan sebelah matanya pada Jodha. Surya yang melihatnya mengepalkan sebelah tangannya. Jodha dan Jalal segera pamit pergi.

Di mobilnya, Jodha bertanya apakah Jalal  akan segera membawanya ke rumah Jalal, karena sesungguhnya Jodha belum merasa siap tinggal di rumah Jalal.

" Lalu kau mau aku tinggal dirusunmu ?"

" Owh,bukan,,,bukan begitu, tidak bisakah kita tinggal terpisah saja."

Jalal menggaruk alisnya dan menarik nafas berat.

" Begini saja Jodha, aku harus menjelaskan sesuatu padamu, walaupun kau sekarang adalah istriku, tapi aku tidak menuntutmu melakukan kewajibanmu padaku. Kita sudah pernah sekamar, dan tidak terjadi sesuatu hal pun yang kau khawatirkan. Dan aku akan tetap menjaganya begitu. Aku akan memegang janjiku." Jalal membuang nafasnya dan mengalihkan pandangannya keluar mobil. Ada yang mengganggunya dengan pertanyaan Jodha barusan. ' Sepertinya aku yang harus berusaha menjaga diriku sendiri darimu Jodha.'

" Maksudku, bukan hanya itu saja, sepertinya,,,sepertinya Ibumu tidak suka padaku dan,,,dan,,,aku tidak ingin mengganggu kenyamanannya dengan kehadiranku."

Jalal mengernyitkan dahinya , " Kalau begitu kau harus bertahan , aku tidak bisa menjanjikanmu apa2 ttg hal itu, tergantung kau. "

Jodha tidak meneruskan perbincangan itu lebih lanjut. Ia hanya merasa tenang bahwa Mirza ada di fihaknya, paling tidak tantangannya kini hanya satu...Ibunda Jalal.

***

Makan malam untuk memyambut pemgantim baru sudah siap. Jodha diperkenalkan pada beberapa keluarga Jalal di London ini, karena tidak ada satupun yang dikenalnya maka Jodha hanya mengobrol dg sekedarnya saja. Jalal masih menyapa yang lain, kadang2 Jodha juga menemani Jalal, tapi ia menjadi bosan dan hanya duduk di sudut ruangan.

" Heii,,,kau pengantin baru hari ini, kenapa wajahmu murung seperti itu, lihat apa yang aku bawakan untukmu ?" Mirza membawakan samosa dan kebab dengan sausnya. Mata Jodha berbinar dan mengucapkan terima kasih pada Mirza. Tapi kemudian seseorang memanggil Mirza keruangan lain , dan dgn terpaksa ia harus meninggalkan Jodha. " Nanti aku temani lagi yah, Kakak ipar. Hahah,,,." Aneh juga Mirza memanggilnya seperti itu. Tapi Jodha akhirnya ikut tertawa dan mengucapkan terima kasih lagi. Jodha jadi rindu dengan samosa Dadisa, samosa ini tak seenak buatan Dadisa. Jodha hanya memakan sebagian kecil dan meletakkannya lagi .

Ketika ia melamun itu Jalal tiba2 sudah mengulurkan tangannya.

" Aku antar kau ke kamar, pasti kau sangat lelah."

" Owh ,,,tidak usah,,,tidak sopan rasanya meninggalkan tamu ditengah acara kita."

Jalal segera menggandeng Jodha ketengah ruangan dan menarik perhatian yang hadir disana.

" Maafkan aku semuanya, terima kasih atas kehadiran kalian, aku tunggu hadiah kalian yah. Now will you excuse us, coz my wife feel a little bit dizzy,,you all know what i mean hah ? " semua yang hadir tertawa dan menggoda Jodha. Jalal lalu melanjutkan " Thank you n goodnight all." Jalal segera menggendong Jodha naik ke kamarnya dan semua yg hadir riuh menggoda mereka. Hameeda memandang Jodha tidak senang.

" Sudah turunkan aku,,aku maluuu,,,"

" Hahah,,,kau manis sekali kalau kau malu seperti itu."

Jalal menurunkan Jodha di depan pintu kamar mereka. Jodha sudah masuk ke kamar ini tadi. Tapi entah kapan Jalal memerintahkan orang untuk menghiasnya, karena kamar ini sekarang penuh dengan hiasan bunga di seluruh dindingnya. Hiasan ranggoli dan tebaran kelopak bunga berbagai jenis yang memenuhi tempat tidur mereka. Jodha terpesona dengan semuanya, ia memandang Jalal tanda terima kasih. Tapi ia kembali khawatir, sebenarnya ia lebih menyalahkan dirinya sendiri. Walaupun ia pernah mengaggumi Jalal, dan bermimpi memilikinya suatu saat , tapi yang dialaminya saat ini 'terlalu indah untuk jadi kenyataan' Jodha belum siap, apalagi ia dipenuhi fikiran bahwa Jalal melakukan ini , hanya agar kesepakatan bisnisnya berjalan lancar. Jodha selalu menganggap Jalal hanya main2 dg pernyataan cintanya. Semuanya hanya demi investasi. Lamunan Jodha berakhir ketika Jalal menyentuh pundaknya.

" Aku sudah membelikan semua keperluanmu disana, itu lemari pakaianmu, tersedia berbagai corak dan model, semuanya untukmu." Jodha terkejut dg semua yg disiapkan Jalal untuknya.

" kau tahu ukuranku ?"

" Resyam membantuku,,,cchh dia terlalu 'amaze' mendapat customer sepertimu,,haha. Kau mandilah duluan, ada yang harus kukerjakan di ruang kerjaku. Oh iya Jodha, kalau kau mencariku, kau tinggal belok ke kanan, ruang kerjaku pintu kedua dari sini."

" Tapi aku harus mengambil beberapa barangku di mobil tadi."

" Oh baiklah, tapi sepertinya kau harus mengambilnya sendiri, aku sangat tergesa2." Jodha hanya mengangguk dan menerima kunci mobil yang diserahkan Jalal. 

Jalal lalu meninggalkan Jodha sendirian di kamar.

Jodha membuka lemarinya, menyentuh baju2 yang berada disana, benar saja , model dan coraknya sangat anggun dan indah. Tersusun menurut warnanya dan dari berbagai merek terkenal di dunia. Sebenarnya bukan harga yg fantastis yang membuat Jodha terpana, tapi karena perhatian Jalal. ' Ya Tuhan, lelaki seperti apakah yang aku ajak menikah ini, hatinya begitu baik, dan ia mampu menyentuh hatiku dengan segala perhatiaannya. Tapi kau tidak boleh jatuh cinta padanya Jodha, tidak , tidak boleh',,,,

Jodha memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum mengambil barang2nya. Jodha mengambil gaun tidur panjangnya yang berwarna merah menyala, terdiri dari bagian dalam yang terbuat dari bahan satin yang sangat lembut dan luarannya yang lebih tipis. Jodha segera membawanya ke kamar mandi. Menyalakan keran di bath tub dan mulai membuka bajunya. Jodha masuk ke bath tub dan mulai merendam seluruh tubuhnya disana. Jodha membiarkan tubuhnya beberapa menit disana sambil menikmati hangatnya air di bath tub dan menghirup dalam2 aroma terapi yang dicampurkam didalam airnya .

Jalal terburu2 kembali ke kamarnya. Ia melihat kamarnya kosong. Pasti Jodha sedang kebawah mengambil barang2nya. Ada sesuatu yang diambil Jalal dilemarinya. Tapi sebelum keluar, Jalal merasa ingin buang air kecil maka ia segera membuka pintu kamar mandi,,,,,

Pintu kamar mandi terbuka, dan Jodha yang lupa menguncinya dari dalam terkejut dengan kehadiran Jalal. Jodha bangun lalu duduk di bath tub nya lalu reflek memegang dadanya yang terekspos bebas. Tapi Jalal sudah melihatnya. Dan Jalal langsung terpana,,,,

" Keluar kau,,,,keluarr !!" Teriak Jodha setengah menangis. Jalal tersadar dan segera menutup pintu. ' Ya Tuhan , apa yang kulakukan,' Jalal lalu meminta maaf dari balik pintu " maafkan aku Jodha , aku kira kau sedang ke bawah." Tidak ada jawaban dari Jodha. Jalal lalu pergi  keluar kamar.

Jodha yang masih terkejut menunggu beberapa saat sampai di dengarnya Jalal meninggalkan kamar. Ia lalu beranjak dari bath tub dan mengunci kamar mandi ' Hay Rabba, apa yang kulakukan ? Aku telah membentaknya tadi , dia pasti merasa tidak enak..."

Jodha mempercepat mandinya dan memakai gaun tidurnya. Ia sudah keluar dari kamar mandi. Dilihatnya kamar nya yang sepi. Jalal pasti masih diruang kerjanya. Jodha merebahkan dirinya di tempat tidur. Wangi harum dari berbagai jenis bunga ditempat tidur mengisi seluruh paru2nya dan mengalirkan rasa yang hangat di setiap aliran darahnya. Jodha terbayang jalal yang tadi dibentaknya. Jodha ingin meminta maaf. Tapi menyusulnya ke ruang kerja bukan solusi terbaik, mungkin ia sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting . Sambil memikirkan bagaimana caranya meminta maaf, Jodha akhirnya tertidur.

Jodha terbangun ketika jam menunjukan jam 2 malam. Jodha duduk dan melihat sekitar. Jalal tidak ada di kamar ini. Jodha menjadi gelisah, 'apakah dia begitu tersinggung sehingga tidak kembali ke kamar.' Jodha beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Jodha memgingat petunjuk Jalal, ia berbelok ke kanan, dan menghitung pintu yg dilaluinya. Jodha sudah berada di depan pintu kedua  dari kamarnya, ia ragu sesaat, tapi kemudian mulai mengetuk pintunya. Tidak ada jawaban, Jodha memegang handle pintu dan mendorongnya perlahan, suasana tampak gelap diruangan itu. Dinginnya AC mulai menerpa wajah Jodha. Jodha berjalan perlahan ke arah dalam,,, dan mulai memanggil jalal.

" Jal,,,uum Bhaiyaa,,Bhaiy,,,aww,,,." Jodha menjerit menyadari sebuah tangan lekar tapi lembut yang membekap mulutnya,,,,,

Jalal membalikkan tubuh Jodha dan menyalakan lampu.

" Jodha ? Apa yang kau lakukan tengah malam begini ? " Jodha terkejut melihat Jalal yang toples. Jalal menyadarinya dan segera mengenakam piyamanya tadi.
" Aah ,,uum maafkan aku, aku mengambil baju tidur dan mandi diruangan lain tadi ."

"Aku tidak melihatmu di kamar, aku fikir kau marah karena aku membentakmu tadi,,jadi aku,,,umm aku minta maaf karena telah berlaku kasar padamu."

Jalal tertawa dan menegakkan wajah Jodha, ' Ya Tuhan, kau manis sekali dg baju ini Jodha',,,

" Aku yang minta maaf,aku kira kau td dibawah, jadi tanpa fikir panjang aku langsung masuk ke kamar mandi ." Terbayang lagi tubuh Jodha yang tak sengaja dilihatnya tadi. Jalal membalikan tubuhnya sendiri membelakangi  Jodha " Owh umm,, Jodha sebaiknya kau kembali ke kamarmu, aku tidur disini saja." Kata Jalal kemudian.

" Tidak ,,,kau tidur,,,,dikamar saja, aku tidak apa2,,,." Kata Jodha kemudian " aku percaya padamu."

Jalal memandang Jodha sayu. Ia biasa saja tidur sekamar dengan Jodha ketika rasa cinta itu belum hadir , tapi ketika rasa itu hadir, Jalal bahkan tidak nerani menatap Jodha lama2.

" Aku yang tidak percaya pada diriku sendiri Jodha,,aku mohon kembalilah ke kamar, besok kita akan ke Delhi dan perjalanannya pasti sangat melelahkan." Jalal masih mencoba membujuk Jodha.

" Umm baiklah,,,." Jodha segera berbalik. Tapi kemudian Jalal menahan tangannya.

" Bolehkan aku memberikan ciumam selamat malam, Jodha."

" Ohh ya, tentu , tidak masalah,,,," Jalal mendekatkan tubuh Jodha ke dekatnya.

Jalal mencium kening Jodha, Jodha mendongakkan wajahnya melihat bibir Jalal yang menggairahkan, entah mengapa naluri kewanitaannya malah membimbing  wajahnya lebih mendekat ke arah Jalal dan mendaratkan bibirnya perlahan di bibir Jalal,,,




**FF CINTA TAPI GENGSI_PART 29**

Maaf kalo kurang berkenan dengan lagunya....tapi buatku itu bagian dari cerita...

Happy reading all....

Syukria,,,,adaab

*FF CTG_PART 29*

Malam harinya di kediaman Jodha akan dilaksanakan perayaan Sangeet ( mungkin seperti midodareni kl jawa ?.red). Di perayaan ini mempelai pria akan datang ke tempat wanita dan meminta secara resmi anak mereka untuk dinikahi keesokan harinya. Banyak lagu dan tarian yg akan dipersembahkan oleh keluarga besar Jodha. Adik2nya dan sepupu2 Jodha akan bernyanyi dan menari menyambut mempelai pria dan keluarganya. Memakai salwar khamez  mewah warna merah yg penuh dg motif bordir dan batu2an pada kainnya, Jodha tampil sangat mempesona malam ini. Kecantikan yang terpancar dari seorang wanita dewasa.

Sedangkan Jalal rencananya akan memakai kurta , pakaian pria india yang panjang hingga ke lutut berwarna putih tulang dg bordiran benang emas dipadu dg celana warna merah dan dhoti yang juga akan berwarna merah. Semuanya adalah rancangan terbaik dari D' Resyaam. Sehingga Jalal dan Jodha akan tampil serasi dg warna merah menyala. Jodha tak sabar melihat Jalal dlm pakaian itu.

Jodha masih bersiap dikamarnya ketika dari bawah tangga sudah terdengar tetabuhan yang menandakan  iring2an calon pengantin pria sudah datang.
Jodha dan adik2nya segera menuju ke bawah. Dari kerumunan itu nampaklah seorang pria yg membelakangi Jodha dg pakaian khas Indianya.

( *sekumpulan wanita menyanyikan bait pertama dari lagu 'Saajanji ghar aaya' /scene Kuch2 hota haii ketika salman datang melamar kajool)
#
Kabse aaye hain tere dulhe raja
Pengantin lelaki telah datang dari jauh

Ab der na kar jaldi aaja
Jangan menunda lagi. Segeralah keluar

Hoooo.....hooooo.....

(*Jodha berdebar2 menantikan Jalal suaminya yang akan bernyanyi, baru skali ini ia akan melihat Jalal bernyanyi. Jodha berdiri ditangga bersama perempuan2 yg lainnya.  Jodha harap2 cemas, karena Jalal pasti masih dalam keadaan marah. Pria didepannya mulai berbalik dan menyanyikan bait selanjutnya. Bukan main terkejutnya Jodha karena yg menyanyi di depannya sekarang adalah ,,,,,Mirza, adik Jalal. ' Ooh apakah dia masih marah' batin Jodha.)

#
Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Dil ke badle mein dil ka nazraana dene
Tuk hadiahkan hatiku sebagai pengganti hatimu

Meri har dhadkan kya bole hai Sun sun sun
Dengarkan, apa yang detak jantungku katakan

(*Semua pria menari dan menirukan gaya Mirza, Jodha kecewa. Dicarinya sosok Jalal ditengah kerumunan, tapi tidak ada. ' apakah dia tidak akan datang ? Ooh Jalal Bhaiya , maafkan aku')

### Reff

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Jodha menundukan wajahnya dan sudah akan menangis, ketika dari arah lain munculah Jalal dg memakai Kurta  lengkap dg dhoti berwarna merah yg tersampir dilehernya )

#
Ay dil chalega ab na koi bahaana
Oh hati! Alasan bodoh tak berguna lagi

Gori ko hoga ab saajan ke ghar jaana
Sang gadis harus pergi ke rumah sang peminang

Maathe ki bindiya kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang titik di dahiku katakan

(* Jalal tersenyum ke arah Jodha dan mengedipkan matanya dengan sikap menggoda. ' aku tak akan mempermalukanmu di depan keluargamu Jodha, tetap saja aku akan menjaga kehormatan dan martabatmu di depan mereka, walaupun sebenarnya hatiku masih sakit'.

Jalal mendekati Jodha yang sekarang menangis tak kuasa menahan haru dengan kehadiran Jalal. Jalal menarik tangan Jodha ke tengah kerumunan penari laki2 dan perempuan lalu mereka menari bersama , Jodha masih berlinangan air mata sambil ikut menari bersama Jalal. ' Terima kasih, Bhaiyaa,,,,' bisik hati Jodha.)

#
Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

( *Jalal mendekati Menawati Ibu Jodha , dan mulai menyanyi lagi, Ibu Jodha terharu dan tertawa dg kelakuan Jalal)

#
Deewane ki chaal mein
Aku terjatuh dalam perangkap orang sinting

Phas gayi main is jaal mein Ay sakhiyon kaise bolo bolo
Bagaimana bisa? Katakan padaku, teman. Katakan

(* Jalal melanjutkan nyanyiannya, kali ini ia maju ke kerumunan adik2 dan teman2 serta keluarga Jodha yang perempuan)

#
Mujhpe to aye dilruba Teri sakhiyaan bhi fida
Oh sayang! Bahkan teman-temanmu terpesona oleh gayaku

Ye bolengi kya poochho Poochho
Apa kata mereka? Tanyakan mereka

(* Jodha menjawab dengan ikut bernyanyi)

#
Ja re ja jhoothe
Pergilah pembohong

Tareefein kyon hai loote
Kenapa kau puji diri sendiri?

Hay Ja re ja jhoothe
Pergilah pembohong

Tareefein kyon hai loote
Kenapa kau puji diri sendiri?

Tera mastana kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang kekasihmu katakan

(*Jalal memeluk Jodha dari belakang, mendekatkan wajahnya ke pipi Jodha , perasaan hangat kembali menyentuh keduanya, dan Menawati mulai mengejar Jalal pura2 ingin memukulnya karena memeluk Jodha barusan. Mereka lalu menari bersama lagi, Jalal malahan bercanda dan bernyanyi dg Ibunya Jodha)
#
Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Jalal mulai berkeluh kesah lagi lewat bait lagu pada menawati sambil menyenggol bahu Mena dg bahunya)
#
Na samjhe nadaan hai Ye mera ehsaan hai
Dia bodoh dan lugu. Itulah kemurahan hatiku

Chaahe jo isko keh do Keh do
Karena mau menerimanya.Katakan padanya.

Chhede muhko jaan ke Badle mein ehsaan ke
Dia tanpa alasan menggodaku sebagai ganti kemurahan hatinya

De diya dil isko keh do Keh do
Kutelah berikan hatiku padanya.Katakan padanya

(* Jodha membalas lagi dg berdiri di depan Jalal sambil merengut)
#
Tu ye na jaane dil toote bhi deewane
Kau acuh, hati kadang tersakiti, lelaki gila

Tu ye na jaane dil toote bhi deewane
Kau acuh, hati kadang tersakiti, lelaki gila

Tera deewana kya bole hai Sun sun sun
Dengar, apa yang orang gilamu katakan

### Semuanya berkumpul ditengah ruangan dan mulai memari lagi.

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

(* Ibu Jodha Menawati menyanyi)
#
Mehndi laake gehne paake
Memakai inai. Perhiasan berkilau

Gehne paake hay roke tu sabko rulaake
Menangis dan membuat yang lain pun menangis

Savere tu jaayegi tu bada yaad aayegi
Kau akan pergi esok pagi Kau akan membuatku sangat mengingatmu

Tu bada yaad aayegi yaad aayegi
Kau akan membuatku sangat mengingatmu

(*Jalal mendekati Menawati dan menghiburnya seolah2 berkata dg bercanda ' Ya sudah, aku bawa pengantin permpuan yang ini saja.' Dan menawati memukul mesra bahu Jalal lalu memeluknya)
#
Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Tere ghar aaya main aaya tujhko lene
Aku telah datang ke rumahmu untuk membawamu bersamaku

Dil ke badle mein dil ka nazraana dene
Tuk hadiahkan hatiku sebagai pengganti hatimu

Meri har dhadkan kya bole hai Sun sun sun
Dengarkan, apa yang detak jantungku katakan

Saajanji ghar aaye hay
Peminangmu telah datang

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang

Dulhan kyon sharmaaye hay
pengantin wanita tersipu

Saajanji ghar aaye
Peminangmu telah datang *indah

Dan acara sangeet malam itu harus berakhir dg perpisahan Jodha dan Jalal sekali lagi. Sebenarnya Jodha sudah akan meminta maaf. Tapi antusias keluarga besar Jodha yang ingin berkenalan dg calon  menantu menghalangi niat Jodha. Jalal malahan bersedia minum2an arak yang telah dipersiapkan untuk acara tersebut. Ada tradisi di acara pernikahan keluarga Jodha, bahwa calon pengantin pria harus bertanding minum arak dengan ayah mempelai wanita. Yang menang boleh membawa atau mempertahankan ' mempelai' wanitanya. Ini adalah simbol betapa sang Ayah sangat menyayangi putrinya dan tidak rela anak nya dibawa . Sedangkan mempelai pria harus berjuang mendapatkannya.

Tiga gelas pertama Jalal sudah terlihat mabuk dan sempoyongan, dan Jodha menjadi khawatir, karena Jalal tidak biasa minum arak. Tapi Jalal tidak menyerah, ia benar2 ingin melupakan semua yang dikatakan Jodha dengan membuat dirinya sendiri mabuk. Sampai gelas ke enam akhirnya maharaj bharmal menyerah dengan langsung ngorok di kursinya dan Jalal menyusul tak lama setelahnya. Jodha sangat khawatir dan meminta Mirza  segera membawanya pulang ke Hotel. Andaikan saja ini bukan malam dimana pengantin pria dan wanita tidak boleh bersama, pasti Jodha sudah merawat Jalal sendiri.

" Beri dia air putih yang banyak Mirza, jangan biarkan dia tidur sepanjang malam, kau harus sering memberikannya minum air putih, itu penawar untuk mabuknya." Jodha benar2 cemas.

" Thick kei , Bhabijaan,,,jangan khawatir, aku akan merawat suamimu ,  Aku adalah adik terbaik...hein na ?."

Jalal masih mengigau di pelukan mirza " Jodha ,,,, jodha,,,oooh Jodhaa,,,tunggu pembalasanku,,,,jodha."

***

Keesokan harinya,,,,,

Jodha dihias bak Putri Raja Kerajaan Rajput, maang sudah tersemat dibelahan rambutnya dan manggalsutra sudah melingkar di lehernya. Jalal yang juga didandani a la bangsawan kerajaan India sudah selesai meletakkan sindoor di maang Jodha. Mereka kini berdiri untuk mengelilingi api suci. Pandit ji mengucapkan tujuh janji (7 pheras ) yang harus selalu diingat oleh kedua mempelai.

^ Putaran pertama , mereka harus berjanji untuk saling menjaga.

^ Putaran kedua mereka meminta kesehatan fisik, spiritual dan mental dari Tuhan YME.

^ Putaran ketiga mereka meminta Tuhan memberikan kekuatan bagi mereka berdua sehingga mereka dapat berbagi kebahagiaan dan rasa sakit bersama-sama.

^ Putaran ke empat, pasangan berdoa kepada Tuhan untuk meningkatan cinta dan menghormati satu sama lain dan keluarga masing-masing.

^ Putaran kelima ,Pengantin bersama-sama berdoa meminta karunia keturunan dan anak-anak yang taat pada agama.

^ Putaran keenam, pasangan  meminta umur panjang serta selalu damai satu sama lain.

^ Pada akhir putaran ketujuh pasangan berdoa kepada tuhan untuk persahabatan, kebersamaan, loyalitas dan pemahaman di antara mereka. Mereka meminta Tuhan untuk membuat mereka teman hidup dan memberikan kematangan dalam melaksanakan kewajiban sebagai  pasangan untuk seumur hidup.

Ketika pandit mengucapkan 7 pheras itu, Jodha merasa benar2 sudah menjadi istri Jalal , Ia harus selalu patuh dan taat pada Jalal. Dan itu yang membuat hatinya semakin menangis, mengingat perkataan kasarnya pada Jalal.

Seusai acara , Jalal diperkenankan memasuki kamar Jodha. Hal pertama yang dicarinya ketika masuk ke kamar Jodha adalah ' dimana ia akan tidur' . Jalal tidak mau mengulangi ' kesalahan' nya dengan tidur satu tempat tidur dengan Jodha. Tapi tidak ada tempat lain kecuali ranjang besar di tengah kamar itu. Jodha sudah berganti pakaian dengan gaun tidur warna biru laut. Jalal hanya melihat sekilas. Tak lama Jalal juga masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Jodha duduk di tempat tidur menunggu Jalal keluar. Ia menyusun kalimat yang tepat  bagaimana caranya harus meminta maaf pada Jalal. Terdengar kunci pintu kamar mandi di buka dan Jalal keluar dg memakai piyamanya.

Jalal segera melemparkan tubuhnya ke tempat tidur tanpa berkata apapun pada Jodha. Jodha jadi salah tingkah.

" Bhaiyaa,,,,bolehkah aku bicara sebentar ?."

" Hemmh aneh, jadi sekarang kalau kau mau bicara padaku kau akan minta ijin dulu ? ,,, baguslah. Kau juga harus meminta ijin apakah kalimat yang kau katakan akan membuatku marah atau tidak? Lalu jika itu membuatku marah aku akan,,,,,."

" Bhaiya aku minta maaf..." Jodha memotong kalimat Jalal.

Hening sesaat,,,Jalal masih tak bergeming. Jodha beringsut naik ke tempat tidur. " Bhaiyaa aku mohon,, maafkan aku,,,umm mungkin aku hanya belum siap, jadi  aku mengatakan itu padamu."

Jalal masih diam,,,,Jodha mungkin benar. Hal ini bukan sepenuhnya kesalahannya.

" Jodha kalau kau memang belum siap, aku akan selalu menunggumu." Jalal meraih tubuh Jodha dan segera mengecup keningnya. Jodha segera merebahkan dirinya disamping Jalal.

" Apakah artinya kau memaafkanku, Bhaiya ? " Tanya Jodha polos.

" Hahahah,,,,,kau fikir saja sendiri. Dasar perempuan aneh.." Jalal menepuk pipi Jodha pelan. Mereka kembali diam. Tiba2 ada yang menelusup hangat dalam diri Jodha.' Bgaimana aku tidak jatuh cinta padamu Jalal, kau benar2 pribadi yang hangat.' Rasanya malam itu Jodha ingin sekali di peluk , dicium dan di belai oleh Jalal. Tapi tentu saja ia tak berani memulai lebih dulu. Jalal pun sudah tertidur pulas disampingnya.

Jodha gelisah dan tidak bisa tidur. Ia membolak balikan tubuhnya mencari posisi yang nyaman. Tiba2 Jalal berbalik kearahnya dan terbangun karena kakinya mengenai Jodha. Jalal memandang Jodha sesaat. Jantungnya berdebar kencang, mata Jodha mengerjap terpana dengan pandangan Jalal. Entah siapa yang memulai lebih dulu mereka kini sudah berpelukan dan berciuman mesra. Jalal menarik tubuhnya menyadari Jodha kini sedang menggodanya lagi. Ia melepaskan Jodha dan bangun dari posisi tidurnya. Jodha menelusupkan tangannya ke dada Jalal dan memeluknya dari belakang.

" I want you,,,,,Bhaiyaaa,,,,," Lalu menggigit telinga Jalal perlahan. Hasrat yang  sudah ditahan Jalal menggelegak menuntut untuk dipuaskan . Pertahanan yang dibangunnya runtuh ketika Jodha mulai membuka satu persatu kancing piyama Jalal,,,,,

TBC beneran daaaah,,,,,sesek nafas,,,,,hosh...hoshh,,,,wkwwwkwkw

SS TERELIYE FATIJAT_EDISI KENCAN

SS TERE LIYE FATIJAT_EDISI KENCAN

Syuting hari itu selesai. Aku masih konsentrasi pada layar laptopku ketika salah seorang asisten Rajat menghampiriku...

" FaRa Ji, Rajat menunggumu di mobilnya."

"Owh, bohot dhanivaad ,Ranveer..Thik hei ( baru sebulan kan di India , jadi bisanya itu doang...wkwwkkw).

Membereskan semua peralatanku dan bergegas ke mobil Rajat. Rajat sudah berada dibelakang kemudi, memakai kaca mata hitamnya sambil mendengarkan sesuatu dari IPad-nya, lalu menyandar santai di jok mobilnya...

" Ehhmm,,ehmm,,," haissh lupa , mo ampe tahun jebot jg gak bakal kedengeran. Bingung, apa yg mo disentuh duluan yah untuk bangunin Rajat, tepok pipinya, pencet hidungnya , tepok tangannya apa tepok pan,,,,haisshh sensooor. Akhirnya aku tepok jidat sendiri. Aku bunyikan klakson untuk bangunin Rajat. Rajat langsung gelagapan...(heheh...kasian jg seh.tapi masa hrs nungguin die bangun)

" Heiiii,,,yaaay, apa yang kau lakukan ?"

" Sorry, kalau kau masih mau tidur biar aku yg nyetir deh ."

" Ooh , tak apa, aku tak kan membiarkan seorang perempuan menyetir untukku, ayo naik."

" Is it OK wid ur fiance ? I'm not feel comportable being wid u along here." (Eheeem...)

" Of course not, i'm going to let u now something."

" Oh, ok then."

Aku masuk ke mobilnya yg ternyata mobil sport keluaran terbaru dari ferrari ( tanya Mitha atau Resza yah nama mobilnya,,eyke mah mene ke tehe urusan mobil).

" Full speed or average ? " Tanyanya,

" Average ,,,aku sambil wawancara yah ?,,," Rajat menoleh ke arahku sambil menarik nafas berat,,

" Hhooh  Okeeey,,,aku emang ga bisa lepas dr yg namamya wartawan yah ? Haddeeuh...." Rajat mulai melajukan mobilnya.

" Boleh ambil foto pas kamu lagi nyetir gini nggak ?"

" Boleh,,, mau gaya apa ?" Tantangnya.

" Gini aja, cakeep  neh angle-nya."

Pic Rajat sambil megang setir dan memandang ke arah luar....'jetrrreek....'

" Ohh ya terima kasih atas ulasan2mu di artikel Indonesia, aku makin terkenal disana, sampe2 ada stasiun TV yang meliput syutingnya,,,haha,,mereka mengundangku ke negaramu, tapi aku blm memutuskan kapan bisa pergi, kau tahu sendiri syuting sekarang2 ini sangat padat, apalagi TRP turun, makanya Mam Ekta minta scene aku dan Pari diperbanyak. Cape banget,,,makanya kadang2 kita harus pisah scene di adegan2 yang ga perlu dialog banyak atau ga terlalu penting. Aaahhh,,,,."

" Kalau TRP turun terus , apa kemungkinan syuting JA juga berakhir ?"

" Mungkin ya mungkin tidak,,, sebenarnya kami para pemain jg sudah jenuh. Seperti aku dan Pari mungkin kl bukan peran utama jg sudah minggat, takut ga bisa jaga 'feel' nya, hampa kayak terpaksa gitu..."

" Tapi kalian tetep awesome kok di layar..." jiaaahhhh....

" Yeaaah. I do my best and so does Pari."

Hening sesaat,,," so kamu lagi bikin artikel ttg apa ?"

" Project baru ku,,,Fan Fiction Jodha Akbar,,,siapa tahu kalian mau memerankannya nanti..."

" Oh yeah ttg apa ?"

" Masih ttg JA tapi settingnya abad 21,,,."

" Owh wow ,,,"

" Have you ever heard about Bhavini Ji FF ?"

" No , Never,,, why ?"

Aku hanya tertawa dalam hati. Next time lah aku cerita,,,jd panas dingin sendiri soale. Hahah....Wonderr,,,apa dia mau meraninnya yah ?hahahha....

" Kenapa diam ?"

" Ohh, enggak, btw,,, kita mo kemana seh ?"

" Bentar lagi juga sampai,,,"

Kami tiba di perkampungan kumuh dipinggiran Mumbai. Melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, kami melewati satu persatu rumah2 penduduk dan rusun2. Hadeeuh,,,,,sekalinya jalan ma artess kok ke perkampungan kumuh to yo...mbok ya ke restoran mewah,,,ke pantai2 atw kemana kek. Yang kek ginian mah sering kelles wkt aku mahasiswa dan harus mengadakan penelitian.

" Nah kita sudah sampai, " katanya , melepaskan genggaman tangannya padaku sepanjang perjalanaan tadi. Sejak kami tiba, hanya beberapa yg memperhatikan kami karena melihat penampilan dan pakaian kami yg berbeda dg mereka...mo ngapain seh Rajat ke sini ???? Hadeeew.......

Bersambung dl yah...mo masaaak. Hamari Bhaiya menta makan.hehehe

Lanjutaan,,,,,,

" Ini tempat keturunan Raja Akbar sekaramg tinggal. Kau lihat nenek yang sedang memandikan bocah lelaki itu ? Dia adalah keturunan terakhir Raja mughal..namanya Shehzada (author lupa maaf, kl ada yh bisa bantu syukria)." Rajat lalu menceritakan sedikit silsilah keluarga Nenek di depanku itu, aku hanya bisa terperangah tak percaya. Keturunan Raja mughal tapi tinggal di tempat kumuh seperti ini. Pemilik sah bangunan Taj Mahal dan bangunan2indah serta istana di Agra hidup tak layak seperti itu, apa pemerintah India terlalu miskin untuk hanya memberikan mereka sekedar uang kesejahteraan atau apa. Unbelievable. Rajat mengajakku mendekatinya dan berbicara dalam bahasa urdu yang terbata2. Nenek itu membawa kami masuk. Semakin miris lagi melihat keadaan rumahnya yg tampak lembab dan kusam. Rumah itu ditinggali 12 orang anak dan cucu shehzada, ada pensiun dr pemerintah , tapi nilainya jauh dari layak.

Kami tak berlama2 disana.Rajat memberikan mereka amplop dan bungkusan besar. Lalu aku minta izin juga mengambil foto mereka.

Ketika keluar, Rajat menyempatkan bergabung untuk bermain sepak bola dg anak2 disana. Ekspresinya yang ceria dan tawanya yg lepas, aku mengambil gambarnya dari berbagai angle. Wow, senang sekali bisa melihatmu seperti ini Rajat. Sungguh berbeda dari beriya2 yg pernah kubaca. Sepuluh menit kemudian Rajat pamit pada anak2 itu sambil tak lupa membagi2kan permen dan makanan yg dibawanya tadi.

" Kau sering melakukannya ?" Tanyaku ingin tahu. Dia masih tersengal tapi ada rona bahagia di wajahnya.

" Kau tahu,,,melihat mereka adalah sesuatu yg selalu membuatku semangat di lokasi syuting, aku ingin bisa berbiat sesuatu pada mereka. Terutama pada keluarga Nenek Shehzada. Ia bisa mendapat pensiun seperti sekarang krn ada wartawan yg meliput mereka. Aku ingin melakukan hal besar jg untuk mereka. Tapi aku tak tahu apa. Aku hanya ingin dunia tahu lewat serial JA ini. Entahlah,,,,,."

'Owh Rajat. You have a big heart.'

Rajat membawaku pergi dari sana. Saat ini kami sedang makan di warteg mak Adhana Bintang (gantian,,,biar ikut tenar...hahahha). Bukan salahku. Rajat nanya mo makan dimana, karena udah kamgey banget ama pecel madiun Mak dhana, jadi aku bawa dia kesini..xixixixi

" Mak dhansay pecel dua ama mendoannnya yo mak,jangan pedes2 mak, mencret ntar dia neh." Mak dhana masih terpana ampe gegana gara2 ngeliat rajat di wartegna.hahahahah" maaaaak,,,,,,"
Mak dhana kaget dan memyeruput ilernya yang siap menetes demi melihat rajat.

" eh iya,,,,iya,,,mbak fat,kagak blh orang seneng dikit aje seh mbak,,,,bentar yeh.jangan kmane2..." (lha logat kok berubah betawi mak...hahahha).

Maka ike dan mak sari yg mendengar berita kedatangan rajat ,buru2 mendekat dan foto selfie ama rajat. Sambil nunggu itu mereka malah ngobrol ngalor ngidul sama rajat. Lah aye nyang bawa dicuekin yak...hadeeuh.

Sambung ntar lagi pemirsahhh......

*FF CTG PART 28*

Terima kasih untuk semua yang sudah bersabar menunggu Part ini. Aku persembahkan untuk kalian semua para pembaca setia FF ku. Khusus buat adik2ku tersayang , semoga kalian bisa mengambil hikmah dari apa yang kutuliskan disini , bukan yang lainnya...
Semoga menjadi pembaca yang bijak.

Sekali lagi bohot2 syukria...
Hope u enjoy it, guys,,,,

* FF CTG_PART 28 EDISI SR*

#
Mohabbat barsa dena tu, sawan aaya hai...( Kau hujani aku dengan cinta saat musim hujan telah tiba )

Tere aur mere milne ka, mausam aaya hai...( Musim bagi kita untuk bertemu telah tiba )

##

Jalal terkejut sesaat dg tindaķan Jodha, tapi kemudian dibenamkannya lebih dalam bibirnya ke bibir Jodha, merasai seluruh bagian bibir dan lidah Jodha dengan lidahnya. Nafas mereka semakin memburu bersamaan dg gairah yg semakin memuncak. Jodha memeluk erat pinggang Jalal dan Jalal meletakan kedua tangannya menyangga kepala Jodha, mengarahkannya ke kanan dan ke kiri agar lebih leluasa melumat bibir Jodha yang makin terbiasa di bibir Jalal.

Jalal melepaskan Jodha sesaat , kening mereka bersentuhan. Jalal memandang mata Jodha penuh pengharapan , dan Jodha memberikan persetujuan dengan kembali melumat  bibir Jalal dengan penuh gairah, kali ini dengan gerakan yang lebih cepat. Dengan tak sabar, Jalal menggendong tubuh Jodha keluar dari ruang kerja menuju kamarnya sambil masih tetap bergerak menyentuh bagian tubuh Jodha yang bisa dicapai dengan bibirnya. Menutup pintu kamar dengan sebelah kakinya dan merebahkan Jodha ditempat tidur. Jodha seperti lupa diri dan melayang dengan sentuhan2 yang diberikan Jalal. Kehangatan yang tak pernah ia rasakan. Dan ketika gairah keduanya semakin memuncak Jodha tak kuasa melarang dan Jalal tak sanggup mundur lagi.

Jalal mencium lembut leher dan belahan dada Jodha yang tersingkap dari balik baju tidurnya. Jodha melenguh pelan. Gairah Jalal semakin bergelora. Jalal menarikkan selimut menutupi tubuhnya yang kini berada diatas tubuh Jodha . Diselusurinya setiap bagian tubuh Jodha perlahan dg tangannya yg masih gemetar, diremasnya pelan seakan takut Jodha kesakitan, Jodha melenguh panjang , merasakan hasrat yang sudah menyergapnya dari berbagai arah. Jalal mencium, menggigit pelan dan meremas apapun yang ada didepannya.  Jodha tak kuasa menolak. Gairah cinta yang masih sama2 polos, yang masih butuh pengalaman untuk benar2 menikmatinya. Dan semua itu mereka  pelajari berdua. Hingga Keduanya larut dalam gairah malam pertama  yang hanya bisa dirasakan pasangan yang saling mencintai, tanpa paksaan tanpa kekhawatiran dan mengalir dengan sendirinya. Jodha merasakan tubuhnya mengejang dan nikmat yang teramat sangat ketika Jalal akhirnya memberikannya sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Hanya bersama Jalal dan hanya untuknya.

Jalal mengecup kening Jodha tanda terima kasih karena telah menjaga kesuciannya hanya untuk Jalal, Jalal bangga karena ia pun begitu, menjaga hasrat itu keluar tepat pada waktunya dan dengan seseorang yang tepat  dipilihkan Tuhan untuknya.

Mereka tertidur dengan posisi berpelukan sampai pagi menjelang.

***

Jodha bangun pertama kali merasakan pelukan dari tangan seseorang yang melingkar lembut di tubuhnya yang telanjang. Ingat kejadian semalam, dan apa2 yang dilaluinya bersama Jalal, ia menjadi ketakutan. Ketakutan yang teramat sangat. Ketakutan akan perasaannya sendiri yang memang mencintai Jalal tapi sekaligus takut mengalami rasa kecewa dan kehilangan. Tanpa sadar Jodha menggenggam erat jemari Jalal ditangannya. Jalal terbangun merasakan seseorang yang mencengkam erat jemarinya. Ia tersenyum lebar menyadari seseorang kini telah berada disampingnya yang akan menemaninya tidur setiap malam dan bangun pagi hari hanya dengan senyumannya.

Jalal mengecup pipi Jodha dari samping " Selamat pagi , sayang. Bagaimana tidurmu ? Aku harap , aku tak membuatmu kesakitan,,,hemmh ? " Jalal bangun sedikit dari posisi tidurnya dan menindih sebagian tubuh Jodha dari samping, melihat ke wajah  Jodha yang sedih dan bingung " what is this face ? Apa kau masih merasa kesakitan ? Am i hurt you so much ?" Jodha menutup bibir jalal dengan jarinya.

" No, Nei Bhaiya,,,aku hanya merasa, aku yang bersalah , kejadian semalam adalah suatu kesalahan, it was a mistake ! seharusnya aku tidak menggodamu,,,,seharusnya aa,,akuu,,,."

Jalal menghempaskan tangan Jodha dari bibirnya. Raut wajahnya terlihat marah dan memandang Jodha dengan sorot mata yang tajam menikam

" Suatu kesalahan ??? Apa maksudmu Jodha, kau mengatakan kejadian semalam adalah suatu kesalahan?!! "

" Maafkan aku, Bhaiyaa,,,,bukan kau yang bersalah, aku yang salah. Aku yang menggodamu pertama kali,,,aku,,,."

" Cukup Jodha!!aku tak mau mendengarnya lagi. Ini memang suatu kesalahan, karena seharusnya aku juga tidak menerima usulan bodohmu untuk menikah." Jalal segera beranjak dari tempat tidur.

" Bhaiyaa,,,." Seru Jodha, tapi Jodha segera memalingkan wajahnya ketika melihat tubuh telanjang Jalal.

Jalal sudah berdiri di tepi ranjang,ia segera memakai semua pakaiannya tanpa melihat ke arah Jodha dan terburu2 melangkah ke kamar mandi.

Jodha merasa bersalah, mengapa harus berbicara seperti itu pada Jalal tadi. ' Aaah Jodhaaaa, sekali2 kau harus berfikir dulu dengan apa yang akan kau ucapkan !' Jerit hatinya.

Jalal menghempaskan pintu kamar mandi dengan keras. Membuka bajunya ,menyalakan shower dan membiarkan airnya menyirami tubuh Jalal. Jalal menengadahkan wajahnya ke atas curahan air shower yg menyiram hangat wajahnya. ' mengapa Jodha berfikir itu adalah suatu kesalahan ? It was a mistake ? My God,,,terbuat dari apa hati perempuan itu, kadang aku merasa dia sangat mencintaiku,tapi kadang aku berfikir dia sangat membenciku, aku harus  bagaimana Jodhaaa ?? ' Jalal menjambak rambutnya sendiri, merasa putus asa dengan perasaannya pada Jodha,,' Baiklah kalau itu maumu Jodha, aku akan ikuti permainanmu,kita lihat saja siapa yang menyerah kalah dan mengakui perasaan cintanya lebih dahulu, dan akan aku pastikan, bahwa kau lah yang akan kalah.'

Jalal menyelesaikan mandinya, keluar dari kamar mandi dengan handuk mandi. Memakai pakaiannya di depan Jodha, seolah-olah Jodha tak ada disana, lalu melakukan kewajiban paginya, sholat subuh. Dan Jodha yang sudah mengenakan gaun tidurnya kini, hanya melihat semua yang dilakukan Jalal  dengan posisi duduk di tempat tidur. ' Dia pasti sangat marah, aku harus meminta maaf.'

Jalal bersiap dengan celana olahraga dan Jaketnya tak lupa ia membawa Ipad dan memasang earphone-nya. Jodha segera bertanya

" Kau mau kemana ? Aku akan membuatkanmu sarapan dulu."

Jalal hanya menengok sekilas ke arah Jodha.

" Jogging,,,do what ever you want,  coz i dont care."

" Bhaiyaaa,,,,"

Jalal agak tersentuh dengan panggilan manja Jodha barusan. Tapi hatinya tak bergeming. Ia langsung membuka pintu kamar dan melesat cepat keluar dari kamar.

***

Pagi itu di meja makan telah tersaji berbagai macam menu makanan yang biasa dibuat orang untuk menu sarapan. Jodha sendiri yang memasaknya. Dari pelayan disana jodha mendapatkan informasi bahwa orang2 dirumah itu tidak pernah sarapan bersama. Sarapan memang  disiapkan dan masing2 anggota keluarga dirumah itu mengambilnya lalu melakukan kegiatannya sendiri2.

Jodha merindukan keluarganya di Delhi yang selalu berkumpul ketika jam makan tiba. Dan hal itu adalah yang paling dirindukannya ketika awal2 dia di London. Ia sudah punya keluarga Jalal disini dan ia sungguh 'exited' untuk menyiapkan mereka sarapan agar mereka dapat berkumpul bersama.

Hameeda sudah keluar dan turun dari kamarnya. Merasa terkejut melihat berbagai jenis hidangan makanan di meja  makan pagi itu, Ia langsung memanggil kepala pelayan.

" Apa yang kau lakukan, memasak makanan sebanyak ini, untuk siapa ?" Cecar Hameeda.

" Maaf Nyanya besar, tapi tadi Nyonya Muda yg menyiapkannya ."

" Nyonya Muda siapa ?" Selidik Hameeda sambil menautkam kedua alisnya. Jodha muncul dari arah dapur sambil membuka celemeknya dan menyerahkannya pada salah satu pelayan disana, lalu mencuci tangannya diwastafel

" Aku Ibu Mertua, maafkan aku, aku tidak tahu apa kesukaan dan menu sarapan yg kalian biasa makan. Karenanya aku membuat beberapa agar ada varian pilihannya."

Tepat pada saat itu Jalal masuk dari pintu samping yang menuju ruang makan. Hameeda langsung merengut marah pada Jodha,,,

" Lain kali tanya dulu, makanan sebanyak ini ,,,, mubazir,,,banyak orang diluar sana yang kelaparan. Dan kau seenaknya saja
menghambur2kannya. Belum tentu orang2 dirumah ini mau makan."

" Aku mau , Ma,,,aku lapar sekali." Jalal langsung menarik kursinya dan memandang Jodha yang masih berdiri. Dengan ekor matanya Jalal menyuruh Jodha duduk disebelahnya.

Mirza terlihat turun dari tangga, menguap sambil merentangkan kedua tangannya.

" Ada apa kakak ipar sudah memanggilku pagi2,,,hoaaammmh, aku masih ngantuk,,,,. Arree makan besar kah kita ? Huwaaaa,,,,,. Aku sudah lama tidak makan besar seperti inii,,," Mirza langsung mencomot pastry di depannya. Hameeda langsung memukul tangan Mirza,

" Cuci tangan dulu sana."

Mirza terkekeh dan langsung menuju wastafel yang ada diruangan itu. Jodha mengambilkan Jalal ommelet dan diet cola .(yang lain gak suka apa dia..hahahah) Mirza langsung meledek.

" Aihhh kakak ipar kau tahu sekali kalau kakakku senang sekali dg ommelet dan diet cola itu ? Aku saja bosan melihatnya." Jodha hanya tersenyum malu ke arah Mirza, sedangkan wajah Jalal masih terlihat kesal.

Jodha membuatkan Hameeda sup jagung yg di buat menjadi bubur cream lengkap dg rotinya. Hameeda menolak karena merasa giginya masih baik2 saja untuk makan makanan keras. Jodha menjadi tidak enak dan  serba salah. Jalal melihat perubahan raut wajah Jodha

" Aku saja Ma, yg memakannya, omelet ini pasti cocok sekali dg sup cream jagung." Jalal segera mengambilnya dan menyuapkannya dengan lahap ke mulutnya. Jodha terharu. Ia masih melayani keperluan Jalal memyiapkan gelas minumnya dan mendekatkan serbet makan Jalal,  sebelum ia akhirnya mengambil sarapannya juga.

" Ambilkan aku nasi briyani saja missis Goodman, seperti biasanya." Seru Hameeda kepada kepala pelayan.

Semua makan dalam diam . Hanya Mirza sesekali yang tampak berceloteh riang menggoda kakaknya atau kakak iparnya. Dan Jalal melemparkan serbet makan sekali kepadanya ketika Mirza menyinggung tentang Malam Pertama mereka....

***

Penerbangan ke Delhi di lakukan pada sore harinya. Jalal dan Jodha duduk bersebelahan di kelas eksekutif . Sementara Hameeda dan Mirza terpisah agak ke depan dari tempat duduk mereka. Jalal masih dengan sikap diamnya. Sejak pergi tadi ia hanya berbicara beberapa patah kata pada Jodha. Atau menjawab singkat ketika ditanya. Jodha jadi canggung.

Setelah landing di bandara internasional Indira Gandhi, Mereka segera memasuki mobil2 yang sudah di persiapkan oleh kerabat Jodha dan mereka segera menuju rumah Jodha yg hanya berjarak beberapa kilometer.

Ayah Jodha dan seluruh kerabat mereka di Delhi menyambut kedatangan Jodha dan keluarga Jalal. Jodha berlari ke arah orang tuanya dan menyentuh kaki mereka. Jalal melakukan hal yang sama sejak itu adalah tradisi Jodha.

Setelah beramah tamah, Jalal dan keluarganya segera pamit untuk menempati hotel yg sudah mereka booking . Jodha dan Jalal berpisah dan akan bertemu di upacara pernikahan esok harinya dirumah Jodha.

Jodha memandang kepergian Jalal, sedangkan Jalal hanya sekilas saja melihat Jodha. Hatinya perih mengingat ucapan Jodha tentang malam pertama mereka,,,,,

#

Itna pyar kisi pe, pehli baar aaya hai...( Untuk pertama kalinya aku merasa sangat mencintai seseorang )

Mohabbat barsa dena tu, sawan aaya hai...( Kau hujani aku dengan cinta saat musim hujan telah tiba )

Tere aur mere milne ka, mausam aaya hai...( Musim bagi kita untuk bertemu telah tiba )

PRECAP : Besok malam Upacara Sangeet , Mehendi dan Pernikahan Jodha dan Jalal.

#TO BE CONTINUE dulu yeeee
#syukria,,,,adaab.

Pinjem pic.nya Yayang Apriliyani yah untuk foto pre wedding mereka di Delhi.....tq

Sabtu, 28 Maret 2015

***FF CINYA TAPI GENGSI_PART 26***

* FF CTG PART 26 *

##Ini sekalian lanjutannya yg disunting ya sayang2kuuuuhhh..udahan hari ini yaaah...tepaaaar maaak.

Jalal berfikir keras dengan tawaran pernikahan dari Jodha. Benarkah harus seperti ini ia menikahi Jodha. Bagaimana ia harus mengatakannya pada Hameeda. Di satu sisi Jalal senang karena bisa semakin dekat dengan Jodha. Tapi disisi lain hatinya berontak. Menimbang2 baik dan buruknya, sepertinya hal itu tidak ada salahnya.

Sesampainya di rumah, Jalal tidak langsung tidur. Setelah membersihkan dirinya Jalal masih berlama2 ditempat tidur. Diambilnya ponselnya dan men-dial nomor seseorang.

" Ya , Hallo ? " Terdengar suara Jodha di telfon .

" Uum,,, kau belum tidur ?"

" Belum, aku biasa tidur diatas jam 12 malam,," Kata Jodha berbohong. Padahal malam ini ia juga gelisah memikirkan cara yang tepat agar ia bisa menghindari Suryaban.

"Kau ,,,,sungguh2 dg penawaranmu Jodha? " Jalal memastikan.

Jodha diam sebentar. Kelihatannya saat ini hanya itu satu2nya cara agar ia dpt menghindari Surya dan agar Surya tidak meninggalkan Moti.

" Ya, aku bersungguh2. Aku mohon, kau pernah berjanji akan mengabulkan satu permintaanku ketika kau kalah lomba makan sate ikan dulu. Kau bersungguh2 juga bukan waktu itu ? Dan aku menagihnya saat ini."

" Kau benar2 meminta sesuatu yang besar, Nona,,,haha. Bagaimana dengan orang tuamu ?"

" Orang tuaku pasti setuju. Mereka selalu percaya dg apapun pilihanku. Tentu saja aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya. "

" Baiklah aku akan segera mengurusnya. Besok aku jemput kau makan siang. Kita akan membahas isi surat perjanjiannya dan bagaimana pernikahan akan dilaksanakan."

" Bolehkah aku meminta satu hal lagi ?"

" Ya, apa ?"

" Aku ingin pernikahannya dilaksanakan di Delhi dengan segala ritualnya. Aku ingin orang tuaku punya kenangan dan bangga dengan anak perempuannya yg akan menikah. Aku tidak mau mereka mendapat kesan seolah2 ini dipaksakan. Maukah kau mengabulkannya? " Harap Jodha cemas.

Jalal berfikir sebentar, paling tidak ini adalah pernikahan sungguhan, bukan hanya diatas kertas.

" Baiklah , tentu saja. Tapi sebelum itu , kita akan menikah secara Islam."

" Baiklah, aku setuju." Mereka diam sesaat. Lalu secara bersamaan mereka memanggil nama masing2,,,

" Jalal,,,"

" Jodha,,,Ooh, umm , rasanya baru sekali ini kau memanggil namaku,,," Jalal tersenyum senang, panggilan namanya dari Jodha barusan , terdengar seperti melodi yang sangat indah ditelinganya.

" Ohh, maafkan aku maksudku,,,umm,,ahh jadi aku harus memanggilmu apa ?"

" Hahah,,, tidak usah panik seperti itu Jodha, paling tidak sekarang kau mengakuiku sebagai seorang pribadi, dan bukan memanggilku Pak Presdir lagi. Untuk selanjutnya kau harus memanggilku dengan sebutaan,,,,, ' BHAIYA',,,Hemmh ?"

Wajah Jodha langsung  merah merona, untuk apa Jalal menyuruhnya memanggil dg panggilan seperti itu, Bhaiya sebuah panggilan kesayangan yang artinya ' Abang',,,

" Ooh mengapa aku harus memanggilmu begitu ? Apakah ini bagian dari kesepakatan ? " tanya Jodha dg nada juteknya.

" Ha,,ya ,,,itu bagian kesepakatan,,,ayo cepat lakukan aku ingin mendengarnya!!"

" Haissh kau ini,,,,," Jodha cemberut tapi tak ayal Jodha melakukannya juga " Bhaa,,,bhaa,,,iiiya,,,"

" Katakan dengan benar,,,!"

" Bhaiya,,,"

" Katakan dengan sungguh2!"

"Bhaiyaa,,,, Bhaiya,,,Bhaiyaaaa,,,!!!" Jodha malah berteriak2 di telfon. Dan Jalal tertawa dengan gembira karena berhasil mengerjai Jodha.

***

Paginya Jalal menemui Hameeda di ruang pribadinya. Karena hari ini hari libur. Jalal tidak pergi ke hotelnya.

" Ma,,,ada hal penting yang ingin ku bicarakan." Hameeda melepas kacamata dan meletakkan buku yang sedang dibacanya.

" Kemarilah nak, ada apa ?"

" Maa, aku ingin menikah ."

Hameeda tersenyum senang..." Mubarak ho, setelah kau putus dg Bella, aku kira kau akan melalui masa sulit, tapi aku bisa melihat di wajahmu kini , bahwa kau bisa melaluinya dengan tenang. Jadi,,,Katakan padaku, siapa perempuan yang sangat beruntung itu, apa aku mengenalnya ?" Hameeda memegang pundak Jalal yang sudah duduk disebelahnya.

" Ya,,kau sudah melihatnya. Dia wanita yang baik Ma, pekerja keras dan pandai menjaga dirinya serta menjunjung tinggi norma dan adat istiadatnya. Dia pandai memasak dan menyanyi. Dan aku jatuh cinta padanya, Ma."

"Ohh sayaang,,,,so sweet..katakan padaku siapa namanya dari keluarga mana, tinggal dimana dan aku akan langsung melamarkannya untukmu Pangerankuuu,,,aku senang kau sudah memikirkan untuk menikah." Hameeda memegang wajah Jalal dengan kedua tangannya. Rasa haru sebagai seorang Ibu yang bahagia melihat anak yg dibesarkannya dengan sepenuh jiwa dan raga ini memintanya menikahkannya.

" Namanya Jodha,,,, Jodha Bai ,,,dia keturunan bangsa Rajputana. Ayahnya seorang pemuka agama Hindu. Aku mencintainya, Ma,,,."

Senyum Hameeda langsung hilang dari wajahnya.

" Kau tahu resikonya dengan menikahi wanita diluar agama kita  , Nak ? Dan mengapa harus dia ? Entahlah,,,Kesanku padanya tidak terlalu bagus. Benarkah dia wanita pilihanmu Jalal ? Kau sudah memikirkannya baik2 nak ?" Hameeda masih membujuk Jalal.

" Aku selalu mengharapkan do'a darimu Ma, bahkan jika memang ia tidak baik, do'amu akan selalu menyertaiku Ma,,,"

" Jalal,,,aku hanya tidak ingin kau berakhir sepertiku nak, pernikahan seharusnya sekali seumur hidup, karenanya kau harus benar2 memilih calon pasangan hidupmu. Kau harus bahagia anakku, kau haus akan kasih sayang. Wanita yg bersamamu harusnya wanita yg penuh kelembutan dan kasih sayang."

" Dan dia adalah gambaran wanita yang kau inginkan , Ma,,,,aku berjanji padamu." Jalal meraih tangan Hameeda dan meletakkannya dikepalanya" restuilah aku , Ma,,,,.aku mohon." Hameeda menitikkan air matanya. Anak dan Ibu itu saling memandang dengan haru. Jalal menghapus air mata Hameeda.

" Bila menurutmu dia baik, aku akan selalu mendo'akanmu , Nak, tapi aku butuh waktu untuk menerimanya sebagai menantuku. Dan kalau dia memang baik, dia akan sanggup memenangkan hatiku seperti juga ia memenangkan hatimu." Jalal memeluk Hameeda dan mengucapkan terima kasih.

***

Disisi lain, Jodha juga mengalami percakapan yang cukup sulit dengan ayahnya. Bukan hanya karena perbedaan agama saja, tapi karena Ayahnya Maharaj Bharmal belum mengenal calon menantunya. Tapi sebagai anak permpuan kesayangan, Jodha berhasil meyakinkan kedua orang tuanya.

" Lalu kapan kau akan pulang anakku? "

" Dalam waktu dekat Pa,,ada beberapa hal yang harus kami selesaikan dahulu."

" Baiklah anakku, aku dan Ibumu akan mempersiapkannya. Jaga dirimu baik2 Jodha. Selalu ingat pesanku dan Ibumu. Kami menantimu dengan cemas , Nak. Semoga kegelisahanku tak beralasan."

"Terima kasih, Pa. You are the best Pa in the world." Jodha menutup telfonnya , tak terasa air matanya ikut mengalir,,,

# Ntar siang sunting deh ye,,,beneran deeh..

# Bohot2 syukria na,,,,

*FF CTG PART 26_Lanjutaaan *

Jalal membawa Jodha ke sebuah restoran mewah di pusat kota London yang biasanya sibuk. Hari libur di London seperti juga dibanyak negara, banyak  digunakan oleh masyarakatnya untuk kegiatan keluarga. Dengan dalih ingin tempat yang tenang, Jalal menggiring Jodha ke tempat yg lebih ke pojok dengan view sebuah taman nasional disana. Dengan tempat duduk berupa sofa2 mereka bisa lebih rileks berbicara.

" Kau mau makan apa ?"

" French Fries saja."

" My God, aku membawamu ke restoran mewah dan kau hanya memesan FF,,,,ckckck..."

" Kita kan cuma mau membahas isi surat perjanjian."

" Yeah,,ya,," Jalal memberikan pesanannya pada pelayan , lalu melanjutkan " karena kau yg menginginkan surat perjanjian ini, terserah saja isinya apa,,,aku tidak ada permintaan apapun padamu." Jalal menyandarkan tubuhnya ke sofa dan memandang keluar dinding restoran yg terbuat dari kaca seluruhnya sehingha saat ini Jalal bisa melihat orang yg lalu lalang di bawahnya.

Jodha memandang ke arah Jalal. Sebenarnya ia sudah menyiapkan 10 permintaan yg harus disetujui oleh Jalal. Tapi karena Jalal tidak mau mengajukan syarat apapun , Jodha tidak berani memberikan konsep surat perjanjian yg dibuatnya. Karena Jodha tak juga bersuara, Jalal menoleh ke arah Jodha.

" Heii,,,setelah bersemangat mengajakku menikah lalu mau membuat surat perjanjian , kenapa kau jadi murung sekarang ? "

" Benarkah kau tidak meminta syarat apapun? , kau tidak akan memasukan juga syarat panggilan ' BHAIYA' mu itu juga ?" Tanya Jodha pelan.

" Hahha,,,ohh Jodha,,,Jodha kau itu polos sekali. tidak,,tentu saja tidak, kau boleh memanggilku apa saja Jodha, aku tak kan memaksamu. Nah mana konsep SP yang sudah kau buat, biar aku lihat." Jalal menegakkan duduknya dan dg wajah serius menghadap Jodha.

" Uum tidak jadi saja,,,tidak usah. Aku percaya kau tidak akan melewati batasanmu. Bila semua sudah tercapai , kau boleh menceraikan aku. Dan sebelumnya terima kasih atas bantuanmu, aku sangat menghargainya."

Jodha dan Jalal berpandangan lama , sebelum pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.

Jodha mengambil French Fries nya dan mulai mengunyahnya.

"Ibuku sudah menyiapkan segalanya untuk keperluan kita. Kita akan menikah dl secara Islam di Islamic Center yg ada di London. Kau hanya tinggal menyiapkan diri saja. Mirza akan menjemputmu besok. Aku juga sudah memberitahu keluarga Dadisa. Kau boleh pergi bersama mereka. Moti dan tunangannya kau saja yg memberitahu. Tidak usah hadir juga tidak apa2." Jalal memotong steaknya dengan kesal meyudahi perintah dan petunjuknya pada Jodha. Ia lalu menambahkan " Sepulang dari Delhi, kita baru akan melaksanakan perayaan pernikahan di hotel. Aku sudah menyerahkan semuanya pada Saleema. Aku juga sudah menyiapkan semua dana untuk pernikahan kita di Delhi. Aku harap keluagamu tidak menolaknya. Kalau ada yg kau butuhkan lagi katakanlah sekarang juga . Aku mungki  tidak dapt berfikir lagi menjelang hari H-nya. " Jalal mengatakannya sambil memotong2 steak nya dan tidak melihat Jodha yang berkaca2 menatapnya. Baru setelah ia menyuapkan steak lagi ke dalam mulutnya , Jalal mendongakkan wajah ke arah Jodha dan terpana melihat Jodha. Mata Jodha mengerjap dan mengalirlah dua butir air mata di pipinya yg halus tanpa cela. Jalal melap bibirnya dg lap tangan dan berpindah ke sebelah Jodha.

" Heii,,,kenapa menangis ? Jangan bilang kau mau mengundurkan diri setelah apa yang kulakukan , hemmh ?"Jalal mengambil wajah Jodha dan menghapus air matanya. " tears doesn't match with you. Setelah hari ini aku tidak mau lagi melihatmu menangis, samjee ?"

Jodha menyeka juga hidungnya dan menarik nafas. " Kau sudah melakukannya sendiri. Kau bahkan membuat dirimu sendiri dan oramg lain repot dengan permintaanku. Bagaimana aku tidak menangis ?,,,, Terima Kasih, Jal,,,umm Bhaiya." Jalal terharu dengan panggilan sayang Jodha barusan. Ia laĺu terkekeh dan mengambil kepala jodha ke pelukannya. Selagi didalam pelukannya itu Jalal melihat kertas yg sedari tadi genggam Jodha. ' pasti surat itu' Jalal ingin tahu isinya dan segera mengambilnya paksa dari tangan Jodha.

"Apa yang kau lakukan ? kembalikan,,,,!!"

Jalal tetap mengambil  dan berbalik ke tempatnya.

" Just currious,,,stay right there.!!" Jalal mulai membaca yg ditulis Jodha. Ia membacanya pelan.

"Aku Jodha bai dg ini bersedia melakukan perjanjian pranikah bersama calon suamiku Jalaluddin Mohammad Akbar. Hal2 yg harus dipenuhi oleh calon suamiku adalah sbb :
1. Tidak melakukan kontak fisik tanpa persetujuan kedua belah fihak.
2. Tidak mengijinkan dekat dengan wanita lain selama perjanjian berlangsung.
3. Tidak menyembunyikan suatu hal apapun.
4. Tidak melarang untuk tetap bekerja dan mengaktualisasikan diri.
5. Tidak melarang hal2 yang berhubungan dengan ibadah masing2.
6. ,,,,

Belum selesai Jalal membacanya Jodha sudah merebutnya kembali,,,,
" Heii,,,aku blm selesai." Protes Jalal.
" Tidak usah,aku kan sudah bilang, aku percaya padamu."

Tawa Jalal meledak , hingga pengunjung lainnya menoleh ke arah mereka, dan Jodha tak kuasa menahan semburat merah yang kembali mewarnai pipinya,,,,

***

Jodha sudah bersiap hari ini. Ia tampil cantik dengan gaun warna putih tulang panjang yang menutupi seluruh tubuhnya tapi dibuat pas badan serta tebaran swarovski di sepanjang gaunnya. Resyam yg dipercaya untuk membuat gaunnya tampak begitu puas dg karyanya itu. Tidak perlu lama2 menghias Jodha karena ia sudah tampil cantik alami. Dengan tatanan rambut yang di sanggul modern, dan di letakkan selendang panjang mewah yg juga ditaburi swarovski menutup sebagian rambutnya menambah anggun penampilan Jodha.

Dadisa dan keluarganya sudah menempati tempat duduk masing2. Moti menemani Jodha di kursi yang dipersiapkan untuk mempelai wanita. Di depannya di pasang kain pembatas yng membatasi tempatnya dan tempat Jalal akan melaksanakan prosesi ijab kabul.

Ulama besar Masjid Raya di London sudah bersiap di temani para saksi dan wali. Jalal digiring masuk dg tetabuhan ala timur tengah dan shalawat. Mengenakan pakaian khas pria India lengkap dengan tulbannya, Jalal memasuki tempat prosesi ijab kabul. Tidak perlu waktu lama Ulama tersebut sudah membimbing Jalal mengucapkan ijab kabul.

" Anda, Jalaluddin Muhammad Akbar, bersediakah anda dinikahkan dengan Jodha Bai,,,?"

" Bersedia,,,."

Sang ulama mengarahkan pandangannya ke arah Jodha dibalik Tirai " dan Anda, Jodha Bai, bersediakan anda dinikahkan dengan Jalaluddin Mohammad Akbar ?"

Hening sesaat. " Ya saya bersedia,,,,,"

TBC dulu,yaaa,,,,,,ayam bakarku sudah dimgin menanti untuk aku makan..hahah

Jumat, 27 Maret 2015

*** FF CINTA TAPI GENGSI_PART 25***

Jodha mempercepat langkahnya dan baru menyadari kalau Jalal telah berdiri di depannya kini.

" Ada apa ? mengapa tergesa2 seperti itu,,,?" Jalal juga melihat Surya yg berjalan mendekat dari belakang Jodha.

" Tidak ada apa2, bisakah kita pergi sekarang?" Jodha masih tersengal dengan raut wajah yang gelisah.

Suryaban telah sampai di belakang Jodha. " Jodha aku mohon dengarkan aku dulu."

Jalal melihat gelagat yang tidak baik dg kehadiran Surya.

" Mr. Singh , kalau ada yg ingin diselesaikan, anda bisa menyelesaikannya besok saja. Jodha nampak sangat kelelahan akibat kecelakaan kemarin, aku akan membawanya pulang." Kata Jalal bijak.

" Tidak usah ikut campur urusan kami, menyingkirlah,,,." Surya memegang pundak Jodha dan membalikkannya dg kasar. Jodha terkejut dan nampak ketakutan. Jalal tidak terima dengan perlakuan Surya. Ditepiskannya tangan Surya dari pundak Jodha.

" Suryaaa, aku peringatkan. Jangan bertindak bodoh . Kalau kau laki2 sejati , kau tidak akan melakukan hal seperti ini. Now will you excuse us ? " Jalal sudah akan membawa pergi Jodha. Tapi Surya keburu menarik Jalal dan menyarangkan tinjunya ke wajah Jalal, telat bagi Jalal untuk menghindar, ia terdorong kebelakang. Jalal membalas memberikan bogem mentahnya pada Surya. Dengan sekali hentakan itu Surya langsung tersungkur jatuh ke tanah. Darah mengalir dari hidungnya. Jodha menjerit dan menghampiri Surya.

" Bhaisaaa,,,,." Ia segera duduk berlutut membantu  Surya bangun. Surya sudah akan berdiri membalas Jalal ,tapi Jodha menahannya. " Tidak,,,Bhaisaa ,tidak ,,,cukuup..kalau kau menghormati persahabatan kita aku mohon hentikanlah." Jodha mulai menangis. Surya mengurungkan niatnya. Menatap sebentar ke arah Jodha lalu dengan kesal pergi dari sana. Sedangkan Jalal terpaku sesaat ditempatnya dan mengira2 apa yg terjadi.

Melihat Jodha yg masih terduduk sambil menangis, Jalal mengulurkan sebelah tangannya bermaksud membantu Jodha berdiri. Jodha melihat ke arah Jalal dan menerima uluran tangannya. Jalal membimbing Jodha ke mobilnya . Ia sendiri lalu masuk dan mulai melajukan mobilnya. Mereka sama2 membisu di dalam mobil. Jodha ingat wajah Jalal yg ditinju Surya tadi. Ia melirik Jalal. Kelihatannya ia baik2 saja. Jodha mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Jalal, Jalal menangkapnya sebelum Jodha menyentuh wajahnya.

"Aku hanya ingin tahu apakah kau terluka ?" Kata Jodha khawatir.

" Chh,,pukulan seperti itu tidak berarti apapun bagiku. Kalau kau tdk menghalalnginya tadi, mungkin dia yang terkapar sekarang. Mengapa  kau menghalanginya tadi ?" Jalal terdengar marah dan mengutuk Surya.

" Sudahlah aku tidak mau membahasnya lagi !" Jodha menunduk dan menghapus air matanya yg tersisa.

" Ohh ya ? Seorang pria melecehkanmu dan kau diam saja ? Benar2 bukan gayamu...chh."

" AKU BILANG CUKUPP!! Hentikan , turunkan aku kalau kau masih mau membicarakan tentang dia."

Jalal mengerem mobilnya dengan tiba2 dipinggir jalan.

" Begitu menyakitkankah kalau aku menanyakannya?"

" Tidak sama sekali !" Jawab Jodha ketus.

" Lalu mengapa reaksimu berlebihan seperti itu ?"

" Apanya yang berlebihan ?"

" Kalau begitu Katakan , ada hubungan apa kau dengan dia ?"

" Tidak ada !!"

" Lalu mengapa kau sangat terluka ketika aku menghajarnya ?"

" Aku tidak tahu,,,,!"

" Kau mencintainya ?"

"Aku sudah berhenti mencintainyaaa,,,!!" Jodha terkejut dengan jawabannya sendiri. Ia ingin keluar dari mobil Jalal, tapi Jalal menghentikannya, ia menarik tubuh Jodha dan memeluknya. Jodha sudah tidak tahan lagi. Ia menangis sejadi2nya di dada Jalal. Jalal semakin mengeratkan pelukannya. Mengelus rambut Jodha dan mencium ubun2nya.

Setelah tangis Jodha reda, Jalal merenggangkan pelukannya.

" Baiklah, kita tidak usah membahasnya kalau kau tidak suka, aku akan mengantarmu pulang.  Jalal bersiap menghidupkan mesin mobil, tapi ia mengurungkan niatnya ketika Jodha mulai bercerita

" Dia kekasihku 7 tahun yang lalu. Dan aku baru bertemu lagi dengannya...." Jodha menceritakan semuanya tentang Surya , tentang masa lalu mereka dan pertunangannya dengan Moti. Jalal hanya mendengarkan sambil mengepalkan tangannya pada setir mobil. Setelah selesai bercerita, Jalal tak berkata apapun. Hening sesaat. Masing2 bergelut dengan fikirannya. Jalal tidak terkejut dengan cerita Jodha. Sejak mereka bertemu di cafe Dadisa untuk pertama kalinya. Jalal merasakan aroma permusuhan yg sangat jelas dimata Suryaban. Jadi itu sebabnya, karena ia masih mencintai Jodha, kisah cinta yg belum usai ?. Jodha memutar kepalanya dengan cepat. Sebuah ide tiba2 berkelebat dikepalanya.

" Apakah tawaranmu waktu itu masih berlaku ?"

" Tawaran yang mana ?" Tanya Jalal tak mengerti.

" Tawaran menikah untuk sebuah investasi ?"

" Jodha,,,,kau tahu aku hanya main2,,,aku sudah melupakannya. Kalaupun aku mau menikahimu , itu karena,,,karena kau mencintaimu kan ? Aku,,,,."

" Aku menerimanya,,,maukah kau menikahiku Jalaluddin Mohammad Akbar ?"
Jalal terperangah dengan kata2 Jodha. Bukan moment seperti ini yang ia rencanakan untuk melamar seorang gadis, apalagi Jodha yang rasanya terlalu spesial untuk Jalal saat ini. ' Ya Tuhan, wanita ini benar2 membuatku pusing, apa maunya ?'

" Apa maksudmu ?"

" Moti adalah temanku, dan aku tahu bagaimana Surya, ia akan berusaha bagaimanapun caranya agar keinginannya tercapai, tapi aku juga tahu dia lelaki yang baik. Dan Moti sangat beruntung kalau bisa menikah dengannya. Surya tidak akan berbuat apapun kalau aku menikah, dan begitu mereka menikah, kau boleh menceraikanku,,,,"

Jalal menatap Jodha tak percaya. 'Bagaimama bisa ia melakukan pengorbanan sebesar  itu.' Dan tentu saja jawabannya tidak. Jodha tak bisa menikahinya kalau memang tidak mencintai Jalal.

" Are you insane, Jodha...you are out of your mind ! . Bagaimana bisa kita  menikah untuk tujuan seperti itu ?"

" Tentu saja bisa , kau akan melakukan apapun agar investasi mu berhasil dg Mr. Chang bukan ? Begitupun aku, lagipula apa sulitnya ? Kita buat perjanjian pra nikah, kita menikah, kau tidak akan merasa bersalah pada Mr. Chang. Investasimu berhasil. Surya dan Moti akan segera menikah. Dan kita bercerai. So simple hein na ?"

" Tidaaak,,,,. Jawabanku adalah tidak. Kita tidak akan membahasnya lagi. Aku akan mengantarkanmu pulang."

Tanpa berkata apa2 lagi, Jalal mulai menjalankan mobilnya perlahan. Jodha tidak punua pilihan.

Sampai di depan Rusun Jodha, Ponsel Jalal berbunyi.

Jalal melihat kontak dilayarnya. Mr. Chang. Ia segera mengangkatnya.

" Hallo, Mr. Chang ni haw ? ,,," Jalal diam sebentar mendengarkan " ohh sebentar aku sambungkan anda dengannya." Jalal memberikan telfonnya pada Jodha, lalu terdengarlah percakapan dalam bahasa mandarin yg tidak dimengerti Jalal. Sesekali Jodha melirik Jalal ditengah2 percakapan itu. Percakapan di telfon berakhir, Jodha menutup telfonnya dan memberikannya pada Jalal.

" Ada kabar apa ?

" Penandatanganan perjanjian kontrak akan segera dilaksanakan,,,"

" Benarkah ? Wow amazing,,,tak ku kira akan secepat ini , lalu apa lagi ?,,," Jalal menunggu dengan tidak sabar sambil tersenyum menghadap Jodha.

" Mereka mengundang kita ke Beijing ,,,,,"

Senyum Jalal menghilang berganti dengan rona kebingungan. Jalal memandang Jodha lama. Yang dipandang malah tertawa demgan keras.

" Hahahaha,,,,,"

" Kenapa kau malah tertawa ?"

" Baru kali ini aku melihat seorang Jalaluddin Mohammad Akbar kebingungan . You know what, terima tawaranku, dan kita berangkat ke Beijing,,,"

" Jodha ,,,,kau sungguh2 dengan tindakanmu ? "

" Why not ? It is a chance once in your life time, ketika kau bisa melakukan sesuatu yang besar untuk orang lain. "

Jalal berfikir sebentar, Jodha benar,,,baru kali ini ia benar2 merasa kebingungan.

Jodha permisi dan mengucapkan selamat malam. Jalal hanya mengantarnya sampai pintu masuk rusun.

Jalal memikirkan tawaran dari Jodha. 'Begitu besarkah perasaannya pada Surya hingga dia tidak rela mengorbankan persahabatannya dengan Moti. Karena butuh kekuatan yg sangat besar untuk melakukan pengorbanan seperti Jodha. Ada pepatah cinta yg tulus adalah ketika melihat orang yg kita cintai bahagia bersama dg orang lain. Itu kah yg dilakukan Jodha sekarang ? Lalu apa perasaan Jodha pada Jalal saat ini ? Mengapa Jodha sering kali membiarkanya mencium dirinya atau dg tulus merawatnya, atau mengkhawatirkannya,,,' Jalal benar2 bingung,,,,,,

TBC dulu yaaa,, lapeeeerrrr

Kamis, 26 Maret 2015

*** FF CINTA TAPI GENGSI_PART 24 ***

Jodha menggigit bibirnya seperti menahan sesuatu. Jalal memperhatikannya dan bertanya

" kenapa ?"

" Oo,,uum i wanna make a pee (pipis),,," Jodha malu2 menjawabnya.

Jalal tertawa padahal ia memikirkan hal lain barusan. (*Imajinasi tingkat tinggi_LOL). Jalal lalu bangun dan berjalan ke arah Jodha, membantu membuka selimutnya dan mulai memapah Jodha . Jodha berjalan dengan dibantu oleh Jalal.

" Cepat sedikit aku sudah tidak tahaan." Keluh Jodha sambil merapatkan kedua belah pahanya. Jalal melotot ke arah Jodha,

" Kau sendiri yang jalan seperti keong, " Jalal menjadi tidak sabaran dan segera menggendong Jodha.

" Apa yang kau lakukan ?" Seru Jodha dengan terkejut.

" Aku tidak mau kau ngompol di kamarku, seperti saat kau di Mall dulu, mengerti ?"

Entah apa warna wajah Jodha saat ini , yang pasti dia sangat marah dan malu sekali ' Dadisaaaaa,,,,,,' pekik Jodha dalam hati. Jalal tersenyum ingat cerita Dadisa waktu itu. Jodha menunduk mentupi sebagian wajahnya dengan rambutnya. Jalal tertawa kegirangan Ia lalu menurunkan Jodha di depan pintu kamar mandi dan menutup perlahan menutup pintunya. Ia masih sempat bercanda sebelum pintu benar2 tertutup.

" Kau yakin tidak perlu bantuanku juga di dalam sana ? " Jalal terkekeh. Dan Jodha hanya bisa melotot ke arah Jalal lalu segera mendorong pintunya. Sepuluh menit kemudian Jodha sudah selesai. Jalal kembali memapah Jodha ke tempat tidur. Tubuh Jodha yang masih terasa sakit dan rasa kantuknya akibat obat anti nyeri tadi membuat Jodha segera terlelap.

Jalal segera membuka pakaian bagian atasnya seperti kebiasaanya di rumah. Karena lelah ia juga akhirnya tertidur di sofanya.

***
Matahari masih malu2 menampakkan wajahnya. Sepeti juga Jodha yang mengintip malu2 dari balik selimutnya. Tidurnya lelap sekali. Ia menyadari sesuatu kemudian berbalik dg cepat. Dilihatnya Jalal yang tertidur dg posisi membelakanginya dan memeluk badan sofa dengan tubuh bagian atasnya yang topless.  Jodha segera menutupkan selimut ke wajahnya lagi. Ada perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. 'Ahh mengapa ia ceroboh sekali.' Jodha bangun dan bermaksud menutupi tubuh Jalal dengan selimutnya. Ketika ia membungkuk Jalal tiba2 berbalik dan mereka berdua terjatuh ke lantai. Jalal kini tepat berada diatas Jodha yang masih memegang selimut tebalnya. Tepat saat itulah terdengar orang membuka kunci pintu kamar dari arah luar dan munculah Hameeda dari balik pintu. Belum lagi hilang  rasa terkejut Jodha dan Jalal karena jatuh dg posisi berpelukan seperti itu, kini mereka juga terkejut dengan kehadiran Hameeda. Keduanya berpandangan dan baru menyadari kondisi mereka saat itu lalu bangun dengan tergesa2.

Hameeda memandang memandamg tajam kearah mereka. Ia langsung menutup pintu dan kembali memandang pada Jodha. Walaupun Jalal dibesarkan dilingkungan  yg bebas dalam pergaulan, tapi Hameeda selalu mendidik Jalal dengan norma ketimuran yang masih melekat pada darah Indianya. Karenanya begitu melihat Jalal tidur satu kamar dengan perempuan yang bukan muhrimnya Hameeda segera angkat bicara.

" Kau fikir apa yang telah kau lakukan Jalal ? Tidur dengan seorang perempuan ? Sejak kapan kalian melakukannya hah ? Bukankah ini perbuatan yg dilarang dalam agama kita Jalal ? Apa yang kau fikirkan ? Beginikah hasil didikanku padamu ? " Jodha bersembunyi di balik punggung Jalal, ia bingung harus berbuat apa ini baru pertama kalinya Jodha bertemu dengan Hameeda, Ibunda Jalal. Jalal menenangkannya dan memberikan tanda ia saja yg bicara.

" Ma,,,Ma,,,come down, ini tidak seperti yang kau fikirkan , Ma,,,kami tidak melakukan apapun. Kamii...kamii..." Hameda memotong kalimat Jalal.

" Lalu apa yg aku lihat barusan , hah ? Kalian fikir aku anak kecil yg akan kalian bohongi dg dalih ketidaksengajaan. " Hameeda segera maju ke depan Jalal dan menarik Jodha keluar dari punggung Jalal.

" Dan kau Young Lady, apakah orang tuamu tahu kau menginap dg seorang pria ? , siapa namamu ? !" Bentak Hameeda,,,

Jodha dengan masih ketakutan

" Aku Jodha , Nyonya,,,Jodha Bai,,."

" Huh, Indian,,,but you not seem like one! Jalal, do your Namaz, aku menunggumu di kantor."

" Hh ,,Ha,,,Ma,," Jawab Jalal singkat. Hameeda segera meninggalkan kamar Jalal sambil memandang sinis pada Jodha sekali lagi.

Setelah Hameeda pergi Jalal menoleh pada Jodha dan memegang kedua pundaknya." Maafkan Ibuku, dia hanya salah faham, aku sangat tahu kau wanita yang baik. Aku bersiap dulu. Kalau kau masih ingin disini tak apa,,," Jalal memandang  Jodha dan menunggu jawabannya.

" Tidak ,,,aku juga harus masuk kerja ,,, terima kasih untuk semuanya. Aku,,,aku juga minta  maaf karena sudah menempatkanmu dalam situasi yang sulit, aku sebenarnya,,,,."

Jalal tidak membiarkan Jodha menyelesaikan kalimatnya. Jalal mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha, meraihnya dengam kedua tangannya dan mencium bibir Jodha dengan sangat cepat. Kehangatan dan rasa aman segera mengalir ke seluruh bagian tubuh Jodha. Ia membiarkan Jalal menciumnya beberapa saat .  Lalu sehera menarik wajahnya.

Jalal tersenyum, " Aku jemput kau nanti malam,,,." Jalal melepaskan pelukannya pada Jodha dan segera berlalu ke kamar mandi.

Jodha masih terpaku ditempatnya.

***

Di kantor Jodha,,,

Suryaban berlari menyambut Jodha, ia sangat khawatir dengan keadaan Jodha . Surya sudah mencoba mencari Jodha setelah mendengar alarm tanda bahaya kemarin. Dan dari petugas hotel yg berada dilokasi kebakaran Surya mendapat kepastian bahwa Jodha sudah di bawa oleh Jalal. Ponsel Jodha tidak aktif, karenanya Suryaban sengaja menunggu Jodha di depan kantornya pagi ini.

" Jodha bagaimana keadaanmu, aku mencari2mu kemarin , kau tidak apa2 kan ? Mana yang luka ? Mengapa kau bisa ada disana ?" Surya terlihat sangat cemas dan Jodha heran dengan sikap Surya pagi ini.

" Aku tidak apa2 , Bhaisa,,,tdk usah mengkhawatirkan aku."

" Ohh yaa,,,tentu saja , pasti Pak Presdir mu itu menjagamu dengan sangat baik kan ?" Ada nada sinis pada kalimat Surya barusan, dan entah mengapa Jodha serasa melihat Surya Bhaisa nya yang dulu, yang selalu mencemaskan hal2 kecil sekalipun yang terjadi pada Jodha. Mereka berpandangan sesaat.

" Bhaisa , mengapa berkata seperti itu? aku sudah bilang dia bukan siapa2, jangan terlalu berlebihan." Jodha tampak marah dg ucapan Suryaban barusan dan segera berlalu dari hadapan Surya.

Surya berteriak dari belakang Jodha,
" Karena aku masih sangat mencintaimu Jodha Bai, my little ladly,,,kau akan selalu selamanya menjadi kesayanganku Jodha. " Mendengar itu Jodha semakin marah. Ia Terbayang lagi semua yang pernah dilakukan Surya dengan tidak membalas surat2nya dan tidak memberikan kabar sedikitpun padanya 7 tahun silam. Jodha  selalu mengharapkan Surya kembali dengan seluruh cinta  dan pengharapannya. Luka yang ditorehkannya terlalu dalam . Hingga untuk waktu yang lama , Jodha pernah tak percaya dengan cinta. Ia hanya belajar dan belajar menjadi yang terbaik di bangku kuliah. Membalaskan dendamnya dan membuktikan pada Surya suatu hari nanti, bahwa patah hati tidak akan membuatnya patah semangat. Lalu apa kini ? Jodha berbalik dan memandang sinis pada Surya.

" Lalu mengapa kau tak memberikanku sedikitpun kabar , Bhaisa ? Kau melupakan aku, kau melupakan cinta kita ? Lalu kau berharap apa dari ucapanmu barusan, kau sudah bertunangan Bhaisa, jangan membuatku semakin membencimu. Moti adalah temanku. Jangan membuatnya patah hati seperti yg kau lakukan padaku dulu. Cukup aku saja , jangan dia Bhaisa, Jangan Moti, dia tidak akan sanggup menghadapi perpisahan denganmu." Jodha mulai terisak.

Surya mendekati Jodha..

" Aku tahu aku sangat menyakitimu Jodha, tapi aku tak dapat membantah permintaan orang tuaku agar fokus di studiku waktu itu. Kalau saja kau tahu Jodha, tahun pertamaku di London ini, aku sangat tersiksa berada jauh darimu, aku selalu memikirkanmu. Aku berhenti mengabarimu agar aku bisa lulus secepatnya dan kembali padamu. Tapi begitu aku lulus, kau sudah tidak ada di Delhi."

Jodha tidak tahu kebenaran itu yang dirasakannya waktu itu hanyalah sakit hati karena Surya sudah melupakannya.

" Aku siap menebus kesalahanku padamu Jodha, aku masih bisa memutuskan pertunanganku dengan Moti, lebih baik sekarang sebelum aku terlalu mencintainya."

" Apa maksudmu , Bhaisa,,,?"

" Menikahlah denganku , Jodha. Aku pastikan ,,,kita akan bahagia selamanya,,,,."

Jodha tidak bereaksi sedikitpun dengan ucapan Surya barusan. Hatinya tentu saja menolak. Teringat romansa kisah cintanya dl dengan Surya. Jodha memejamkan matanya sesaat.

" Tidak Bhaisa,,,kisah kita sudah berakhir, bahagiakanlah Moti, aku berbahagia untuk kalian Bhaisa. Sungguh.

" Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Moti , Jodha. Apapun yang terjadi kau akan jadi milikku."

"BHAISAAA,,,,!!!" Jodha menatap mata Surya dengan tajam, tangannya mengepal, lalu ia segera pergi dari hadapan Surya.

***

Jalal memarkirkan mobilnya di pintu lobby Kementrian LN ini, masih setengah jam dari waktu pulang Jodha.

Setengah jam kemudian Jodha keluar dari pintu utama Lobby. Jalal segera menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar di mobil. Jodha terlihat tergesa2 lalu dilihatnya seseorang mengejar Jodha dari belakangnya,,,,

" Jodha ,,,tunggu !!"

TBC,,,,

Rabu, 25 Maret 2015

*** FF CINTA TAPI GENGSI_PART 23***

Jalal membanting barbel yg sedang digunakannya untuk  berlatih tadi. ' Bodoh sekali, Jodha pasti akan semakin membenciku. Ya Tuhan ,wanita itu benar2,,,,Aaaahhh."

*Flashback

" Kakaaak,,,?" Mirza tak sadar menyapa Jalal lebih dahulu. Jodha berpaling pada Jalal yg ada di belakangnya...

" Kakaaak,,,kau ? Apa ini ? Mirza,,,?" Jodha yang berada ditengah2 Jalal dan Mirza menjadi bingung.

" Owh,,,oo aku ,, umm,,,," Mirza tak tahu harus menjawab apa .

" Dia adikku , Jodha,,,Mirza Hakim." Jalal hanya berhenti sampai disitu dan Jodha sudah memasang tampang garangnya pada kedua kakak beradik itu.' Jadi selama ini,,,Aku berkeluh kesah pada Mirza yang adalah adik Pak Presdir,,,owh bodohnya aku.

" Jodha, maafkan aku . Ini hanya salah faham , aku tidak  bermaksud menipumu. Jangan salah faham. Kita masih tetap bersahabat kan ?" Mirza berjalan ke arah Jodha tapi Jodha mundur beberapa langkah dan tanpa berkata apapun Jodha sudah berlari masuk ke Rusunnya.

*flashback end

Mirza masuk membawakan minuman dingin untuk Jalal. Ia juga merasa bersalah dg kejadian semalam . 'Mungkin saja hubungan Jodha dan Kakak mulai membaik dan aku menghancurkannya.'

" Kak, maafkan aku, aku mengacaukan kencan kalian." Jalal berpaling pada Mirza , Mirza menyodorkan gelasnya kearah Jalal dan Jalal mengambil dan mulai meneguk juice dingin yang dibawa Mirza.

" Sudahlah Mirza kau tidak melakukan kesalahan apapun. Ini hanya salah faham. Lagi pula semalam itu bukan benar2 kencan. Aku tidak sengaja bertemu dengannya. Justru kau yang harus memaafkan aku , aku menghancurkan persahabatan kalian. Mungkin lebih baik selamanya dia tidak pernah tahu bahwa kau adikku, hingga kalian masih tetap bisa bersahabat, maafkan aku, Mirza. Sekali lagi aku mengecewakanmu. " Jalal meneguk habis juice di gelasnya .

" Sebentar lagi pasti dia sudah baik padaku , Kak. Sudahlah tak usah mengkhawatirkan aku. Yang aku khawatirkan justru dirimu. Jodha akan semakin jauh darimu. Kau dan dia sama2 keras kepala."

" Tidak apa2 Mirza, aku pasti akan menemukan cara. Dan trima kasih atas bantuanmu, kalau tidak aku tidak pernah tahu kabarnya satu bulan ini. " Jalal mengambil lagi barbelnya.

Mirza beranjak pergi dari tempat latihan Jalal. Ia harus memikirkan cara bagaimana meminta maaf pada Jodha. Karena ide agar identitasnya tidak diketahui adalah idenya dulu.

***

Pagi ini Jodha , Surya dan beberapa staff yang lain dipanggill oleh Menteri Luar Negri Inggris ,Tony Blair ke ruangannya. Mereka ditugaskan untuk melakukan beberapa persiapan sehubungan dg Summit World Costume Festival yang akan diadakan beberapa beberapa bulan lagi di London. Siang ini mereka akan melakukan survey di hotel yg direkomendasikan oleh panitia, King's Hotel. Jodha terkejut mendengar nama Hotel itu disebut ' Mengapa harus King's Hotel, betapa banyak hotel di London ini , mengapa harus hotel itu ? Ooh I can't believe it. Semoga saja aku tidak bertemu dengan orang itu disana.'

Rombongan staff Kementrian LN, sudah sampai di Hotel King, Jodha baru saja turun dari mobil yg mengantarnya bersama Surya dan staff lain ketika berjumpa dengan Jalal yg juga baru turun dari mobilnya. Jalal diberitahu oleh staffnya bahwa yang di depan mereka sekarang adalah rombongan dari Kementrian  Luar Negri yang akan melakukan survey sehubungan konfrensi tingkat dunia yg akan dilaksanakan di Hotelnya.

Jalal hanya menyapa staff yang paling depan dari rombongan itu, lalu mempersilahkan mereka untuk melanjutkan berkeliling. Jalal tahu Jodha dan Surya ada di dalam rombongan itu, tapi ia memutuskan untuk segera berlalu dari sana.

Rombongan lalu melihat2 ruang pertemuan yang akan dipakai untuk konfrensi nanti. Jodha mengatakan bahwa ruangannya kurang besar tidak cocok untuk pertemuan bertaraf internasional. Jalal yg kebetulan juga sedang inspeksi disana langsung menyela perkataan Jodha.

" Kalau anda menginginkam ruangan yang lebih besar kami bisa menambahkan ruangan disebelah utara untuk dibuka, atau ruangan lain yang akan di set sesuai keinginan anda, seharusnya,,,sebagai orang yang pernah bekerja disini, anda lebih tahu Nona Jodha. " Jalal memandang tajam ke arah Jodha. Sementara Jodha memandang ke arah lain karena merasa di ' skak mat' oleh Jalal. Jodha sengaja melakukannya karena dari awal Jodha memang tidak suka kalau konfrensi ini harus diadakan disini.'huh' Jodha kesal sekali.

Jalal memerintahkan orang untuk menu jukkan pada rombongan dimana ruagan untuk konfrensi yang tadi diceritakannya. Sementara Jalal permisi untuk melanjutkan inspeksinya. Surya memandang aneh pada Jodha dan Jalal, bukankah harusnya mereka adalah pasangan ' kekasih ?' Ada sesuatu yang menggilitik rasa ingin tahu Surya, sambil mereka berjalan menuju ruang berikutnya ,ia lalu mendekati Jodha.

" Bukankah dia tunanganmu, Jodha ? Mengapa sikapnya seperti itu padamu."

" Dia bukan tunanganku , Bhaisa,,atau siapapun yg berarti dalam hidupku. Ia hanya pernah singgah, dan aku sedang mencoba melupakannya,,,,aku mohon jangan menanyakan hal itu lagi."

Walaupun Surya tak mengerti tapi sedikitnya ia faham dengan apa yang dialami Jodha. Jodha mohon izin memisahkan diri dari rombongan sebentar. Surya dan yang lainnya lalu melanjutkan survey hari itu tanpa Jodha.

Jodha berjalan sendiri menuju ke luar ruangan, ketika didengarnya bunyi dentuman yg amat keras dari ruangan di bawah. Karena keingitahuannya ya g amat besar, Jodha segera berlari kesana.

" Apa yang terjadi ?" Tanya Jodha pada salah seorang karyawan hotel yang sedang berlarian.

" Kebakaran Nona, di ruang panel di basement, kembalilah ke atas Nona ." Orang tadi segera berlari ke atas. Jodha mendengar sirene mobil pemadam kebakaran dari kejauhan. Dari beberapa karyawan yang berada di luar ruangan Jodha mendengar ada seseorang yang terjebak disana tanpa fikir panjang Jodha segera berlari masuk ke dalam. Dilihatnya seorang pekerja wanita yg terbatuk2 ditengah kepulan asap. Pandangan Jodha terhalang sementara gerakannya jg terhambat karena siraman air dari sensor kebakaran yg otomatis  Jodha segera mengambil sebuah tirai dan  membasahinya dengan air lalu menutupkannya pada tubuh wanita tadi dan membawa ia keluar. Wanita itu berhasil di selamatkan oleh para pekerja yg menyambut diluar ,tapi naas sebuah  paralon air jatuh dari belakang dan mengenai tubuh Jodha. Jodha terduduk dan mengaduh kesakitan tepat pada saat itu Jalal datang. Jodha mengerang kesakitan lalu jatuh tidak sadarkan diri. Jalal meraih tubuh Jodha sebelum tubuhnya benar2 roboh menyentuh lantai, Ia langsung mengangkat tubuh Jodha dan membawanya ke tempat yang lebih aman untuk di periksa oleh tim kesehatan.

***

Jodha merasakan hawa dingin yang menerpa wajahnya. Ia membuka matanya dan meraba kepalanya yang pusing. Jodja mulai melihat ke sekeliling. 'Ya Tuhan ini kamar pribadi Pak Presdir , apa yang kulakukan disini.' Jodha segera beranjak duduk. Didengarnya pintu kamar mandi yang dibuka dari dalam. Dan dilihatnya Jalal yang keluar dari kamar mandi dengan wajah yg basah. Mengambil handuk dan mengusap wajahnya. Lalu dilihatnya Jodha yg sudah duduk di tepi tempat tidur. Melihat wajah Jodha yang keheranan , Jalal segera menjelaskan.

" Ohh, baguslah kalau kau sudah bangun, kau pingsan selama kurang lebih 8 jam."

" Siapa yang membawaku ke sini ? Dan,,, dan siapa yang menggantikan bajuku ?"

" Siapa lagi kalau bukan aku apa kau melihat ada orang lain selain aku ?!!"

" APPA ?!!"Jodha berteriak marah tapi Jalal segera tertawa terbahak2.

" Hahaha,,, aku tahu reaksimu akan seperti itu. Aku yang membawamu ke sini dan Saleema yang menggantikan bajumu. Ia baru saja pamit karena suaminya menjemputnya. Puass ?" Jalal menyeringai senang karena berhasil mengerjai Jodha.

" Aku mau pulang." Kata Jodha kemudian.

" Dengan kondisimu yang lemah seperti itu, aku sarankan kau menginap saja malam ini di sini."

" Aku tidak mau." Jodha segera berdiri tapi kemudian matanya berkunang2 dan ia limbung ke belakang. Untung Jalal segera menangkapnya.

" Kau selalu saja keras kepala, atau kau sengaja agar aku menangkap dan menyentuh  tubuhmu lagi ?" Jodha mentap Jalal yg saat ini sangat dekat dg wajahnya.

Jalal segera merebahkan Jodha dan menyelimuti Jodha . Jodha pasrah dan tak mencoba melawan lg, ia takut Jalal akan kembali membantunya dan menyentuhnya lagi sementara kepalanya memang pusing dan tubuhnya lemah.

Jalal kembali  duduk di sofanya. Segera mengambil ponselnya dan menelfon seseorang , " Tolong bawakan 2 porsi soup dan coklat hangat  ke kamarku."

Jodha dan Jalal kembali diam. Jalal masih dengan kesibukannya di ponselnya dan baru berhenti ketika pesanannya datang. Meletakkan 1 porsi soup di mej. Dan membawa yang satunya ke sebelah Jodha. Membantu Jodha berbaring setengah duduk dan mulai mencoba menyuapi Jodha. Jodha lagi2 menolak pada awalnya tapi  Jalal membujuknya dengan lembut.

" Aku mohon Jodha, kalau kau tidak mau melakukannya untuk dirimu sendiri, paling tidak ingatlah pada orang tuamu yg akan merasa sedih kalau tahu keadaanmu seperti ini." Jalal menatap Jodha lembut dan mulai mengangkat sendok di tangannya lagi bersiap menyuapo Jodha. Jodha terharu dan membiarkan air matanya mengalir. Jalal mengusapnya dan Jodha membuka mulutnya menerima suapan Jalal. Jodha masih terus meneteskan air mata sambil menelan sup nya. Ia tentu saja teringat dengan kedua orang tuanya ketika Jalal mengingatkannya. Tidak ada percakapan selama Jalal menyuapi Jodha. Jalal tidak mau mood Jodha hilang , hingga ia bisa menolak makannannya lagi.

Jodha sudah menghabiskan soupnya. Ia mengucapkan terima kasih dengan tulus pada Jalal. Jalal hanya menganggukkan kepala dan kembali ke sofanya lalu memakan soupnya juga.

" Maafkan aku telah merepotkanmu." Jodha memandang Jalal yg sedamg menikmati soupnya.

"Kau repotkan aku seumur hidupmu juga tidak apa2." Jalal juga memandang Jodha, mereka berpandangan sesaat. Jodha mengalihkan pandangannya lebih dulu.

" Kau bisa memerintahkan salah satu pegawai wanitamu untuk membantu dan menemaniku tadi, aku yakin kau masih banyak urusan yang harus dilakukan."

" Untuk apa aku menyuruh orang lain? kalau begitu mengapa kau tidak melakukan hal yang sama ketika kau merawatku dulu ? Hemmh ,,,? Ayo jawab !"

"Itu karena aku merasa bersalah telah memgajakmu makan sembarangan."
Akhirnya Jodha menemukan jawaban yang tepat pada Jalal. Walaupun sebenarnya ia amat khawatir saat itu.

" Kalau begitu aku juga merasa bersalah padamu, maafkan aku untuk semua hal yang telah kulakukan yang membuatmu menangis dan membenciku." Jalal bersungguh2 ketika mengatakannya dan Jodha melihat sinar ketulusan dimatanya.
Untuk sesaat mereka kembali terdiam.

" Baiklah, kau harus beristirahat sekarang. Jangan khawatir kau bisa mempercayaiku. Jalal memeriksa kembali selimut Jodha, membetulkan bantalnya dan menyuruhnya segera tidur . Lalu ia sendiri menuju sofa dan berbaring dengan santai disana.

Jodha melirik Jalal yang tidur di sofa di sebelahnya. Jalal reflek memiringkan juga tubuhnya dan pandangan mereka bertemu....

TBC dulu yaaa,,,,,

Request siapa kemaren yah,,,minta JoJa lebih panjang scene nya....hadeww ,,,tak kuase lah,,,hahah.capek ahh. Besok back to 'kerangka karangan' lagi .