Rabu, 08 April 2015

FFJA ^ LOVE IN PARIS_PART 3^

#FFJA^^ LOVE IN PARIS_PART 3^^
BY : Fatimah Zahra

Menara Eiffel adalah menara yang terdiri dari besi2 bentukan manusia paling murni yang kekokohannya sudah teruji hingga mampu bertahan di usianya  yang ke-125 tahun. Didirikan oleh Gustav Eiffel pada tahun 1889, menara ini merupakan salah satu ikon kota Paris selain Notre D'ame dan Musium Louvre.

Saat ini Jodha dan Jalal sedang berada di lantai dua bangunan menara  yang terdiri dari 3 lantai utama. Menara paling puncak adalah menara pemancar dengan ketinggian dari tanah mencapai 324 meter. Di lantai dua ini Jalal telah memesan tempat di sebuah restoran yang ada di dalam menara, sehingga mereka dapat menikmati makan malam yg romantis sambil melihat pemandangan sungai sheeine dan bangunan2 kuno kota Paris dari ketinggian .

Mereka makan sambil saling melempar senyuman. Sesekali Jalal menceritakan apa2 yang mereka lihat dari menara , lalu menceritakan kejadian sejarah masa silam yg terjadi di area sekitar menara. Jodha terlihat sangat kagum dg pengetahuan Jalal. Ia tersenyum sendiri mengingat ia telah mencap Jalal sebagai  'Otak Udang' dulu.

Flashback

Semua wartawan mengikuti arah pandangan mata Jalal. Dan pandangan mereka bertumpu pada Jodha yang kini berdiri dengan canggung. Sementara Jalal masih melanjutkan panggambaran diri Jodha sebagai wanita idaman Jalal.

" Wanita itu harus tampak anggun, berwibawa, punya sorot mata yang tajam yang mencerminkan kecantikan dan isi otaknya yang pintar. Beauty, Brain n Behaviour."

Wartawan langsung membidikkan kamera ke arah Jodha, sementara Jodha menutupi wajah dengan tangannya. Melihat situasi yang menguntungkan itu Jalal segera berlalu  pergi dari sana ditemani beberapa pengawalnya. Tinggalah Jodha yang harus melayani berbagai pertanyaan wartawan yg kini menyerangnya. " Nona ceritakan pada kami tentang diri anda,,,Nona,,Nona..." " Nona apakah kau punya hubungan khusus dg Tuan Akbar, Nona ,,,mohon dijawab Nona" Waryawan yang lain juga mulaibmengerumuni Jodha.  Jodha memukul2kan tasnya ke arah wartawan dan dengan susah payah melarikan diri dari sana ' Owhhh,,,orang itu benar2,,,aaahh.'

Jodha yang sangat kesal dengan kelakuan Jalal tadi , kini sedang berada diparkiran ketika sebuah klakson mobil mengejutkannya. Seseorang membuka pintu dan menarik Jodha  ke dalam lalu mobilpun segera melaju pelan.

" Heiii,,,,dasarr Otak Udang, Lelaki dengan otak setengah yg bersembunyi di balik ketiak perempuan,,,apa maksudmu melibatkanku disana tadi hah ?" Jodha segera mencecar Jalal begitu tahu bahwa lelaki yg menariknya barusan adalah Jalal yg sedang diwawancara oleh para wartawan di lobby hotel tadi.

" Hemmh,,,maafkan aku Nona, aku tak punya cara lain untuk lari dari sana. Lagipula entah mengapa aku yakin sekali kau mampu lepas darisana dengan sangat mudah,,,,hahah." Jalal kemudian menyodorkan sebuah amplop ke hadapan Jodha " Nah, terimalah. Terima Kasih atas bantuanmu." Jalal kembali tersenyum. Jodha tak menggubrisnya.

Jodha malah menepuk bahu supir yang sedang melajukan mobil didepannya " Bisakah kau hentikan mobilnya. Aku turun disini saja !!" Sang supir melihat ke belakang ke arah Jalal mengharapkan persetujuan  Jalal dari kaca spion dalam, dan Jalal mengangguk.

" Simpan saja uangmu, aku tidak membutuhkannya,,,,ciih." Jodha segera keluar dan bersiap membanting pintu mobil. Gerakannya terhenti ketika Jalal ikut keluar dan memberikan sebuah kartu nama padanya.

" Baiklah, maafkan aku . Aku berhutang budi padamu, jika ada yang dapat kulakukan untuk membantumu, katakan saja. Ini kartu namaku. Namaku Jalaluddin Mohammad Akbar. Siapa namamu ?"

Jodha ingin segera berlalu saja darisana dan tidak menghiraukan Jalal, tapi ia berfikir sejenak. Mungkin aku membutuhkannya nanti. Jodha ingat Jalal adalah seorang produser film , dan dirinya saat ini sedang menyelesaikan sebuah novel. Suatu kebetulan yg tidak akan datang dua kali. Jodha menerima kartu nama Jalal dan menyebutkan namanya " Jodha,,," lalu segera berlalu dari sana sambil berjinjit karena perih yang dirasakan diujung kaki akibat high heel yg tidak biasa di pakainya. Dan Jalal kembali tersenyum melihat Jodha. ' Gadis yang menarik' fikirnya,,,,

Flashback end,,,,

Jalal memandang aneh raut wajah Jodha yang tersenyum sambil melamun kini. Wajah yang benar2 dikaguminya bahkan sejak pertama kali Jalal melihatnya.

" Apakah kau sudah selesai dengan lamunanmu My Laddu ?" Jodha terkejut dengan teguran Jalal , lalu mengerjapkan matanya dan melihat Jalal.

" Owh ,,,uff ,,maafkan aku , aku hanya terkenang sebuah lagu yg menceritakan romantisme menara Eiffel, ternyata aku merasakan hal yang sama ,,,,daaan , aku sangat berterima kasih padamu,,, karena sudah mengajakku ke sini."

Jalal tersenyum sekali lagi,  kali ini sambil menggenggam dan mencium punggung tangan Jodha. Jodha kembali merasakan kehangatan akibat sentuhan bibir Jalal di tangannya. Dan Jodha tersenyum canggung.

Sebelum memutuskan untuk pulang Jalal mengajak Jodha menikmati Menara Eiffel dari kejauhan. Saat ini mereka sedang duduk dibangku taman Champ de' Mars yg terletak tidak jauh dari Menara Eiffel. Menikmati pemandangan malam kota Paris bersama puluhan pasangan lain yang sedang menikmati romantisme dengan view menara eiffel di depan mereka . Jodha memperhatikan satu2 pasangan yg kini tumpah ruah di taman ini, ada yang sedang berfoto bersama, memeluk pasangannya, bahkan berciuman di depan umum. Jodha bergidik melihatnya. Ia masih merasa bahwa hal2 seperti itu harusnya dilakukan di tempat private saja.

" Yaaar,,,dari tadi kau sibuk memperhatikan pasangan2 yang sedang bermesraan itu, kau tidak tertarik samasekali padaku kah ? " teguran Jalal yang dari tadi memperhatikan Jodha disebelahnya membuat wajah Jodha berubah merah menahan malu, karena kepergok sedang memperhatikan pasangan2 itu.

" Aku hanya heran, apa menariknya bermesraan di depan umum seperti itu, seperti tidak ada tempat lain saja. Kurang kerjaan. " Kata Jodha akhirnya.

Jalal hanya tertawa ringan " Kau tidak akan tahu rasanya , Jodha,,, karena kau tidak sedang jatuh cinta. Pasangan2 itu merasa bagaikan dunia milik berdua ketika mereka bersama pasangannya, dan suasana seperti malam ini sangat mendukung untuk membangkitkan romantisme itu."

" Yaaa, tapi tidak harus ada di tempat umum kan ? "

" Sudahlah,,,,kau tidak akam mengerti. Jangan mencoba memerintahkan otakmu untuk mengerti, hemmh ? Nah, sudah terlalu larut. Owh Jodha, maafkan aku sepertinya kita harus menginap disalah satu hotel di sekitar sini. Udara di luar sangat dingin. Dan aku mendengar akan ada badai malam ini di daerah yg akan kita lalui. Kau tidak apa2kan kl kita menginap ?"

Jodha menatap Jalal curiga, tapi Jalal balas menatap mata Jodha dengan garang. Sekan ingin menghapus keraguan Jodha.

" Baiklah, tidak masalah..."  Ujar Jodha kemudian, walaupun hatinya kembali khawatir, 'apakah ini trik laki2 seperti Jalal, ketika ia mengajak wanita2nya berkencan ?' Oooh, Jodha cepat2 membuang jauh fikirannya. Seharusnya Jodha berterima kasih dengan semua yang dilalukan Jalal sampai saat ini.

Jalal terlebih dahulu menanyakan kepada Jodha apakah ia ingin memesan kamar terpisah dg dirinya. Jodha terharu dengan pertanyaan Jalal. Ia lalu menggeleng," tidak usah, kita sekamar saja."

Jalal diam sebentar, lalu membalas sambil menganggukan kepalanya juga " Baiklah,,,"

Kamar mereka terletak di lantai 7 sebuah hotel di pinggiran sungai sheeine. Dari jendela kamar , masih terlihat pemandangan menara eiffel di kejauhan dan gereja Notree d'ame dengan dentang loncengnya yg terdengar sayup2. Jodha sedang berdiri di balkonnya sekarang, memandang ngeri kebawah dan mundur beberapa langkah. Jalal menangkap tubuh Jodha dari belakang dan memeluknya.

" Tidak apa2 aku akan memegangimu seperti ini, kau tidak perlu takut jatuh. "

Jodha terharu dg kelembutan Jalal. Ia memandang lagi ke arah Eiffel . Tanpa sadar ,kepalanya sudah disandarkannya di bahu Jalal, dan Jalal makin mengeratkan pelukannya melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jodha dengan tangan Jodha bertumpu diatas tangan Jalal. Mengayun tubuh Jodha perlahan menikmati semilir angin sambil ikut menikmati suasana saat itu. Mata Jodha terpejam, tak pernah ia merasakan kedamaian seperti itu didalam hidupnya. Menyandarkan semua bebannya, dan Jalal yang menyalurkan berjuta kehangatan yang dibutuhkan Jodha saat ini. Merekapun sama2 terhanyut. Sampai akhirnya Jalal membalikkan tubuh Jodha ke arahnya, Jodha membuka matanya menatap lurus ke arah Jalal yang memandangnya syahdu. Jalal mendaratkan ciuman lembut di bibir Jodha, Jodha tak kuasa menolak dan hanya mengikuti gerakan Jalal.

Debaran hati yang ditahan Jalal sejak di menara Eiffel tadi, tak kuasa lagi untuk tidak ia salurkan pada Jodha saat ini. Menelusuri setiap bagian bibir Jodha dengan penuh hasrat seakan dahaga yang menderanya selama ini sirna dengan sentuhan bibir Jodha yang lembut seperti kapas yang kemudian meninggalkan kesan manis ketika mencicipinya,(inget kata2 Mak Dhana di TSL), hingga membuat Jalal ingin mereguknya lagi dan lagi. Ciuman itu berhenti ketika Jalal menyadari sesuatu, perlahan ditariknya tubuhnya menjauhi Jodha. " Maafkan aku Jodha aku tak seharusnya melakukan itu, maafkan aku. Aku tidak mau kau merasa terpaksa." Jalal segera berlalu dari hadapan Jodha dan menuju ke kamar mandi. Sementara Jodha tertegun dengan sikap Jalal, yang mampu berhenti disaat Jodha malahan siap menyerahkan segalanya pada Jalal. Perasaan seperti apa ini ? Ahh, Ini bukan Cinta , mungkin ini hanya nafsu belaka. Jodha terduduk di sofa lalu menyapu wajahnya dengan tangan.

Jodha dan Jalal sudah berganti dg pakaian yang disediakan dari hotel, berupa piyama yg langsung bisa  di bawa pulang sebagai souvenir. Disana tercetak gambar Menara Eiffel .

Hujan mulai turun lagi. Suasana canggung segera menyapa keduanya. Mereka sudah ada di tempat tidur sekarang . Jodha merebahkan dirinya, dan menarik selimut sampai ke dadanya. Jalal hanya melirik sebentar kemudian kembali berkonsentrasi dengan layar  laptopnya. Tiba2 bunyi petir di luar mengagetkan Jodha . Sontak ia berbalik ke arah Jalal dan memeluk Jalal dengan erat,,,,,

PRECAP : Jodha membuntuti Jalal dan terkejut ketika Jalal menemui seorang wanita yang menggandeng seorang anak perempuan.

1 komentar:

  1. Thank you MIster Petir...jadi ada alasan buat Jodha biar bisa di peluk penuh perlindungan oleh Kang Jalal...:D

    BalasHapus