Kamis, 19 Februari 2015

** FF Coz You're The One Bag.50 Part 1***



Jalal berlari di sepanjang koridor ruangan yang menghubungkan rumahnya menuju sebuah taman. Nafasnya tersengal, dadanya bergemuruh menahan berbagai perasaan yang menghimpitnya ~ Jodha,,,Jodha mengapa kau lakukan ini pada dirimu sendiri, mengapa kau tidak membagi deritamu denganku, mengapa kau tidak percaya padaku,,,mengapa Jodha,,,mengapa,,,~ Tiba di Taman itu, dengan nafas yang masih tersengal dan hujan rintik yg mulai mebasahi tubuhnya, menyembunyikan air mata yan keluar tak terbendung, Jalal bersimpuh di tanah dan berteriak ~ Jodhaaaaaaa,,,,,,,~

*Ingin berlari ke hadapanmu, yang tersayang,,,
*Ingin memeluk dirimu sekali lagi, yang terkasih
*Ingin mengaduh dan mengeluh bersamamu wahai yang tercabik.

***

Jakarta,di tengah hujan ,,,

Cuaca semakin ekstrim akhir2 ini, kadang -
kadang siang hari , panas bisa sampai menyengat, lalu hujan deras tiba2 di sore hari. Jodha merapatkan Jaketnya. Berteduh di sebuah halte sambil menunggu Taxi-nya, harusnya ia menerima tawaran temannya tadi untuk mengantarnya pulang. Sudah sangat sore, Jodha baru menyelesaikan tugas Jaga di Gawat Darurat tadi. Sukanya berhalangan menjemputnya, jadilah ia terdampar di halte ini bersama orang2 yg numpang berteduh sambil menunggu angkutannya masing2. Jodha masih bergumul dg rasa dingin yang menusuknya, ketika seseorang dari sebuah mobil memanggil namanya,,,

" Jodhaaa, Ya Tuhan,,,Benarkah kau Jodha." 

Jodha memandang berkeliling , dan terkejut ketika melihat seseorang dari kaca jendela mobil yg terbuka,,,,

*flashback

" Kau tidak bisa mengusirnya Bharmal, tidak selama aku masih hidup." Ujar nenek Dadisa.

" Tapi dia selalu membuat onar dan membuat malu keluarga Bu, lihat dia, kuliah tidak selesai, kerjanya mabuk2an dan menghambur2kan uang, Kalau saja Ayah bisa bangkit dari kuburnya, ia akan merasa malu mempunyai anak seperti kau, Bhairam,,,Mau jadi apa kau ?" Bharmal benar2 tak dapat menguasai emosinya.

Selama ini ia slalu bersabar dan memaafkan kesalahan adiknya, tapi tidak untuk saat ini, tidak lagi sejak ia menghamili seorang gadis dan mencoreng nama keluarga mereka.

" Ya Kakak, ya,,,aku memang selalu jadi anak yang terbuang,,Ayah selalu mengutamakanmu, kau yang selalu dipujinya, kau yang disiapkan Ayah untuk dijadikan pewaris,,,dan aku,,aku hanya anak sial yang tak berharga,,,tidak usah khawatir Ibu, akuu,,akan menyelesaikan masalahku sendiri..." Bhairam melangkah keluar.

Jodha kecil berusaha menutup mulutnya agar tidak bersuara ketika ia melihat pertengkaran Ayah, paman dan neneknya. Sejak saat itu Bhairam menjadi musuh dalam selimut, selalu menyerang bharmal dan keluarganya dengan tindakan2 yg menghasut dan provokasi. Hingga suatu ketika ia berhasil dg rencananya membunuh Bharmal . Yang. Telah lama direncanakannya hingga tampak seolah2 itu adalah suatu kecelakaan. Ia juga berhasil menggeser Jodha dari pewaris perusahaan, dan membuat sulit kehidupan Jodha dan keluarganya. Nenek Dadisa di kirim ke Panti Jompo, ia syok dg semua yg terjadi di keluarganya.

*Flashback End

Jodha terkejut sesaat, tapi kemudian ia berlari dan menghambur memeluk Neneknya, Dadisa.

" Nenek, kau kemana saja ? kami berusaha mencarimu , Nek, tapi nenek sudah tidak ada di rumah itu, apa yang terjadi Nek ?,,,

Nenek Dadisa membawa cucunya Jodha masuk ke mobil, dan memerintahkan sopir untuk segera membawa mereka dari sana. 

Di dalam mobil Nenek Dadisa segera menceritakan kisahnya setelah berpisah dg Jodha. Bhairam menjadi lebih kejam sepeninggal Bharmal, bahkan Nenek Dadisa harus menderita di panti Jompo , sebelum bertemu dengan saudaranya yg lain di jakarta ini, dan membawanya pulang ke rumah mereka.

" Bhairam terlalu kejam Jodha, seharusnyapun kau tidak berada di kota ini, pergilah yg jauh Nak, sebelum Bhairam menemukan kalian,,,aku mohon ." Nenek Dadisa terisak sambil mengelus perut Jodha yang membuncit.

" Tidak akan terjadi apa2 padaku , Nek,,,percayalah, nenek harus sehat, cicitmu akan segera lahir ke dunia Nek,,," Jodha berusaha tegar di depan neneknya.

" Lalu dimana suamimu, mengapa ia tidak menjemputmu dan membiarkanmu ditengah hujan sendirian ?" Kata Nenek Dadisa.

Jodha menggeleng dan memberikan senyumnya yang dipaksakan.

" Aku akan mengunjungi Nenek di tempat Paman Syam nanti , dan menceritakan semuanya yah ?" Jodha memeluk Neneknya erat2, seakan ingin menumpahkan semua bebannya. Mobil nenek berhenti di depan rumah Jodha, kelihatannya semua penghuninya belum pulang. nenek Dadisa mencium Jodha dan mengelus perutnya sekali lagi. Lalu berlalu dari sana, sambil memanjatkan sebuah do'a , semoga Jodha dan keluarganya baik2 saja.

***

Malam hari di Rumah Jodha,,,,

Jodha sedang menceritakan pertemuannya dengan Nenek Dadisa, ketika terdengar bunyi ribut2 dan ricuh dari arah luar rumah mereka. Ibu diikuti adik2 Jodha segera mengintip keluar melalui hordeng yang dibuka sedikit. Sementara Jodha masih duduk di kursinya dan mendengar celotehan kedua adiknya tentang situasi diluar.

Terlihat warga yang sudah berkumpul di depan rumah Jodha. Mereka mendapat kabar dari seseorang, bahwa Jodha hamil dan tidak punya suami, mereka menuntut agar Jodha dan keluarganya meninggalkan rumah mereka, atau mereka akan melempari rumahnya dengan batu. Seseorang itu adalah anak buah Bhairam,ia jg yg menggerakkan masa malam itu untuk menyerang rumah Jodha.

Kedua adik Jodha sudah bersembunyi di belakang Ibunya. Jodha sudah akan keluar menghadapi mereka, tapi menawati menahannya, ~kalau ada yg harus berkorban malam ini, maka biarlah itu aku~ kata meinawati dalam hati. Jodha pun duduk kembali mendengar larangan Ibunya.

Masa dan warga yg terkena hasutan semakin memanas, mereka meneriakkan nama Jodha agar keluar, beberapa diantaranya malah sudah memulai melemparkan batu. Petugas keamanan masih belum tiba, massa semakin beringas dg lebih sering melemparkan batu,,,

"Praannng,,." Kaca jendela di kamar depan rumah mereka pecah.

" Ayo keluar Jodha, kau harus bertanggung jawab jika ada sesuatu yg terjadi di komplek kita,,,," teriak seseorang yg adalah anak buah bhairam,,,

" Ya keluarlah,,,kalau tidak akan kami bakar rumahmu " yang lain bersahut2an.

Suasana semakin panas ketika dari arah samping terdengar sirine mobil Polisi, dan sebuah Jeep.

Jalal melompat dari dalam Jeep itu, dan mencoba menghentikan teriakan masa..

" Tenang,,,tenang,,,kalian tenang dulu, aku suaminya, aku Jalal suami Jodha, kalian tidak boleh menghakiminya seperti ini, ini negara hukum, dan jodha adalah istriku, dia wanita terhormat,,,," Kata Jalal berapi2.

"Tapi , mengapa kau tidak pernah muncul , Pak ? kami tidak ingin tempat kami menjadi sial karena perempuan itu,,,perempuan sundal yg tidak ketauan siapa suaminya." Kata seseorang dari kerumunan itu.

" Tenang2 sodara2, Ibu Jodha sudah menikah resmi, kami jamin, dan suaminya ini sudah menjelaskannya kepada kami." Kepala polisi itu menepuk2 pundak Jalal.

Menawati mengintip kejadian itu dari balik jendela . Tapi ia tidak dapat mendengar dg jelas apa yg mereka bicarakan. Jalal masih dengan Jas nya , berbalik memperhatikan rumah Jodha ~ Untung aku tiba tepat waktu, informanku disini sudah mencium niat busuk Bhairam, baiklah Bhairam sekarang waktunya berperang~ Jalal mengepalkan tangannya menahan amarah,,lalu ia berbalik lagi untuk berterima kasih kepada Kepala Polisi. 

Menawati masih kebingungan, ia berkata sambil tetap memandang keluar.

" Siapa lelaki itu ? kelihatannya ia berhasil menenangkan warga,,,,."

Jodha mengangkat wajahnya yg sedari termenung duduk di kursinya.

" Siapa Ibu ? "

"Uum aku tidak pasti , Nak,,,ia datang bersama polisi.. dan sekarang sedang menuju rumah kita." jawab menawati, kedua adiknya sama2 melihat ke arah pintu, lalu terdengar suara panggilan dari luar.

" Ibu menawati ? keadaan sudah aman, apakah kami boleh masuk ?" Kepala dari kepolisian itu berkata sambil mengetuk pintu.

Ibu meinawati menjawab " Ya , sebentar,,,"

Jodha segera berdiri dari duduknya,menutupi perutnya dengan pashmina yang sedari tadi dipakainya.
Dan ketika pintu di buka, munculah Jalal dari belakang punggung kepala polisi itu,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar