Minggu, 22 Februari 2015

*** FF Coz You're The One Bag.53 ***

*** FF Coz You're The One Bag.53 ***
Jalal mengantarkan Ibu menawati dan kedua adik Jodha menuju Taxi, sementara ia sendiri berencana langsung meluncur dari sana ke tempat benazir tadi menelfonnya. Menawati memegang bahu Jalal dan berkata sambil menangis.
" Kau hati2 lah Nak Jalal, bawa Jodha dan cucuku dengan selamat."
" Baikla*** FF Coz You're The One Bag.53 ***
Jalal mengantarkan Ibu menawati dan kedua adik Jodha menuju Taxi, sementara ia sendiri berencana langsung meluncur dari sana ke tempat benazir tadi menelfonnya. Menawati memegang bahu Jalal dan berkata sambil menangis.
" Kau hati2 lah Nak Jalal, bawa Jodha dan cucuku dengan selamat."
" Baiklah Ibu, Ibu tenang saja dan do'akan kami." Jalal menenangkan Ibu mertuanya.
Jalal melajukan mobilnya secepat kilat, tujuannya hanya satu, menemukan Jodha yang saat ini mungkin di sekap oleh Bhairam. Jalal sudah tiba di depan kantor Bhairam dan melihat Benazir yang melambai dari kejauhan. Jalal menghentikan mobilnya tepat di depan benazir, Benazir memberikan tanda agar Jalal membuka pintu. Setelah berada di dalam, Jalal melajukan mobilnya menuju luar kota. Berdasarkan keterangan Benazir, dua hari yang lalu Bhairam menelfonnya dan marah2 karena Benazir tidak dapat menyelesaikan misinya. Bhairam mengancam akan memberikan pembalasan yang lebih menyakitkan.
" Awalnya aku fikir main2, tapi orang sekejam Bhairam tidak akan main2 dengan kata2nya. Karenanya siang tadi aku menelfonnya, dan berpura2 akan membantunya, lalu tercetuslah ide menculik Jodha dari mulutnya. Aku tahu tempat dimana ia biasa melenyapkan musuh2nya." Benazir mengakhiri ceritanya.
Jalal masih tetap diam, yang ada difikirannya sekarang adalalh, bagaimana menyelamatkan Jodha tepat pada waktunya, sebelum Bhairam menyakiti Jodha. Tapi keberadaan Benazir disini juga patut di curigai. Benazoir tahu apa yg ada difikiran Jalal.
" Jalal, aku tahu kau tidak percaya padaku,,tapi beri aku kesempatan, aku akan menebus dosa2 ku pada kalian,,,aku mohon percayalah padaku." Benazir setengah menghiba.
Jalal melirik benazir di sebelahnya. Saat ini ia tidak ada pilihan lain, selain mempercayai satu2nya orang yang bisa membawanya pada Bhairam. Jalal lalu mengangguk dan kembali berkonsentrasi menyetir mobilnya.
Mereka tiba di sebuah perkebunan tua yang tidak terurus. di sebelah dalamnya terdapat Bangunan Belanda dengan arsitektur Belanda yg dipertahankan seperti bangunan2 tua peninggalan zaman Belanda lainnya. Di tengah perjalanan tadi jalal sudah menelfon anggota kepolisian, dan memberikan petunjuk tentang lokasi mereka sekarang. Jalal dan Benazir mengendap2 mendekati Bangunan,,,
Dari jendela yang terbuka, jalal bisa melihat dua orang anak buah Bhairam yang berada disamping kanan dan kiri Jodha. Jodha terikat pada sebuah kursi, dan oleh satu orang diantara para penjaga itu memaksa Jodha untuk menandatangani sesuatu.
" Lepaskan aku Paman, mengapa kau begitu pengecut, kau fikir aku mau tunduk padamu kali ini ? tidak akan pernah paman,,biar saja aku mati, dan kau akan membusuk menyesali semua perbuatanmu,,,." Jodha masih merontak di kursinya. seorang diantaranya menutup mulut jodha dengan lakban atas perintah Bhairam.
" Jangan bermain-main dengan kematian , Jodha,,,kau akan menyelesaikan perang yang sudah dimulai oleh suamimu, Jalal,,,dan dia , tidak akan bisa berbuat apa2,,,hahaha,,," Bhairam tertawa sambil memegang pistolnya. Tepat di saat itulah. Jalal masuk, melumpuhkan dua penjaga di depan dan memukul denngan keras anak buah bhairam yg menyekap Jodha , hingga mereka tersungkur ke tanah.
" DORRR,,,!!"
Bhiram menembakkan pistolnya ke udara. Jalal mengalihkan pandangannya, dan anak buah bhairam berhasil mencuri kesempatan itu dg menjepit kedua tangan Jalal dari belakang.
Bhairam tertawa keras sekali.
" Kau harusnya tetap ditempatmu di Dubai sana Mr. Jalal, kau menjemput mautmu sendiri dengan datang ke mari." Bhairam bersiap mengarahkan pistolnya pada Jalal. Jodha meronta sekali lagi dari kursinya. Ia tak bisa berbuat atau berkata apapun. Benazir yang sedari terdiam ditempatnya berdiri akhirnya maju ke arah Bhairam.
" Wahh,,,kau tidak bisa berpesta sendirian Bhairam, bukankah aku yang membawanya ke sini, Jadii,,kau harus memberikan kesempatan padaku untuk menikmati 'pesta' nya,,,berikan padaku, biar aku yang menembaknya...." ujar Benazir tanpa ragu, Jalal melotot ke arahnya, Jodha terhenyak kaget, dan Bhairam walaupun sedikit ragu, ia akhirnyapun memberikan pistolnya pada Benazir. Benazir memegangnya dengan mantap. Ia lalu mengarahkan pistol itu ke arah Jalal.
Jalal meronta dan marah pada benazir,,,,
" Harusnya aku tidak pernah percaya pada mulut ularmu, benazir,,,kau tidak akan pernah berubah,,Kau Pengkhianaaat,,,,." Jalal meronta sekali lagi, tapi pitingan anak buah Bhairam terlalu kuat, ditambah posisinya yang memang tidak menguntungkan.
" Maafkan aku , Jalal,,,," Benazir berbalik arah seketika dan mengarahkan pistolnya kini ke arah Bhairam,,,
" Apa yang kau lakukan , Benazir,,,haha,,,seorang ular tidak akan menggigit Tuannya bukan , Kau tidak akan seberani itu, Benazir,,,?,," Ejek Bhairam pada Benazir.
" Hehh,,tapi Ular ini sudah terlalu lelah mengikutimu , Tuan,,,jadi giliranmu sekarang yg beristirahat dengan tenang.
"DORRR,,," Sekali lagi pistol itu memuntahkan pelurunya. Bhairam jatuh tersungkur, sesaat menggelepar, lalu diam untuk selamanya. Satu butir peluru yang ditembakkan dengan jarak sangat dekat telah menembus jantungnya dengan sangat telak. Sebelum tragedi itu benar2 berakhir tiba2 terdengar lagi suara tembakan dari belakang tubuh Jalal, benazir berbalik dan mendapati tubuh jalal yang ambruk ke lantai. Anak buah bhairam yg memitingnya tadi berhasil menyarangkan peluru juga ditubuh Jalal, ia lalu berlari keluar. terdengar suara Sirine Polisi dari kejauhan.
Jodha berhasil melonggarkan ikatannya, I terus berusaha melepaskan dirinya, Jodha ingin sekali berlari ke arah Jalal,ia menjatuhkan dirinya ke arah samping, dan terduduk di lantai. Sementara itu, benazir berlari ke arah Jalal dan memeluk Jalal yang bersimbah darah.
Top of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar