Selasa, 14 April 2015

Love In Paris_Part 8

^Love In Paris_Part 8^
By : Fatimah Zahra

Jalal mengecup ubun2 Jodha yang ada di bahunya berkali2, dan lebih mengeratkan pelukannya di bahu Jodha dlm posisi berbaring itu. Sementara Jodha meringkuk ke tubuh Jalal dan melipat kedua tangan diperutnya sendiri.
Malam masih bergulir dan mereka masih bergulat dg fikirannya masing2. Jalal memecah keheningan itu dengan menanyakan sesuatu pada Jodha

" Kalau suatu hari aku harus terpisah darimu, maukah kau berjanji satu hal padaku , Jodha ? " Jodha terkejut dan bangun dari posisi tidurnya lalu menghadap Jalal.

" Apa sebenarnya yg ingin kau katakan,darl ? Kau mau kemana ? "

" Jawab saja pertanyaanku." Suara Jalal melemah, masih dg posisi berbaringnya.

" Tidak, tidak, aku tidak mau berjanji apapun. Kau tidak akan kemana2. Kau akan selalu disisiku. Bagaimana aku bisa hidup tanpamu. Setelah aku merasa sangat bergantung padamu. Jangan pernah mengatakannya lagi, darl. Aku tidak suka kau berkata seperti itu. " Jodha turun dari tempat tidur untuk menyembunyikan air mata yg mulai menggenang di sudut matanya. Ia berjalan menuju jendela kamar yg terbuka dan memandang ke arah luar. Jalal menyusul Jodha dan memeluknya dari belakang.

" Jika sesuatu terjadi padaku, kau harus kuat Jodha. Kau harus tetap hidup, kau harus selalu kuat. kau akan selalu hidup bahagia dan dicintai oleh banyak orang. Kau akan hidup lama sampai rambutmu memutih semua. Dan kau akan meninggal di tempat tidur dengan nyaman dan penuh cinta. Berjanjilah padaku , my Laddu ? " Suara Jalal semakin parau. Ia juga tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Kekhawatirannya tentang keselamatan Jodha adalah prioritasnya saat ini. Untuk itu dia akan sanggup melakukan apapun asal Jodha selamat dari ancamam bahaya yg mungkin mengintainya saat ini. Jalan mengeratkan pelukannya dipinggang Jodha dan menenangkannya dengan mencium bahu Jodha yg kini naik turun karena menangis diam2.

Jodha tiba2 berbalik menghadap Jalal , masih dengan uraian air mata, Jodha berkata dengan emosi

" Apa sebenarnya maksudmu? mengapa kita harus berpisah? Apakah ini bentuk permainanmu yang lain lagi Jalal ? Jawab aku !!" Jodha mengguncang2 bahu Jalal.

Jalal menenangkan Jodha "Sshhh,,tidak akan terjadi apa2 padaku. Hanya saja kita tidak tahu umur kita , Jodha. Melihatmu yg menangis waktu itu, aku tahu kau sangat rapuh. Kau harus tegar, Jodha. Kau harus kuat, kalau ternyata aku meninggalkanmu lebih dahulu. "

" Kalau begitu katakan pada Tuhanmu untuk membawaku juga, karena aku benar2 tidak dapat hidup sendiri tanpamu, darl. Aku mohon, Jangan tinggalkan aku. Aku mohooon,,,aku hanya punya dirimu di dunia ini , darl,,,,aku tidak punya siapa2 lagi selain dirimuu..." Jodha menangkupkan kedua tangannya dan memohon pada Jalal sambil menangis. Ia menjadi sangat emosi ketika tahu karena Jalal seolah2 berbicara tentang kematiannya. Lebih emosi lagi ketika  Jalal akan meninggalkannya sementara waktu di Hawaii ini, dan entah kapan akan kembali. Jalal memegang tangan Jodha yg tertangkup didepan bibirnya. Jodha melanjutkan " Kemanapun kau pergi ,,bawa aku bersamamu , darl,,,aku sanggup menghadapi apapun, asal bersamamu...hein na ?"

Jalal terharu dan tanpa sadar dua bulir air mata yang sedari tadi ditahannya jatuh juga demi mendengar apa yang dikatakan Jodha. Jalal menggigit bibiŕnya sendiri tidak tahu harus berkata apa. Ia lalu meraih Jodha dan memeluknya. ' Aku akan selalu menjadi sumber kekuatanmu , Jodha,,,tapi aku tak kan sanggup melihatmu menderita.'

***

PENTAGON , Markas besar Angkatan Bersenjata USA

Seorang petinggi pejabat di Pentagon sedang menelfon seseorang.

" Good morning, Sir. Situasi mengancam telah dilaporkan akan terjadi di wilayah konflik di Pakistan , Sir. Sebuah kudeta akan segera dilancarkan menjelang Pemilihan Perdana Menteri di sana. Apakah kita harus bergerak, Sir ?"

" Awasi saja situasi di sana, kalau memang situasinya cukup menguntungkan, baru kita akan melakukan gerakan."

" Ay ay (Siap.bahasa militer.red), Sir. Menunggu perintah anda selanjutnya."

***

Jodha sedang tertidur pulas dan Jalal menghidupkan alat spionase anti radar nya lewat sebuah Laptop. Memasukkan sebuah Password dan mulai memeriksa pesan yang dikirimkan kepadanya. Seseorang di Konsulat kedutaan Pakistan di Paris , memberikan konfirmasi tentang gerakan yg disinyalir sebagai gerakan kudeta. Tapi mereka belum bisa bergerak dan menunggu perintah selanjutnya. Orang yang bekerja di konsulat jendral itu adalah orang kepercayaan Jalal yang sama2 bekerja sebagai agen pemerintah Pakistan yang yang misinya adalah melindungi pemerintah dari gerakan2 separatis. Mereka tersebar di seluruh dunia sebagai agen spionase pemerintah . Salah satunya berada di Paris  dan bermarkas di Perusahaan Garment yang dikelola Jalal. Ada ruangan khusus yang hanya boleh dimasuki oleh Jalal dan beberapa orang kepercayaannya. Karenanya Jalal cemas membawa Jodha ke kantor waktu itu.

Saat ini Jalal sedang menghubungi agen mata2 yang lain, yang bertugas di Pakistan. Semua agen harus bersiap berada di Pakistan sebulan sebelum perhelatan akbar untuk pemilihan Perdana Mentri di sana berlangsung. Jalal memandang Jodha lagi. Lalu melangkah dan duduk disamping Jodha. Membelai rambutnya dan memandang dalam2 orang terkasihnya. Tugas sebagai seorang spionase ini sudah dijalaninya bahkan sebelum menikah dg Rukaiyyah, dan Rukaiyyah pun tidak tahu tentang identitas dirinya yang sebenarnya. ' Haruskah aku mengatakannya pada  Jodha...Ya Tuhan, aku memang telah dibutakan oleh cinta. Entah apa yg membuatku akhirnya mengajukan diri membantunya dengan menikahinya dan tidak memikirkan resiko kedepannya. Aku rasa kau memang sudah gila, Jalal. Gila karena cinta pada pandangan pertama.'

*Flashback

Jalal tergesa2 mencari alamat rumah Jodha ke rumahnya dengan bantuan alamat dr seorang wartawan yg mewawancarainya. Berita menghebohkan yg menjadi deadline di media cetak India pagi itu membuat Jalal gusar . " Wanita Simpanan Sang Pewaris Kerajaan Bollywood."

'Dia pasti sangat syok, aku harus menemuinya.' Batin Jalal.

Ia tergesa2 menaiki jalan yang berupa tangga ke arah rumah Jodha. Dilihatnya Wartawan yang sudah berkumpul dan berkerumun disana. Jodha yang masih terisak dan ketakutan karena ia tidak bisa masuk kerumah, tampak terkejut ketika seseorang menarik tangannya dan menyuruhnya untuk berlari bersamanya. ' Jalal,laki2 ini lagi' Jodha memandang sisnis pada Jalal. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Mereka segera berlari dari kerumunan wartawan yg ingin mewawancarai Jodha.

Setelah agak jauh. Dengan masih terengah2, keduanya lalu duduk di bangku taman. Jalal membelikan Jodha air mineral yg dijual di dekat taman itu. Jodha langsung menenggak habis isinya. Mengusap sisa air dibibir dg tangannya dan dengan berapi2 mulai menyemprot Jalal.

" Sudah aku duga , bertemu denganmu adalah suatu kesialan dalam hidupku. Kau membuat hidupku bagaikan di neraka Tuan Jalaluddin Akbar, AKU MEMBENCIMU!!!"

Jalal memegang kedua tangan Jodha yg bersiap memukulnya.

" Please Nona, dengarkan aku dulu,,,sungguh aku tidak memikirkan dampaknya akan sebesar ini. Okeh apapun akan kulakukan untuk membersihkan namamu. Kau mau apa ?konfrensi pers besar2an?, aku siap Nona. Bahkan jika kau memintanya hari ini juga. "

" Yaah,,,lakukanlah Tuan Jalal, sedikitnya itu akan menghapus dosa2mu, tapi tidak dengan image ku yg sudah di cap sebagai anak sundal oleh Ibuku, apa yg akan kau lakukan dg itu , haaah ?"

Jalal terkejut dg kata2 Jodha yg mengalir tajam dan deras. Sungguh Jalal benar2 tidak menduga masalahnya akan jadi begini.

" Lalu apa yg dapat kulakukan , Jodha?"

Jodha masih mengusap keringat diwaahnya ketika sebuah ide gila yg tadinya hanya main2 saja terlintas di benaknya.

" Menikah denganku dan bawa aku pergi jauh dari sini. Hanya itu yg dapat menyelamatkanku saat ini. Aku tidak sanggup lagi hidup di sini dengan semua penghinaan ini..."

*Flashback End

'And here you are my Laddu. kau telah membuatku benar2 mencintaimu. Dan akan sulit bagiku untuk berpisah darimu.'

#
Love me tender, love me long,
Cintai aku dengan lembut, cintai aku sampai lama
Take me to your heart
Bawa aku ke hatimu
For it's there that I belong
Karena di situlah tempatku
And we'll never part
Dan kita takkan pernah berpisah

***
'JALAAAL,,,,'

Jodha terbangun dgn terkejut lalu melihat Jalal disampingnya yang terbujur kaku tak bernyawa..." Jalaaal, jangan tinggalkan aku, jalal.'

' AAAAHH,,,,'

Jodha berteriak dan ternyata ia hanya bermimpi. Dilihatnya tempat disebelahnya yang sudah kosong. ' Kemana Jalal,,,,

PRECAP : Going to Mumbai, another hard time for Jodha and Jalal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar