Benazir menangis sambil memeluk
Jalal yang bersimbah darah di lantai.
" Kau tidak boleh seperti ini
Jalal,,,kau tidak boleh pergi seperti ini,,,TIDAAAK!!!,,,Bangunlah
Jalal,,,lihat aku !!,,,Jangan tinggalkan aku,,,JALAAAL,,,tidak,,,tidaaak,,kau
tidak boleh pergi,,,aku akan menyusulmu,,yah,,iya,,aku akan pergi bersamamu,
aku akan menyusulmu Jalal, Kita akan bersama-sama selamanya di dunia
keabadian,,,Tunggu aku,sayaaang,," Benazir masih histeris, dan mencari2
pistol yang dibuangnya tadi,,,Ia meletakkan pistol itu di kepalanya sambil
sebelah tangannya memeluk Jalal. Benazir memejamkan matanya dan bersiap menarik
pelatuk pistolnya. Jodha berhasil melepaskan diri dan berlari ke arah Jalal dan
Benazir. " Benaziiiirr,,TUNGGU , Jangan lakukan itu,,,!!!!." Benazir
membuka matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Jodha yg berlari menuju ke
arahnya. " Maafkan aku , Jodha,,,Biarkan aku pergi bersama Jalal."
Jodha berusaha mencegah , Tapi terlambat,,,"DORRR,,,,!!! Benazir
menembakkan pistolnya dan jatuh rubuh ke lantai dan Jalal terlepas dari
pelukannya. Keduanya tergeletak lemah di lantai.
Jodha merasakan kontraksi di
perutnya, ia berhenti di tengah sebelum bisa mencapai Jalal. Polisi mulai
berdatangan dan merangsek masuk ke dalam ruangan. Seorang diantara menghampiri
Bhairam , memeriksa nadi dilehernya, dan memastikan Bhairam sudah meninggal.
Seorang diantaranya menghampiri Jalal, dan Benazir. Polisi menyuruh petugas
keamanan mengevakuasi para korban.
" Maaf , Bu,,,apakah anda
mengenal semua orang2 ini ?" Tanya Polisi.
" Iya Pak, seorang diantaranya
adalah suami saya, tolong bawa segera ke Rumah Sakit , Pak,,,tolong selamatkan
suami saya,,,,." Jodha berusaha tegar dan beranjak dari sana, menuju ke
arah Jalal,,,
" Sayaang,,,bertahanlah,,,demi
aku dan anak2mu,,,." Jodha mengusap wajah Jalal, memeriksa nadi
dilehernya,,Semoga masih ada harapan,,,
***
Sudah seminggu Jalal dirawat di
ruang Intensif Care Unit disebuah RS. besar di Jakarta. Ibu Hameeda dan Ladly
tiba lebih cepat dari rencana semula. dr. Shagun juga ikut serta bersama para
dokter ahli dan peralatan medis canggih dari Dubai. Jalal dalam keadaan coma
dan belum sadarkan diri. Jodha selalu menemaninya setiap hari di ruangan itu.
Ia tidak perduli pada dirinya sendiri,kurang tidur, tidak nafsu makan dan
berdo'a demi kesembuhan Jalal setiap waktu.
Siang itu ,,,
dr. Shagun baru selesai mengadakan
pemerikasaan lanjutan. Ia bekerja sama dg para dokter ahli dari Dubai dan
tenaga medis dari rumah sakit setempat untuk kesembuhan Jalal.
" Bagaimana Jalal
dr.Shagun,,,?" Jodha menanyakan Jalal sambil mengelap wajah Jalal dg
tissue basah.
" Kelihatannya ia berada dalam
persimpangan Jodha, Ia sudah akan menyeberang, tapi ada sesuatu yang
menahannya, karenanya berbagai pengobatan yg diberikan ke dalam tubuhnya belum
menunjukan hasil yang significant, tubuhnya menolak bereaksi terhadap berbagai
treatment dan therapi yg kita berikan." terlihat wajah yg putus asa dr.
Shagun tapi ia masih optimis, Jalal bisa bertahan sampai hari ini, karena
keiginannya untuk hidup masih sangat kuat.
" Lalu apa yang harus kita
lakukan dr. Shagun,,?"
" Entahlah Jodha, sekarang
hanya keajaiban Tuhan yang bisa membawa Jalal kembali, kita berdoa saja. Kau
juga harus beristirahat Jodha, Kehamilanmu sudah masuk trimester ketiga,
cobalah untuk makan, bayimu juga berhak untuk mendapatkan yang terbaik bukan
?." dr. Shagun menepuk2 pundak Jodha yg duduk di kursi disebelah Jalal.
Jodha kembali menyeka airmatanya yang mengalir. dr. Shagun berjalan ke luar
ruangan. Jodha sudah akan berdiri mengantar dr.Shagun , ketika dirasakannya
matanya berkunang2 dan
kepala nya yang serasa berputar lalu jatuh terduduk ditepi ranjang dan tak ingat apa2.
kepala nya yang serasa berputar lalu jatuh terduduk ditepi ranjang dan tak ingat apa2.
" Jodhaaaa,,,!!" dr.
Shagun berbalik dan segera menyangga tubuh Jodha yg tiba2 limbung sebelum jatuh
pingsan.
****
" Jalaaaalll,,,Sayaaaang,,,di
mana kaaaauuu,,,." Suara Jodha bergema disebuah lorong yang gelap dan
panjang.
dilihatnya sebuah sinar yang sangat
menyilaukan diujung lorong. Jodha berlari sambil menutupi sedikit pandangannya
dengan tangannya. Dilihatnya Jalal yang bersiap akan melangkah memasuki lubang
cahaya yang amat silau itu.
" Jodhaaaa,,,jaga dirimu
baik2,,,I Love You honey,,,kau harus kuaatt, demi anak2 kitaaa,,,jangan biarkan
mereka bersedih karena kehilanganku,,,kau harus bahagia bersama anak2
Jodhaaaa,,," Jalal begitu lemah, tubuhnya sedikit limbung, Ada sebuah
tangan dari dalam cahaya itu menggapai dan memegangi tangan Jalal,,
" Ayolah Jalaaaal,kita
pergiii,,,kita akan bahagia berdua di dunia keabadian,,,cepatlah
Jalal,,,sebelum pintunya tertutup lagiii,,," Benazir dengan pakaiannya yg
serba putih, bersiap menyambut Jalal dari lubang cahaya itu.
" TIDAAAAK,,!!! Sayaaaang
jangan pergi Aku membutuhkanmu,,,Sayaaaang,,,JALAAAL,,,.",,,,,
"
Jodhaa,,,Jodha,,,Bangunlaaah,,,Jodha,,ini Ibu ,,Naak,," Menawati
membangunkan dan menepuk2 wajah Jodha.
Jodha terbangun dalam
keterkejutannya. ~Apa yang terjadi barusan, aku seakan2 nyata melihat
Jalal,,Ahh Jalal,,dimana dia~
Jodha sudah akan beranjak, tapi
selang infus dan selang oksigen menghalangi gerakannya. Hameeda yang juga
berada diruangan itu beranjak dan mengambil air minum untuk Jodha.
" Tidak,,tidak jodha kau tidak
boleh kemana2, kau harus memikirkan bayimu,,,barusan kau bermimpi nak,,,tidak
apa2, kami disini bersamamu,,,," Hameeda membantu jodhauntuk minum. Jodha
terpaksa eminumnya sambil mengingat2 apa yang terjadi.
" Apa yang terjadi ,
Bu,,,." Jodha bertanya pada mertuanya,,tapi dari balik pintu datang dr.
Jufri, SpOG ( semoga arwahnya tenang disisiNya) dan dr. Shagun yang menjawab
rasa ingin tahu Jodha.
"dr.Jodha, situasi anda
belakangan ini memperburuk kondisi Janin, kami mengerti situasi yg anda hadapi
saat ini. Tapi mohon maaf, sepertinya bayi anda mengalami distress dan dlm
kondisi Gawat Janin,,kami sudah berdiskusi dg team dokter lainnya, kami harus
melakukan terminasi pada janin anda, atau anda akan,,,." dr. Jufri menahan
kalimatnya dan memandang dr. Shagun.
" Jodha,,tidak ada jalan
lain,,,." dr. Shagun meyakinkan Jodha.
" Tidak,,tidak,,jangan lakukan ini , aku
mohon,,selamatkan bayiku,,." Jodha merangsek ke dalam selimutnya,,ia
menutupi wajahnya dan mengelus jabang bayi yang ada di perutnya,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar