*** FF Coz You're The One Bag.53 ***
Jalal mengantarkan Ibu menawati dan
kedua adik Jodha menuju Taxi, sementara ia sendiri berencana langsung meluncur
dari sana ke tempat benazir tadi menelfonnya. Menawati memegang bahu Jalal dan
berkata sambil menangis.
" Kau hati2 lah Nak Jalal, bawa
Jodha dan cucuku dengan selamat."
" Baikla*** FF Coz You're The One Bag.53 ***
Jalal mengantarkan Ibu menawati dan
kedua adik Jodha menuju Taxi, sementara ia sendiri berencana langsung meluncur
dari sana ke tempat benazir tadi menelfonnya. Menawati memegang bahu Jalal dan
berkata sambil menangis.
" Kau hati2 lah Nak Jalal, bawa
Jodha dan cucuku dengan selamat."
" Baiklah Ibu, Ibu tenang saja
dan do'akan kami." Jalal menenangkan Ibu mertuanya.
Jalal melajukan mobilnya secepat
kilat, tujuannya hanya satu, menemukan Jodha yang saat ini mungkin di sekap
oleh Bhairam. Jalal sudah tiba di depan kantor Bhairam dan melihat Benazir yang
melambai dari kejauhan. Jalal menghentikan mobilnya tepat di depan benazir,
Benazir memberikan tanda agar Jalal membuka pintu. Setelah berada di dalam,
Jalal melajukan mobilnya menuju luar kota. Berdasarkan keterangan Benazir, dua
hari yang lalu Bhairam menelfonnya dan marah2 karena Benazir tidak dapat
menyelesaikan misinya. Bhairam mengancam akan memberikan pembalasan yang lebih
menyakitkan.
" Awalnya aku fikir main2, tapi
orang sekejam Bhairam tidak akan main2 dengan kata2nya. Karenanya siang tadi
aku menelfonnya, dan berpura2 akan membantunya, lalu tercetuslah ide menculik
Jodha dari mulutnya. Aku tahu tempat dimana ia biasa melenyapkan
musuh2nya." Benazir mengakhiri ceritanya.
Jalal masih tetap diam, yang ada
difikirannya sekarang adalalh, bagaimana menyelamatkan Jodha tepat pada
waktunya, sebelum Bhairam menyakiti Jodha. Tapi keberadaan Benazir disini juga
patut di curigai. Benazoir tahu apa yg ada difikiran Jalal.
" Jalal, aku tahu kau tidak
percaya padaku,,tapi beri aku kesempatan, aku akan menebus dosa2 ku pada
kalian,,,aku mohon percayalah padaku." Benazir setengah menghiba.
Jalal melirik benazir di sebelahnya.
Saat ini ia tidak ada pilihan lain, selain mempercayai satu2nya orang yang bisa
membawanya pada Bhairam. Jalal lalu mengangguk dan kembali berkonsentrasi
menyetir mobilnya.
Mereka tiba di sebuah perkebunan tua
yang tidak terurus. di sebelah dalamnya terdapat Bangunan Belanda dengan
arsitektur Belanda yg dipertahankan seperti bangunan2 tua peninggalan zaman
Belanda lainnya. Di tengah perjalanan tadi jalal sudah menelfon anggota
kepolisian, dan memberikan petunjuk tentang lokasi mereka sekarang. Jalal dan
Benazir mengendap2 mendekati Bangunan,,,
Dari jendela yang terbuka, jalal
bisa melihat dua orang anak buah Bhairam yang berada disamping kanan dan kiri
Jodha. Jodha terikat pada sebuah kursi, dan oleh satu orang diantara para
penjaga itu memaksa Jodha untuk menandatangani sesuatu.
" Lepaskan aku Paman, mengapa
kau begitu pengecut, kau fikir aku mau tunduk padamu kali ini ? tidak akan
pernah paman,,biar saja aku mati, dan kau akan membusuk menyesali semua
perbuatanmu,,,." Jodha masih merontak di kursinya. seorang diantaranya
menutup mulut jodha dengan lakban atas perintah Bhairam.
" Jangan bermain-main dengan
kematian , Jodha,,,kau akan menyelesaikan perang yang sudah dimulai oleh
suamimu, Jalal,,,dan dia , tidak akan bisa berbuat apa2,,,hahaha,,,"
Bhairam tertawa sambil memegang pistolnya. Tepat di saat itulah. Jalal masuk,
melumpuhkan dua penjaga di depan dan memukul denngan keras anak buah bhairam yg
menyekap Jodha , hingga mereka tersungkur ke tanah.
" DORRR,,,!!"
Bhiram menembakkan pistolnya ke
udara. Jalal mengalihkan pandangannya, dan anak buah bhairam berhasil mencuri
kesempatan itu dg menjepit kedua tangan Jalal dari belakang.
Bhairam tertawa keras sekali.
" Kau harusnya tetap ditempatmu
di Dubai sana Mr. Jalal, kau menjemput mautmu sendiri dengan datang ke
mari." Bhairam bersiap mengarahkan pistolnya pada Jalal. Jodha meronta
sekali lagi dari kursinya. Ia tak bisa berbuat atau berkata apapun. Benazir
yang sedari terdiam ditempatnya berdiri akhirnya maju ke arah Bhairam.
" Wahh,,,kau tidak bisa
berpesta sendirian Bhairam, bukankah aku yang membawanya ke sini, Jadii,,kau
harus memberikan kesempatan padaku untuk menikmati 'pesta' nya,,,berikan
padaku, biar aku yang menembaknya...." ujar Benazir tanpa ragu, Jalal
melotot ke arahnya, Jodha terhenyak kaget, dan Bhairam walaupun sedikit ragu,
ia akhirnyapun memberikan pistolnya pada Benazir. Benazir memegangnya dengan
mantap. Ia lalu mengarahkan pistol itu ke arah Jalal.
Jalal meronta dan marah pada
benazir,,,,
" Harusnya aku tidak pernah
percaya pada mulut ularmu, benazir,,,kau tidak akan pernah berubah,,Kau
Pengkhianaaat,,,,." Jalal meronta sekali lagi, tapi pitingan anak buah
Bhairam terlalu kuat, ditambah posisinya yang memang tidak menguntungkan.
" Maafkan aku , Jalal,,,,"
Benazir berbalik arah seketika dan mengarahkan pistolnya kini ke arah
Bhairam,,,
" Apa yang kau lakukan ,
Benazir,,,haha,,,seorang ular tidak akan menggigit Tuannya bukan , Kau tidak
akan seberani itu, Benazir,,,?,," Ejek Bhairam pada Benazir.
" Hehh,,tapi Ular ini sudah
terlalu lelah mengikutimu , Tuan,,,jadi giliranmu sekarang yg beristirahat
dengan tenang.
"DORRR,,," Sekali lagi pistol
itu memuntahkan pelurunya. Bhairam jatuh tersungkur, sesaat menggelepar, lalu
diam untuk selamanya. Satu butir peluru yang ditembakkan dengan jarak sangat
dekat telah menembus jantungnya dengan sangat telak. Sebelum tragedi itu benar2
berakhir tiba2 terdengar lagi suara tembakan dari belakang tubuh Jalal, benazir
berbalik dan mendapati tubuh jalal yang ambruk ke lantai. Anak buah bhairam yg
memitingnya tadi berhasil menyarangkan peluru juga ditubuh Jalal, ia lalu
berlari keluar. terdengar suara Sirine Polisi dari kejauhan.
Jodha berhasil melonggarkan
ikatannya, I terus berusaha melepaskan dirinya, Jodha ingin sekali berlari ke
arah Jalal,ia menjatuhkan dirinya ke arah samping, dan terduduk di lantai.
Sementara itu, benazir berlari ke arah Jalal dan memeluk Jalal yang bersimbah
darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar