Senin, 06 April 2015

FF Love In Paris_Part Satu

#FFJA Love In Paris_Part 1
By : Fatimah Zahra

Jodha dan Jalal tiba di sebuah Mansion dengan gaya arsitektur Eropa tempo dulu yang sangat indah dan megah. Mansion ini terletak di atas bukit dengan hamparan rumput hijau dan pemandangan kota dibawahnya. Montea Boudrox, wilayah luar barat kota Paris. ( hanya imajinasi penulis.red)

Jodha menyapukan pandangannya diatas bukit itu , memandang ujung garis langit yg bertemu dg garis batas bumi membentuk siluet dan pendaran cahaya yang sangat indah.' Yaar,,,akhirnya, disinilah aku akan melewati hari2ku'

Jodha tak menyadari kehadiran Jalal yang berdiri di dekatnya memandang bersama cakrawala dengan semburat warna keemasannya. Jodha masih dengan lamunannya, ketika akan berbalik Jodha  terkejut dan Jalal menangkap tubuh olengnya. Kedua tangan Jodha kini berada di dada Jalal. Jodha yang tidak pernah berada sedekat ini dengan seorang pria tampak gugup dan akan segera menarik tubuhnya. Tapi Jalal malah mengeratkan pelukannya ke tubuh Jodha.

" Mengapa malu, aku kan suamimu ? "Goda Jalal dengan senyum manisnya.

Jodha menatap tajam mata Jalal ' Haii, orang ini , pantas saja ia dijuluki sebagai penakluk wanita'

Jodha membayangkan pertemuan pertamanya dengan Jalal di sebuah hotel di Mumbai.

Flashback

' Yaaar,,Motiii, seharusnya kau melangsungkan pernikahan yg  sederhana saja, tidak perlu super mewah seperti ini, mana harus memakai sarre super repot ini,,,ohh dan high heel ini serasa menyiksa kakiku.'

Jodha tiba di hotel La Montea di Mumbai,pernikahan Moti sahabatnya akan segera dilangsungkan secara megah di hotel tersebut. Tiba di lobby ia melihat kerumunan wartawan yg tampaknya sedang mewawancarai seseorang. 'Artis Bollywood kah ?' Fikir Jodha. Ia berlari mendekat masih dengan high heel yg membuat cara jalannya terasa aneh. Ia mulai menyibakkan beberapa orang dari  kerumunan itu dan beringsut ke depan. Seorang lelaki tampan dg Tuxedo nya yang tampak mengkilat sedang melayani beberapa pertanyaan dari wartawan.

'Hemmh, siapa lelaki itu, tak terkenal pun, sepertinya bukan artis Bollywood ' Jodha mencoba mencari tahu dari wartawati di sebelahnya.

" Maaf Nona, memang siapa lelaki itu sebenarnya ? Sepertinya sangat terkenal ?"

" Hay Rabba, masa kau tidak tahu, dia pewaris tunggal bisnis perfilman raksasa di India ini, yang memproduseri banyak film di Bollywood, Jalaluddin Muhammad Akbar, tapi dia tidak tertarik dg usaha yg telah dirintis ayahnya itu. Dia malah bersembunyi entah dimana dan baru sekarang datang ke India."

" Oooh,,,," Tetap saja Jodha tidak tahu dg yang dijelaskan wartawati itu, baginya nama Jalaluddin Muhammad terlalu asing di telinga. Jodha sudah akan pergi ketika didengarnya suara wartawan lain yg bertanya pada lelaki tadi.

" Mr. Akbar, kami dengar anda sedang menghadapi polemik Rumah Tangga yang berat, bisakah anda mengklarifikasinya , Tuan ?"

Jalal menjawab " Tidak ada yang perlu  di klarifikasi, kami sudah berpisah secara baik2."

" Lalu kriteria seperti apa wanita yang nanti akan mendampingi  anda lagi ,Tuan ?"
Jalal sepertinya tidak sabar dan ingin segera berlalu dari sana, tapi ia menyadari dampak yg buruk jika ia tidak menjaga hubungan baiknya dengan para 'kuli tinta ' itu. Sekilas ia mengedarkan pandangannya, dan ia melihat Jodha yang kini sedang memandang ke arahnya juga. Ia lalu menggambarkan kriteria wanita yang akan mendampinginya dengan menyebutkan ciri2 Jodha. Sambil matanya terus memandang Jodha. Dan seakan tersihir Jodha tak melepaskan pandangannya dari Jalal.

Flashback end,,,,

" Kau tahu Jodha, sejak pertama kali aku melihatmu, aku tahu kau akan jadi milikku, entah ini Takdir ataukah ini Nasib, yang pasti aku sangat bergembira bisa menikahimu." Jalal memandamg Jodha dengan mata sendu.

" Achaa,,,, aku yakin sudah banyak perempuan yg menerima pujianmu itu."

" Yaaah,,,begitulah kira2,,," Jalal menyipitkan matanya seolah mengingat-ingat. Mereka lalu tertawa bersama ditemani semburat senja yang semakin memerah.

Untuk menyambut Jodha, Jalal sudah menyiapkan makan malam istimewa di mansionnya, hanya mereka berdua. Jodha bertanya dimana anggota keluarga Jalal yang lain. Sejak mereka berkenalan dan akhirnya menikah, Jalal selalu menjawab " Nanti juga kau tahu." Dan jawaban kali ini pun sama. Karenanya Jodha tidak melanjutkan lagi pertanyaannya.

" Aku tidak tahu kau suka makanan Perancis atau tidak. Karenanya selain menu makanan Perancis, aku juga meminta orang meyiapkan makanan Punjabi. Aku harap kau tidak kehilangan selera makanmu, Jodha. Karena ini kali pertamamu ke Perancis. Sebenarnya aku tidak apa2 kalau kau ingin tinggal lebih lama di Mumbai. Tapi kau kelihatan tidak sabar untuk melihat menara Eiffel , iya kan ? "

" Hemmh,,,iyaa." Kata Jodha tersenyum menyembunyikan alasan yang sebenarnya.

" Baiklah besok malam aku pastikan kau akan segera melihatnya."

" Iya , tentu saja, aku menunggunya dengan tidak sabar." Kata Jodha kembali tersenyum sambil menikmati makan malamnya.

Selesai makan malam, Jodha masuk kembali ke kamarnya. Kamar dengan interior masih Zaman Reinassance ini dengan lukisan2 tokoh2nya di masa itu. Furniture dan keramik di dalamnya juha berasal dari zaman itu. Hanya sofa dan peralatan pendukung lain seperti lemari dan AC yang tampak mencolok sebagai barang modern. Tempat tidur Jodha juga terbuat dari kayu jati yang sangat kokoh  dan dengan kelambu yang tinggi.

Sementara Jalal masih diluar kamar karena sedang menelfon seseorang,  Jodha mengganti pakaiannya dg baju tidur yang simple. Semua pakaiannya ternyata telah disediakan oleh Jalal. Bersama aksesoris dan perhiasan lainnya. Jodha duduk dan mencoba menenangkan hatinya . Saat ini Jodha bahkan  lebih gugup daripada saat menikah dan mengucapkan sumpah kemarin. Bagaimana tidak. Ini malam pertamanya bersama Jalal, setelah mereka melewatkan malam sebelumnya di dalam pesawat.

Jodha masih duduk dengan gelisah, berkali2 pandanganya mengarah ke pintu kamar. Keringat dingin mulai deras mengucur ditubuhnya.' Apa yang harus aku lakukan nanti, dia pasti akan meminta hak nya. Apalagi ia sudah pernah berumah tangga . Pasti hal itu adalah sesuatu yang wajib untuknya, owhh tidaak,,andaikan aku bisa menghindar dan berlari dari sini'. Jodha masih kalut dengan fikirannya, ia masih memikirkan bagaimana caranya menghindari Jalal malam ini. Sementara berfikir itu Jodha langsung terkejut ketika pintu kamarnya dibuka oleh Jalal. Jodha langsung berdiri dari posisi duduknya di tepi tempat tidur. Menautkan kedua tangannya dekat ketubuhnya dan memilin2kan jemarinya dengan sikap gelisah. Jalal berhenti di depan pintu sebentar, melihat tingkah Jodha, ia tersenyum dan melangkah mendekati Jodha.

Meletakkan kedua tangannya di pangkal lengan Jodha dan menggoyang2kannya pelan.

" Mengapa gugup seperti itu ? Wajahmu pucat sekali seperti melihat hantu...,,,ataukah kau benar2 melihat hantu di Mansion ini ? Hauumm,,,." Jalal mengaum menakut2i Jodha." hahah,,,."

Jodha merinding lalu melepaskan diri dari Jalal sambil terlebih dahulu memukul lembut dadanya. " Aku bukan takut itu,,."

" Lalu takut apa ?" Tanya Jalal serius dengan pandangan menggoda dan bibir yang kini mengulas sebuah senyuman. Membuat Jodha semakin panas dingin dan tak berani menatap Jalal. Jalal mendekatkan wajahnya ke arah Jodha,  Jodha melihat Jalal yang semakin mendekat ke wajahnya, denyut jantungnya bergerak cepat, nafasnya mulai tak beraturan. Jodha kemudian memejamkan matanya , menyadari wajah dan  pandangan mata Jalal yang semakin mendekat,,,,

PRECAP : Jalal dan Jodha menghabiskan malam romantis mereka di menara Eiffel.


3 komentar:

  1. MoMMy fatiMah Zahra...LaNjuutt Lagii doNg..gaa sabar Nee... giMaNa to MP Nya... Wkwkwkwk...

    BalasHapus
  2. bakal seru nih...malam2 romantisnya....

    BalasHapus