Minggu, 15 Februari 2015

*** FF Coz You're The One Bag.43 ***



Benazir merapikan bajunya dan berdiri menghadap Jalal, masih aroma tubuh Jalal yang sanagt dikenalnya dulu, dan aku sangat menyukainya, fikir Benazir dalam hati. Ia mulai melingkarkan tangannya di leher Jalal, sebelah tangannya membelai pipi Jalal. Namun Jalal tak bergeming, ketika Benazir akan menciumnya, dengan cepat Jalal mendorong kedua pundak Benazir agar menjauh darinya .

" Jangan coba2 Benaz,,,kau jangan melewati batasanmu." Jalal menyingkirkan tangan Benazir dan melangkah menjauh ke meja kerjanya , duduk di tepi meja, dan melipat kedua tangannya di depan dada.

" Jadi ,,katakan padaku, apa maksud dan tujuan mu datang ke sini ? apa kau sudah lupa perjanjian kita dulu ?."
Jalal menatap mata benazir dengan sorot yang tidak suka.

Benazir kini duduk di sofa tempatnya tadi, menyilangkan kedua kakinya, dengan sikap menggoda. Matanya yg tajam karena memakai kajal/eye liner yg ditebalkan dan efek eye shadow sprt smoke eyes, serta lipstik yang merah menyala , benar2 menambah kesan dirinya sbg wanita penggoda. Agak sedikit membungkukan badannya sambil menopang dagu dengan tangannya, hingga nampak jugalah belahan di balik bajunya. Jalal hanya memandang lurus ke mata Benaz, mengharapkan jawaban atas pertanyaannya tadi.

" Aku datang untuk mengambil Ladly, dengan atau tanpa persetujuanmu." Ucap Benazir tegas.

Jalal berdiri , berjalan ke arah Benaz, memegang kedua pundaknya dan mengangkatnya dengan kasar.

" Dengar , Benazir,,,kau sudah kehilangan hak mu atas Ladly, sejak kau melahirkannya, kau hanya ibu yg mengandungnya dan tidak lebih dari itu, Aku peringatkan padamu, cepat tinggalkan tempat ini, atau kau akan menyesal menerima akibatnya!!!" Jalal menunjuk2 wajah Benazir dengan kesal, sebelum akhirnya ia berbalik ingin meninggalkan benazir. Ketika benazir membuatnya menahan langkahnya dengan berkata,

" Biarkan Ladly yang menentukan, kalau dia memang tidak mau, aku tidak akan memaksamu lagi."

Jalal hanya mendengarkan perkataan Benazir barusan tanpa menoleh ke belakang, dan segera berlalu dari ruang kerjanya. Hal yang pertama kali ingin dia lakukan adalah memastikan perasaan Jodha baik2 saja, karenanya ia langsung menuju kamar Jodha. Tanpa mengetuknya, ia langsung membuka Pintu kamar Jodha, mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar, Jodha tidak ada di sana, mengetuk pintu kamar mandi, tak ada jawaban. Melihat barang2nya di lemari, kosong.~Astaga, kemana Jodha~ Jalal panik, dan setengah berlari menuju keluar, hampir saja Hameeda yg saat itu sedang menuju ke arah dapur ditabraknya.

" Jalaal,,hati2 sedikit, ada apa denganmu ?"

" Jodha dimana Bu, mana Jodha ?" Jalal tak sadar dirinya begitu panik.

" Ya Tuhan, Jalal, tenanglah." Ibu hameeda tersenyum dan melanjutkan." Dia ada di kamarmu, pergilah."

Jalal memeluk Ibunya dan segera berlari ke arah kamarnya sendiri, Jodha baru selesai mandi ketika Jalal masuk. Masih dengan gulungan handuk besar dikepalanya, dan baju mandi yang melilit tubuhnya. Jalal maju dan langsung memeluk Jodha.

" Honey, i'm Sorry,,aku mengabaikanmu tadi, entah apa fikiranmu padaku, apapun yang kau lihat, aku mohon , percayalah padaku." Jalal menciumi pipi dan mata Jodha lalu memeluknya lagi.

Jodha terkejut dg perlakuan Jalal itu, tapi akhirnya ia pun membalas pelukan jalal. walaupun tak langsung dikatakannya, Jodha mengerti, saat ini hati Jalal sedang galau.

" Aku tidak apa2, sudahlah aku percaya padamu." Lama mereka berpelukan, sampai jalal akhirnya melepaskannya.

" Kau tidak mau tahu siapa wanita itu ?"
Jalan memandang mata Jodha menyelidik.

" Aku yakin kau akan menceritakannya kalau kau siap, selama kau tidak memulainya , aku tidak akan bertanya,,,aku percaya padamu." Jodha akhirnya tersenyum.

Jalal mencium kening Jodha, dan membimbing Jodha untuk duduk di tepi kasur, sedangkan dirinya berlutut di depan Jodha sambil memegang kedua belah tangan Jodha dipangkuannya.

" Aku akan menceritakan tentangnya, tapi aku mohon, dengarkan saja dulu, dan jangan bertanya apapun,,OK ?" Jalaln mengeratkan pegangannya pada Jodha.

" Baiklah." Jodha mengangguk dan meyakinkan Jalal, bahwa ia tidak akan bertanya sebelum Jalal menyelesaikan ceritanya.

"Aku bertemu dengannya di London, waktu kami sama-sama kuliah disana. Aku dengan gairah mudaku dan dia dengan sejuta pesonanya sebagai perempuan muda yang energik dan cantik. Kami sering bersama2 karena diapun berasal dari Indonesia, walapun dia ada keturunan Turki dan Perancis. Aku dan dia tak pernah terpisahkan, dimana ada aku pasti ada dia. Sampai kejadian yang meruntuhkan duniaku terjadi,,,dia hamil ." Jalal berhenti dan mulai menangis, Jodha menyuruhnya berhenti bercerita, tapi Jalal menggeleng dan mengatakan bahwa Jodha harus tahu. Jalal melanjutkan " Hal yang selalu aku hindari ketika bersamanya adalah, ketika ia menggodaku untuk berhubungan diluar nikah. Aku selalu berhasil menghindarinya, sampai kejadian malam itu yang sangat melukai egoku sebagai laki2. Aku mabuk, dan dia memperdayaku. Dia sudah akan menggugurkan kandungannya. Kalau saja aku tak membujuknya, dan mengatakan bahwa aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Tapi ia mengatakan bahwa ia tidak ingin mengandung anakku , krn ia membenci anak2." Air mata Jalal semakin deras,,Jodha lalu memeluknya merebahkan kepala dipangkuannya dan ia pun ikut bersimpuh dilantai , mengusap kepala Jalal yang bersandar didadanya ( bayangin di serialnya ketika jalal membakar tahtanya, dan menangis dipangkuan Jodha,,,Hiks,,,hiks ) Jalal melanjutkan ," Aku baru tahu kemudian ,bahwa ia punya trauma masa kecil, ia dibuang oleh kedua orang tuanya, oleh ayah angkatnya malah ia mengalami penyiksaan fisik yg meninggalkan trauma mendalam. Tapi aku bersikeras, ia harus melahirkan anakku, maka kami pun dinikahkan oleh ibuku. Aku menyelesaikan studiku di London, dan ia dalam pengawasan ibuku di Indonesia. Tapi kehamilan dan kelahiran tidak memberikan efek jera padanya untuk senantiasa mabuk2an dan pesta minuman keras bersama teman2nya. Sampai ia melahirkan bahkan ia tak pernah menyusui Ladly, meninggalkannya berhari2, lalu pulang dg tampang lusuh dan mabuk2an. Selama 3 tahun aku sabar menanti , mengajaknya therapi dan hal2 lain yg sekiranya membantunya. Tapi semua itu sia2. Benazir semakin menjadi2, hingga suatu hari, ia memintaku menceraikannya, aku tidak menyetujuinya saat itu, aku berjanji akan terus mendampinginya sampai ia sembuh. Entah apa yg ada di fikirannya sampai ia akhirnya nekat berselingkuh di depan mataku, aku marah, dan benar2 mengabulkan permintaannya untuk bercerai. Yang aku tahu, ia kemudian pergi ke Perancis bersama seorang laki2 berkebangsaan sana. kami masih bertahan di Indonesia sampai usia Ladly 5 tahun. Tapi karena usahaku mengalami kemunduran, aku memutuskan untuk pindah ke Dubai ini. Aku sudah tidak pernah mendengar kabarnya lagi, kepada Ibu aku mengatakan agar mengatakan pada Ladly bahwa mamanya sudah meninggal karena sakit, agar ia tidak bertanya lebih lanjut. Sampai ia muncul di rumah kita tadi." Jalal mengeratkan pelukannya pada Jodha, Jodha pun ikut menangis. Mereka menangis berpelukan di lantai,,,,,bersama Genk Kompor Mledugg,,

(*wkwkwkwkw),,,pukk,,pukk,,,kebayang ga,,GKM ikutan nangis ngedeprok di lantai liatin Jo ama Ja nangis,,,haddddduh,,,atiit iyut neh.

Jodha mengelap sisa air mata Jalal dengan ujung bajunya, sebelum menyeka air matanya sendiri.

" Lalu apa tujuannya kemari." tanya Jodha kemudian.

" Dia ingin mendapatkan Ladly, tapi aku menolaknya, ia bersikeras untuk tinggal dan akan melihat reaksi Ladly nanti. Aku tahu sifatnya Jodha, ia tidak mau dilarang, krn akan lebih nekat lagi, dan itu membahayakan Ladly, jadi untuk sementara kita harus mengikuti permainannya." Jalal menjelaskan.

" Baiklah, aku akan selalu mendukungmu." Kata jodha akhirnya.

" Aku sudah melupakannya Jodha, bahkan sebelum aku bertemu denganmu, seperti kataku tadi, aku bahkan sudah menganggapnya mati." Jalal meraih wajah Jodha, dan mendekatkan ke bibirnya, menciumnya lembut dan hanya kehangatan yg mengaliri keduanya.

Jodha melepaskannya tiba2,,,

" Tapi mengapa kau harus menjelaskan padaku ttg perasaanmu skrng padanya." Jodha memandang jalal bingung.

" Karena aku tidak ingin kau cemburu sayang, kemarahanmu sama saja dengan kebuasanmu ketika bercinta,,,sama2 seperti 'Macan betina', dan aku takut,,," Jalal kembali menggoda Jodha.

" Kau,,kau tidak akan kulepaskan kali ini Mr. Jalaluddin Muhammad." Jodha melotot ke arah Jalal, Jalal seketika berdiri dan berlari menuju kamar mandi, jodha masih dengan handuknya terpaksa ikut masuk ke kamar mandi, berada di dalamnya bersama Jalal dan dia baru menyadarinya ketika Jalal sudah mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.....'Klik'

2 komentar: