Kamis, 19 Februari 2015

*** FF Coz You're The One Bag.51***




" Ini akan menjadi hadiah ulang tahun Ladly yang tertunda kan , Honey,,,? ia pasti akan senang sekali,,ia sangat merindukanmu. Kau mau kan pulang bersamaku ke Dubai kan ?,,,,,,

Jodha diam sejenak,,,

" Uum,,ya, tentu saja. Tapi tidak sekarang, bersabarlah sampai anak kita lahir,,,." Kata Jodha menenangkan suaminya.

“ Maafkan Aku Jodha, Maafkan sudah membuatmu menunggu lama, maafkan karena kamu harus menanggung beban ini sendirian, dan maafkan Aku yang tidak mencari semua kebenarannya” Jalal mendekatkan wajahnya ke tengkuk Jodha dan menghirup aroma yang selama ini ia rindukan di dalam hari-harinya. Jodha menangis dalam diamnya, tak terasa airmatanya meleleh mendengar ucapan Jalal. Jalal membalikkan tubuh Jodha. Dipandangnya lekat2 wajah Jodha. Jantung Jodha berdebar tak menentu dipandang seperti itu. Rasanya masih sama seperti saat mereka Malam Pertama dulu. Jalal memindahkan helaian rambut yang sedikit menutupi wajah Jodha.Dipandangnya bibir ranum milik istrinya tersebut, Perlahan Jalal mendekatkan wajahnya kearah Jodha ingin merasakan kehangatan bibir Jodha, namun Jodha langsung menundukkan kepalanya menghindari wajah Jalal. Rasa gugup saat pertama bertemu dengan Jalal melandanya. " Baiklah,,aku tidak akan memaksamu,,."ucap Jalal menarik diri. Jodha mengangkat wajahnya ditatap kembali suaminya tersebut . Dari lubuk hati yang paling dalam Jodha rindu dengan semua sentuhan Jalal. Dibuang semua ego dalam hatinya dan Jodha mengangguk memberikan Jalal persetujuan. Jalal kembali mendekatkan wajahnya, mencium kedua belah mata Jodha, hidungnya lalu mengecup bibir Jodha. Awalnya pelan kemudian menjadi ciuman yang lebih liar. Mendominasi dan menguasai Jodha.

Jalal mengangkat bibirnya dari bibir Jodha , dg nafas yang masih tersengal2. Keduanya melanjutkan ciuman mereka, Jalal berpindah ke leher dan daerah sensitif Jodha.Tiba- tiba Jodha mengeluh kesakitan, Jalal terlalu bergairah sehingga tidak sengaja menekan bagian perut Jodha yang sudah membesar. Jalal berbisik di telinga Jodha " Sorry Jodha , I won't hurt you , let's Stop,,,," Jalal takut membuat Jodha tidak nyaman. Tapi Jodha menarik kepala Jalal, menghadapkan wajahnya ke wajah Jalal dan berkata " No,,,,i want u,,, I believe U will not hurt me…." Dan tanpa menunggu lebih lama lagi ,keduanya kembali merasakan kehangatan dari sentuhan kulit mereka yang menyatu. Menghantarkan keduanya pada perasaan cinta yang mendalam, yang hanya bisa dirasakan ketika keduanya menyatu dalam ikatan cinta yang suci. Jodha bisa merasakan , betapa Jalal sangat mencintainya, mengasihinya dan tak ragu memberikan seluruh hidupnya untuk Jodha. Ia selalu memberikan lebih dari apa yang Jodha bayangkan. Dan malampun berlalu dengan kemantapan di hati Jodha, bahwa ia mencintai Jalal, lebih dari Jalal mencintainya.

(*Thank u Alfi Nurhasanah, U make it more 'sence' dear,,,mmuah)
***

Sejak hari itu, Jalal tinggal dirumah keluarga Jodha. Ia memberikan tanggung jawab penuh pada orang kepercayaannya di Dubai untuk mengendalikan perusahaan , sementara ia sendiri akan mencoba menjajaki kemungkinan untuk bisa masuk ke perusahaan Bharmal Enterprise yang saat ini dipimpin oleh Bhairam. 

Jalal jadi punya kebiasaan baru di rumah Jodha, setelah menyelesaikan ibadah paginya, Jalal melanjutkan dengan membawa Jodha jalan pagi keliling komplek, hal ini sekaligus menepis kabar dan bisik2 tetangga tentang kehamilan Jodha. Pulang Jalan pagi, sesekali Jalal menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarga. Menawati sangat terharu dengan segala sikap dan perhatian Jalal pada Jodha. Ia bahkan membeli mobil agar ia dapat mengantar Jodha dan adik2nya melakukan aktifitas bekerja dan kuliah, sementara ia sendiri masih bisa memantau pekerjaannya lewat internet. Setelah beres mengantar adik beradik itu, Jalal kembali ke rumah. Kadang2 mengantar Meinawati ke Pasar untuk belanja kebutuhan warung makanannya. Jalal bahkan tak segan membawakan belanjaan menawati.

Sebenarnya Jodha sudah melarang Ibunya berjualan sejak ia kembali dari Dubai. Tapi Ibunya berdalih dan bersikeras untuk melanjutkan kesibukannya berjualan, sejak ia tak punya kegiatan lain. Baginya duduk diam dan tak mengerjakan apapun adalah hal yg membosankan, dan akan lebih menambah bebannya ketika memikirkan bharmal, suaminya. Dan tentu saja agar ia juga selalu bisa menyapa dan bertemu dengan tetangga sekitar.

Dan sejak ada Jalal dirumah itu pula , jualan Gado2 dan pecel ayam Ibu menawati selalu laris manis dan habis terjual sebelum waktunya. Semua itu terjadi tak lain dan tak bukan karena pesona senyum Jalal yang ramah. Yang mampu menyihir Emak2 di Gang Senggol depan komplek tahan berlama2 di warung menawati, padahal yg mereka beli hanya sebungkus gado2 atau sebungkus pecel ayam. Hanya dengan melihat senyum Jalal, Emak2 itu langsung klepek2 dan lupa akan tujuannya semula. Seperti siang itu di warung Menawati telah berkumpul Emak2 gang senggol dan gadis2 penghuni kost2an sebelah rumahnya. 

" Mantunye tuh Bu, yak, cakep amat,,,hihiy,," celetuk Mak Alfi dengan handuk yang masih di kepala.Menawati melirik Jalal yang memang sedang mencuci mobilnya itu sambil bertelanjang dada..(*aww,,,aww,,,penulis jadi gak fokus neh,,,)

" Iya Mpok, mantu saya, suaminya Jodha,,," Kata menawati menimpali sekenanya sambil mengulek bumbu gado2nya.

" Eheeyy,,Kinclong bener dah Bu da ahh,,kite jadinye pengen nyubit,,ye pok ye ?." Kata Mak Dhana sambil melirik Mak Alfi yang tertangkap basah sedang memandangi Jalal (*Sambil ngeces,,ces,,)

" Maaf yah,,Mpok2 semuanya,,kan empok2 sudah pada punya suami, ga boleh atuh liatin suami orang,,Maaf yah mpok2,,,." Mak Ike menyela sambil menurunkan kacamatanya sedikit melirik Jalal.

" Nah situ ngapain ngikut liatin juge,,kagak usah muna pok, liat mah liatin aje, ye gak mak,," kata mak alfi yang gantian meminta dukungan Mak Dhana.

" Ehh udah2 mpok2 , jangan pada brantem. Lagian ga baik jinah mata, ntar saya kandangin aja dah mantu saya kalo gitu,,,hehe." Kata menawati setengah bercanda.

" Euleh,,Euleh atuh jangan atuh Bu, makan saya bisa gak nafsu, kan lumayan jualan Ibu jadi banyak laku,," neng dedew anak kost2an sebelah jadi ikut2an nimbrung.

" Ʊϑaђ,,Ʊϑaђ,,,Ini gado2nya Ʊϑaђ selesai." menawati membagikan bungkusan gado2 itu satu2. 

Mereka lalu membayar gado2 mereka. 
Neng Dedew bersiap beringsut dari sana sambil menenteng bungkusan gado2 yg belum dibayarnya,

" Eh neng Dedew, mo kemana, bayar dulu atuh,,," Menawati menahan bungkusan Neng Dedew,,

" Lah atuh biasa atuh Bu, Nunggu kiriman , ngutang dulu." Neng dedew berlalu sambil cengegesan.

" Huuuuuu,,,," Kata Emak2 Gang Senggol
yang segera bergegas pulang, sambil tak lupa melirik Jalal yang terakhir kali.

Jalal hanya tersenyum melihat gaya Emak2 itu dari jarak yang agak jauh.

***

Seperti Biasa, Jalal sudah bersiap mengantar jodha ke tempat tugasnya. Hari ini Jalal ada rapat pemegang Saham di kantor Bharmal Enterprise. Sambil mengikatkan dasi Jalal, Jodha mengingatkan agar Jalal dapat mengontrol emosinya. Pamannya bukan orang yg bisa dihadapi dengan emosi, cari kelemahannya dan jatuhkan ia pelan2,pesan Jodha. Jalal mengecup kening Jodha, dan mereka segera bergegas menuju mobil.

Jalal mengantarkan Jodha sampai depan pintu RS. Jodha berpamitan pada Jalal dan baru saja akan membuka mobilnya,,

" Kau pasti lupa sesuatu,,,!"
Goda Jalal

" Umm apa ? sepatu, tas, bekal makan siang, bantal untuk senderan, rambutku, bedak ,lipstik (*ettdehh banyak benerr,,), sudah semua,,apa yg kurang ?"

Jalal menunjuk pipinya minta di cium,,

" Iniii,,, morning kiss-nya manna ?" Goda Jalal lagi. Mau tak mau Jodha tertawa, dan segera mencium Jalal. setelah selesai Jalal menariknya lagi dan mengecup mesra bibir Jodha. (*Ahay,,banyak benerr jatahnya bang,,,). Jodha segera melepaskannya dan segera keluar dari mobil. Jalal berjanji akan menjemputnya sore nanti.

Jalal melajukan mobilnya menuju kantor Bharmal enterprise,,,, 

Rapat Umum Pemegang Saham sudah berjalan selama setengah jam. Jalal masih memperhatikan layar besar di depan sana. Presentasi dari dewan direksi itu memperlihatkan kondisi perusahaan yang pailit dan direksi meminta kepada para pemegang saham untuk menyuntikan sejumlah dana yg akan digunakan untuk operasional perusahaan adar perusahaan tidak kolaps.

Jalal memberikan tanggapannya.

" Begini saja Pak Bhairam, aku tidak mau gegabah dalam hal ini. Aku sudah menginvestasikan sejumlah dana, tapi kau tidak mampu mengolahnya. Dan Aku juga tidak mau rugi. Aku yakin para pemegang saham yang lainnya disini juga tidak mau mengambil resiko yang begitu besar, dan tetap bertahan diperusahaan yang akan kolpas. Jadi,,, yang dapat aku tawarkan adalah,,,aku akan mengambil alih perusahaan ini dibawah kendali JA Corp. atau aku akan menjual seluruh saham dan mengambil seluruh asetku disini. Bagaimana Pak Bhairam."

Bhairam mengempalkan tangannya di ujung meja sana, ia tahu hal inilah yang di tunggu Jalal sejak lama. Membuatnya jatuh dan memberikan perusahaannya di bawah kendali Jalal, lalu lama2 Jalal pun akan menendangnya keluar. ~Ahh andaikan aku tidak memulai kerjasama ini dengannya, mana aku tahu dia adalah suami Jodha~ Bhairam masih diam, ditatap dengan tajam oleh Jalal yang mengharapkan jawabannya.

" Bagaimana Bapak Bhairam ?

Semua yang hadir disana sebenarnya sudah menduga langkah yg diambil Jalal ini. Jalal adalah pemegang saham terbesar walaupun ia bergabung belum terlalu lama. Benar2 tindakan cerdas sebagai pengusaha muda yang perannya memang diperhitungkan didunia internasional. Akhirnya salah satu dari para Pemegang saham itu angkat bicara.

" Aku setuju dengan langkah Mr.Jalaluddin Muhammad, sepertinya prospek perusahaan ini akan lebih baik jika dalam kendali perusahaan Mr. Jalal di Dubai. Profil perusahaannya sudah dikenal oleh dunia internasional, dan perusahaannya sudah go public sejak lama dan terbukti Eksis sampai saat ini.Entah dengan yang lain, tapi bagiku ini peluang emas." Lelaki tua yang dikenal dengan nama Pak Syamsudin itu mengakhiri pembicaraannya. 

Yang lain menanggapinya dengan bertepuk tangan dan mengangguk-angguk. Sebagian yang lain lagi mengancam akan menjual pula sahamnya dibanding harus memberikan dana lagi. Bharmal terjebak dengan keputusan yang akan diambilnya. Dan Jalal tersenyum sinis penuh kemenangan.~Kena kau kali ini Bhairam~

***

Malam itu Jalal , Jodha dan keluarganya merayakan 'kemenangan' Jalal dengan makan diluar sekaligus merayakan ulang tahun Jodha. Jalal belum memberitahukan apa yg sudah di lakukannya hari ini di perusahaan Bharmal. Jodha tidak tau kalo Jalal sudah menyiapkan hadiah ulang tahun untuknya yaitu dokumen2 penting perusahaan Bharmal yang akan menjadi kejutannya nanti. 

Hari itu resto ' Muara Karang' seperti biasanya ramai oleh pengunjung. Berbagai makanan berjenis seafood dijadikan fresh from d oven. Pembeli bisa memilih sendiri bahan makanan yang akan dimasak. Ibu menawati sudah mulai berkeliling bersama 2 adik Jodha untuk memilih bahan makanan yg akan mereka makan malam itu. Sementara Jalal mendudukkan Jodha di depan meja yang sudah di set menjadi meja panjang untuk keluarga mereka.

" Aku menelfon Ladly dan Ibu tadi siang, mereka akan menyusul kesini paling cepat minggu depan. Ladly harus menyelesaikan ujiannya dulu.hahaha,,,,ia tak sabar sekali bertemu dgmu dan calon adiknya." Kata Jalal kepada Jodha.

" Uum ya benar, setiap hari dia selalu menelfonku menanyakan bagaimana 'adiknya', apakah ia bergerak2 hari ini, atau menanyakan~ sudah beli baju belum buat dedek bayi, nanti aku saja yang membelikannya~ hahah,,,,aku jg tak sabar bertemu dengannya sayang,,,rasanya setiap hari adalah setahun, untuk bisa mendengar celotehan Ladly lagi,,," Jodha begitu bahagia dan tak sadar matanya berkaca2.

Jalal mengusap rambut dan wajah Jodha. Kebahagiaan yang berturut2 , Jalal tak henti2nya bersyukur. Semoga badai benar2 berlalu,,,

PRECAP : Bhairam menculik Jodha. Benazir menyusul Jalal ke Indonesia

1 komentar: