Kamis, 19 Februari 2015

*** FF Coz You're The One Bag.49 ***




Jalal hancur. Jodha lebih hancur, entah apa yang difikirkannya tadi, hingga ia harus menyembunyikan kebenarannya. Yang ia tahu, seiring waktu luka Jalal pasti akan sembuh. Tapi Jodha tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya , jika terjadi hal2 buruk pada Ibu dan adik2nya. Karenanya ia memilih pergi meninggalkan Jalal, meninggalkan seluruh cintanya di Dubai, meninggalkan seseorang yang telah dipilihnya untuk menyerahkan cintanya, ~karena kaulah orangnya, kau lah satu2nya,Jalal. Maafkan aku.~ ( *Tum Hi Ho plays,,' Coz You're The One , Arijit Sign )

Kyukin tum hi ho
Ab tum hi
Zindagi ab tum hi ho

Karena kini hanya kamu
hanya karena kamu
kehidupanku kini hanya kamu seorang

***

Jodha tertidur di kamar Ladly, ketika esok paginya ia masuk ke kamar, Jalal tak ada di sana. Dari pelayannya Jodha mendapatkan informasi bahwa Jalal sudah pergi pagi2 sekali. Jodha memandang sekali lagi kamar itu, baru saja sebentar ia meneguk kebahagiaan bersama Jalal, dan ia harus mengakhirinya, hatinya kembali menangis. Jodha memutuskan , ia akan pergi hari ini, lebih cepat lebih baik fikirnya. Setelah membenahi seluruh bawaannya, Jodha beranjak keluar kamar. Yang ia temui pertama adalah , Ladly.
Sambil menyembunyikan airmatanya, Jodha berusaha tegar dan bersikap ceria seperti biasa pada Ladly.

" Sayang,,,kau tahu, ketika Radha harus berpisah dengan orang tua-nya, ia sangat sedih sekali. Tapi ketika waktunya ia pulang, Radha lebih sedih lagi karena harus meninggalkan orang2 yang dicintainya,,,," 

" Kan bisa di bawa semua Mommy ?".Kata Ladly lagi.

" Kadang2 orang dewasa tidak sesederhana pikiran anak kecil sayang." Kata Jodha lagi. Jodha membelai sayang rambut ladly , dan melanjutkan.

" Karenanya, Jika kau suatu hari mengalami kesedihan karena kehilangan seseorang, kenanglah orang itu, dan kau akan mendapatkan kekuatan lebih , hanya dengan mengenangnya,,," Jodha membesarkan bola matanya agar air matanya tak jatuh mengalir.

" Ahh Mommy ngomongnya sedih terus, aku gak ngerti,,,aku mo main aja ahh." Ladly beranjak menuju ke meja belajarnya dan mulai menggambar lagi. Air mata Jodha meleleh,,ia hanya mengucapkan 'Bye,,,i will always love you' dengan suara yg hampir tak terdengar.Dan berlalu dari kamar Ladly.

Hameeda sudah menunggunya di luar kamar. Tentu saja Jodha harus pamit dan berterima kasih padanya. Hameeda yang pertama kali membawanya ke rumah ini, membawanya pada cinta dan kasih sayang. Tapi kemudian Jodha sendiri yang harus meninggalkannya. 

Hameeda rupanya sudah di beritahu oleh Jalal, dan pagi ini ia menemui Jodha untuk mengetahui kebenarannya. 

Hameeda : ( dengan muka marah ) " Aku tak percaya kau sanggup melakukannya , Jodha, aku mempercayai mu, harusnya dulu aku mendengarkan omongan Jalal tentangmu. Beraninya kamu,,,,."

Jodha : " Ibu,,aku sudah menganggapmu Ibu ku sendiri,,,"

Hameeda : " Lalu mengapa kau melakukannya, tidakkah kau lihat, aku tulus menyayangimu,,." Suara Hameeda bergetar menyembunyikan amarah yang sudah mencapai ubun2.

Jodha : " Ibu, sungguh,,,Maafkan aku." Jodha kembali terisak.

Hameeda : " Hanya orang yang berbuat salah yang bisa dimaafkan, tapi yang kau,,,yang kau lakukan adalah penipuan, Jodha,dan tidak ada kata maaf untuk itu. Aku malu menyebutmu, anakku,,,." Hameeda juga menangis, menyayangkan yang terjadi.
ia melanjutkan " Aku tak sudi melihatmu , lagi,,,pintu rumahku sudah tertutup untukmu." Hameeda berbalik dan meninggalkan Jodha. Jodha berlari dari rumah itu sekuat tenaga sambil berderai airmata, ia segera masuk ke Taxi yang sudah menunggunya, dan memberikan tanda pada supirnya agar cepat pergi dari sana.

Jalal membelikannya Tiket dan memberikannya buku tabungan yang dulu dikembalikan Jodha, sejak ia adalah istri Jalal, maka semua kebutuhannya dipenuhi jalal , termasuk mengirimkan ke keluarganya di Jakarta. Tapi buku tabungan itu kini ada ditangannya lagi, mau tak mau Jodha harus menerimanya, karena ia tidak tahu bagaimana caranya ia hidup dan membiayai keluarganya. Tapi Jodha berjanji, ia akan mengganti uang yg Jalal berikan suatu hari nanti. 

Jodha memandang mansion dan seluruh isinya yang sudah begitu akrab dengan dirinya selama ini. Air matanya tak terbendung lagi (*Na tum Bewafa plays,,,seperti dlm serialnya,,,,)

***

Jakarta, Juni 2016

Jodha merapikan tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi ke tempat kuliahnya. Hari ini hari paling bersejarah dalam hidupnya. Karena hari ini ia akan di wisuda sebagai seorang Dokter muda.
Wisuda akan dilaksanakan di Aula besar di salah satu Fakultas Kedokteran terbesar di Jakarta ini. Jodha sudah bersiap dg Kebaya dan Toganya. Sekali lagi ia mengelus perutnya yang makin membesar. Sudah 6 bulan sejak Jodha meninggalkan Dubai. Kepada teman2nya Jodha memang mengaku ia sedang hamil, dan suaminya ada di luar Negeri. Kepada keluarganya Jodha hanya membisu dan meminta mereka mengerti, karena ia belum siap menceritakannya. 

Ibunya meinawati yang saat ini sedang memandang Jodha dari balik balik pintu, menghapus lagi airmatanya, yang selama ini mengalir hanya dengan melihat Jodha, merasakan penderitaannya, dan tak tahu harus berbuat apa. ~Suamiku, seandainya kau masih disini, mungkin aku bisa berbagi kesedihanku ini, mungkin Jodha tak kan melalui hidupnya sepahit ini~ Meinawati masuk ke kamar Jodha dan memeluknya dari belakang.

" Ohh,,anak Ibu, terlihat cantik memakai apa saja,,,( Jodha mengerang sesaat karena ibunya agak menekan perut Jodha ) Opps,,,, tidak apa2 kah cucu nenek ?" Meinawati mengelus perut Jodha dan menunduk ke perut jodha seakan2 mengajak bicara si jabang bayi yang belum lahir ke dunia itu.Ia melanjutkan" Kau lihat, Ibumu akan di wisuda hari ini, jadi kau jangan rewel yah,,,kau harus bangga pada Ibumu,,,dan kau harus jadi anak yg kuat sepertinya,,," Meinawati meneteskan air matanya lagi.

Jodha juga menyeka airmatanya , "Sudahlah Ibu, dia masih tidur, dia tidak akan mendengar suara ibu,,Hemmmh,,haha." Jodha berusaha menutupi kesedihannya.

Menawati juga tersenyum dan menyeka airmatanya.

" Ayolah kita pergi, Surya pacarnya Sukanyasudah bersedia mengantarkan kita dengan mobilnya,,,Ayoo,,,kita tentu tidak mau jadi orang yang paling akhir datang bukan ?" Menawati menggamit Tangan Jodha dan membantunya berjalan, baru 6 bulan dan menawati selalu memperlakukan jodha seperti anak kecil yg takut kalau jatuh. Jodha hanya tersenyum melihat perlakuan Ibunya.

***

Malam hari di kediaman Jalal, di Dubai,,,

Ladly masih menangis mencari mainannya yang belum ditemukan oleh beberapa pelayan yang sudah 1 jam mencarinya. Nenek dan Daddy-nya dibuat bingung dengan kelakuan Ladly yang maikin hari makin menunjukan protesnya karena Mommy yang sangat disayanginya tidak pulang2.

" Huu,,hu,,,aku kan Ʊϑaђ bilang Nek, mainan Ladly jangan dipindah2in,,,kayak Mommy dong selalu rapih nyimpennya,,,Huhuu,,huu,," kata Ladly masih merengek.

" Sudah Ladly,,CUKUP !!! besok Daddy belikan, sekarang pergi ke kamarmu lalu tidur, Daddy tidak mau mendengar kau menangis lagi." Jalal tidak sabar dan setengah membentak. Sejak kepergian Jodha, ia menjadi lebih temperamental. Apa saja di tanggapi dengan amarah. Hameeda jadi prihatin dengan keadaan ini. 
***

Benazir akhirnya menetap di Dubai, ia tinggal di sebuah apartemen yang dekat dengan RS tempatnya menjalankan terapi. Jalal akhirnya tahu kalau Benazir menderita kanker. Sebagai satu2nya keluarga yang di kenal Benazir di Dubai ini, mau tak mau Jalal lah yg mengurus segala keperluan Benazir.

Hari itu setelah menjalani therapi, ia ingin menemui Ladly. Jalal mengijinkannya, dan ia menjemput Benazir. Selama dalam perjalanan itu , mereka hanya diam. Benazir memperhatikan perubahan pada diri Jalal selama 6 bulan ini. Sebenarnya ia sudah akan memberitahukan alasan utama Jodha pergi. Bagaimanapun Benazir melihat ketulusan cinta diantara keduanya, dan ia tidak ingin menambah dosanya ketika ia meninggal nanti. Tapi selalu saja ada hal yg membuatnya mengurungkan niatnya, sampai dengan siang kejadian siang itu di ruang kerja Jalal...

" Jalal, aku sedang bicara padamu, kau tidak mendengarkanku,," Ulang benazir, menyadari Jalal yg sedari tadi melamun.

" Uum,,hemmh ya ,ya aku dengar." Kata Jalal gugup.

" Bahkan ketika bersamaku, kau selalu memikirkannya. Jodha,,,Jodha,,Jodha " ujar Benazir sinis.

Jalal berpaling sinis ke arah Benazir,ia marah dan menunjuk2 muka Benazir.

" Bukan urusanmu, Benaz,,,dan ingat kau disini, hanya karena kau sakit, kalau tidak, aku tidak akan pernah membolehkanmu lewat dari pintu rumahku.Ingat itu,,,," 

" Kalau kau begitu mencintainya, mengapa kau tidak menyusulnya,?,,"
kejar benazir,,

" BENAZIR,,!!!,Jangan pernah ikut campur dengan urusan pribadiku !!!" Jalal sudah akan beranjak dari sana,,,

" Aku yang membuat Jodha memutuskan meninggalkanmu,,," Kata benazir serak.

" APA ??!!!,,,Apa katamu, benaz ?"

" Aku menceritakan padanya siapa aku, bagaimana aku mengenal Bhairam, dan bagaimana Bhairam akan mencelakakan keluarganya jika ia tidak angkat kaki dari sini."

"Benaaaazzz!!! Berani sekali kau, apa maksudmu ,,,,??." Jalal mengangkat benazir dari posisi duduknya,,,

Benazir lau menceritakan pada Jalal apa yang sebenarnya terjadi, ia tidak menyesal melakukannya. Ia menganggap Jodha harus melakukan pengorbanan itu.

" BERANInya kau Benazirr!!!,,,aku mengutukmu,,,( *jadi ular kadut,,) , Kau ,,,Kau,,,tidak akan ku Lepaskaaaan !!!

Jalal sudah akan menampar Benazir ketika Hameeda datang karena mendengar teriakan Jalal. 

" Jalal , Benazir ada apa ini ?,,," Hameeda mengerutkan keningnya dan bertanya dg bingung.

" Ibu,,,Ibu dia,,dia ternyata wanita Ular, yang sudah menghancurkan hidupku, dia membuat Jodha pergi meninggalkan kita, dan dia satu2nya orang yg bertanggung Jawab atas semua penderitaan kitaaa,,,aku tidak akam melepaskannya,,,"
Jalal sudah akan mendekati benazir lagi ketika Hameeda menahannya.

" Tenanglah Jalal, kita bisa bicara baik2 nak,,,"

Benazir menangis dan mulai menceritakan lagi kronologis kejadiannya pada Hameeda. Jalal memukul2kan lengannya ke tembok,,,

1 komentar:

  1. bagus akang jalal...jangan cuma di kutuk jadi ular kadut... ular piton napa...

    BalasHapus