Jumat, 10 April 2015

FFJA ^LOVE IN PARIS_PART 5^

#FFJA^LOVE IN PARIS_PART 5^
BY : Fatimah Zahra

Jalal tampak berbincang2 dg wanita itu , sambil masih bercanda dengan gadis kecil di pangkuannya. Jodha bisa melihatnya dengan jelas dari kaca cafe yg menghadap ke jalanan dan bersebrangan dengan dirinya. Agak lama mereka mengobrol. Jalal yang memang duduk menghadap kaca, sekilas menangkap bayangan Jodha yang berlari ke arah berlawanan. Ditajankannya lagi pandangannya dan Jalal memastikan bahwa itu adalah Jodha. Jalal cepat2 pamit pada wanita dan anak perempuan di depannya lalu mengejar Jodha yang berlari kembali ke arah stasiun. Jalal berusaha mengejar dan memanggil namanya. " Jodha tunggu, kau sudah salah faham,,,Jodhaaa,,," Gerakan Jalal terhalang oleh beberapa mobil yg melintas di jalan raya tersebut. Jodha sudah masuk ke dalam stasiun kereta dan masuk menuju kereta yg saat ini sudah akan berangkat. Jalal terlambat...

***

Jalal tiba dirumah dengan tergesa2, menuju kamar Jodha, tapi tak menemukan Jodha disana. Bertanya pada Jiji Anga dan beberapa pelayan ~apakah Jodha sudah pulang~ dan mereka memastikan bahwa Jodha belum pulang  sejak pergi dengan Jalal pagi tadi. Jalal berusaha tenang . Mungkin ia hanya jalan2 sebentar. Sambil menunggu Jodha, Jalal menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Sampai hari gelap Jodha tidak juga kembali.  Jalal mencoba menelfon Jodha berkali2, tapi tetap saja ponselnya tidak aktif. Jalal lalu memutuskan mencari Jodha sendiri di stasiun. Hatinya gelisah dan khawatir. Jodha belum mengenal daerah ini dengan baik. Bagaimana kalau dia tersesat. Hari mulai beranjak malam dan sebentar lagi akan hujan. Jalal mengendarai mobilnya sambil matanya awas melihat jalanan, kalau2 ia melihat Jodha. Tiba di stasiunpun Jalal berlari ke sana kemari , membalikan badan setiap orang yang dikiranya Jodha. Jalal lelah dan putus asa. Hampir saja ia melaporkan kehilangan Jodha pada polisi ketika ada telfon dari Jiji Anga yang mengabarkan kepulangan Jodha...

***

Setelah mandi dan makan Jodha naik ke tempat tidurnya dan mencoba tidur. Dari Jiji Anga , Jodha tahu kalau Jalal sedang mencarinya, tapi ia tidak perduli. Hatinya sedang cemburu dan kesal. Mengapa menemui seorang wanita diam2 ? Jodha mendengar suara langkah Jalal diluar dan sekarang ia sedang mengetuk pintu kamar Jodha yg sudah ia kunci dari dalam.

' TOK,,,TOK,,TOK'
" Jodhaaa,,, buka pintunya, dan dengarkan aku,please!!"

Tidak ada jawaban. Jalal mencoba membujuk Jodha sekali lagi. Tapi Jodha hanya membalas. " Aku sedangtidak mood berbicara denganmu,  Monseuir Jalal. Aku mau tidur !"

Jalal masuk ke kamarnya lewat pintu depan menuju pintu penghubung. Sia2 akses yang satu itupun sudah di kunci Jodha. Jalal kembali keluar kamar dan mendorong meja pajangan yg ada diluar kamar Jodha. Menyingkirkan barang2 diatasnya , lalu naik dan melongok melalui lubang filtrasi diatas pintu , dilihatnya Jodha yg sedang tiduran memeluk guling " Jodha , please buka dulu pintunya." Jodha terkejut dan melihat Jalal yg melongok dari sela2 lubang angin di atas pintunya.

" Tidak mau, dan tidak akan pernah." Jawab Jodha ketus dan kembali menselonjorkan tubuhnya ditempat tidur lalu memasang earphone dari ponselnya.

Jalal tak kehilangan akal, dilihatnya jendela kamar Jodha yang masih terbuka. 'Dia lupa menutupnya' Jalal memanggil beberapa pekerja untuk mengangkat tangga dan di letakkan di bawah jendela kamar Jodha. Jalal naik menuju jendela dan berhasil masuk. Ia lalu memberikan tanda pada para pekerjanya untuk menyingkirkan tangga itu.

Ditariknya nafasnya dalam2 agar ia bisa menguasai emosinya menghadapi Jodha yg sudah bersikap kekanak2an. Jalal tidak ingin marah. Tapi perbuatan Jodha hari ini benar2 keterlaluan. Jalal membalikkan tubuh Jodha dengan kasar, Jodha menjerit dan melepaskan earphonenya. Jalal tak kalah sengit menjawab Jodha.

" Kau fikir apa yang kau lakukan , Jodha ? Membuatku panik sesorean hingga malam ini. Tak bisakah kau bertindak lebih dewasa ?" Jalal kehilangan kesabarannya.

" Owh ya ? Dewasa ? Hooh , kalau kau memang lebih suka wanita dewasa, kenapa menikahiku? Owh,,owh aku lupa Tuan Jalaluddin Akbar, kau menikahiku karena sebuah 'bantuan 'kan ? Pantas saja kau mengabaikan perasaanku. Baiklah, baiklah, tapi itu bukan alasan kau bisa mempermainkanku Tuan." Jodha menatap Jalal dengan tatapan benci,jijik dan sakit hati.

" Cukup Jodha, kau tidak mengerti apapun tentang diriku!"

" Oh ya ? Lalu perempuan itu kah yang sangat mengerti dirimu ? Wow Tuan Akbar, Wow,,,,Selamat."

" Cukup Jodha, Cukupp! kau tidak tahu apa2 tentangnya, jadi jangan menghinanya!"

" Kau telah menyakiti aku dengan bertemu dengannya diam2 dan apa yg kau lakukan sekarang? Membelanya ? Wow..."

" Kalau kau tidak bisa menutup mulutmu maka aku yang akan mendiamkannya,,,,"

Jalal naik ketempat tidur dan  mendekati Jodha, masih dengan wajahnya yang mengeras. Jodha yang sejak tadi duduk , mundur perlahan2 hingga tubuhnya menyentuh ujung tempat tidur . Dan ia tidak bisa kemana2 lagi karena wajah Jalal kini tepat berada di atas wajahnya . Dan 'Cup' Jalal mencium bibir Jodha dengan paksa. Memegang bahunya dan kepalanya hingga  membuat Jodha sulit menggerakan tubuhnya. Amarah yang sudah menguasai Jalal membuatnya semakin beringas menciumi Jodha, menelusuri wajah dan lehernnya. Jodha  meronta bermaksud melepaskan diri dari Jalal. Jodha yang juga dalam keadaan marah tidak terima perlakuan Jalal saat ini. Jodha memukul, mencengram pundak Jalal dengan kuat, menjauhkannya dari dirinya, tapi kekuatan Jalal sungguh bukan tandingannya. Dan pergumulan itu berakhir ketika Jalal tanpa sengaja membuat pakaian di bahu Jodha robek tertarik oleh tenaganya yang sangat kuat. Keduanya tersadar dan Jodha mulai menangis. Jalal mengutuk dirinya sendiri karena telah berbuat kasar pada Jodha. Jalal merengkuh bahu Jodha perlahan ke arahnya, Jodha menepisnya dengan kasar. Jalal berhenti memaksa Jodha dan kini duduk disamping Jodha.

" Jodha, aku mohon maafkan aku,,sungguh aku tidak tahu apa yang membuatku berbuat begitu padamu. Kau membuatku khawatir, kau membuatku gelisah menunggumu dan berfikir bila sesuatu terjadi padamu dan aku tidak bisa berbuat apa2. Kau membuatku sangat marah dengan perilakumu yang kekanak2an ini , Jodha. Dan ketika kau marah barusan aku juga jadi tambah marah. Aku mohon Jodha , lain kali jangan menjawabku ketika aku marah. Kau membangkitkan perilaku hewan dalam tubuhku ketika kau melakukannya. " Jalal berbalik ke arah Jodha, masih mencoba membujuknya ia meraih wajah Jodha dan merapikan rambut Jodha yg tergerai tak beraturan. Diikatnya dengan ikat rambut Jodha, dan menghapus sisa air mata Jodha dengan tissue yang ada di meja. Awalnya Jodha menolak. Tapi melihat raut penyesalan di wajah Jalal, Jodha membiarkannya. Jalal melanjutkan " Kalau saja kau memberikanku kesempatan untuk menjelaskan siapa dia , aku pasti akan menjawabnya , Jodha. " Jodha masih diam saja. Tapi ia tidak menolak ketika Jalal mulai merengkuh kepala Jodha lagi dan membawa Jodha ke pelukannya.

" Dia Rukaiyyah, mantan istriku. Kami sudah lama menikah tapi belum juga dikaruniai keturunan. Berbagai pengobatan sudah dilakukan, terakhir kali usaha kami dinyatakan gagal sehingga akhirnya rahim Rukaiyyah harus diangkat. Aku tak ingin menceraikannya tapi ia bersikeras meminta cerai. Karena jika aku tidak melakukannya ia bersikeras akan tetap meninggalkanku juga. Aku tahu maksud yang sebenarnya adalah ia ingin memberikanku kesempatan mempunyai keturunan dengan wanita lain. Tapi ia tidak sanggup untuk diduakan. Dan aku jg tidak pernah berniat seperti itu. Aku sudah cukup sabar untuk mengerti proses  kehilangannya. Kehilangan kepercayaan diri dan malu pada dirinya sendiri yg tidak bisa memberikanku keturunan. Kami lalu mengadopsi seorang anak perempuan, Mehrunissa. Dia sangat lucu dan menggemaskan dan kami bahagia untuk sesaat. Sampai ia kembali pada keinginannya untuk bercerai denganku. Aku marah dan akhirnya mengabulkan keinginanya. " Jalal diam sesaat. Lalu    melanjutkan " Aku tahu ia hanya ingin melihatku bahagia, tapi mengapa kebahagian harus diukur dengan adanya seorang anak. Aku bahagia dengannya, mengapa harus dia yang menilai kebahagiaanku. " Jalal kini mulai menangis menyadari betapa rapuhnya ia di hadapan Jodha. Jodha mengangkat wajahnya dari pelukan Jalal. Mengusap air mata Jalal dan menciumi pipinya yang basah oleh air mata.

" Maafkan aku, maafkan aku, harusnya aku mendengarkan penjelasanmu dulu tadi." Jodha masih menciumi pipi Jalal, Jalal merengkuh kepala Jodha dan mencium lembut bibirnya. Kini bukan lagi amarah yang menguasai mereka. Tapi gairah yang sama2 ingin dilebur dalam kebersamaan. Sama2 ingin membagikan duka, sama2 merasakan kesepian , sama2 membutuhkan kehangatan. Jodha larut dalam gairah yang sama dengan Jalal. Dan ketika Jalal membaringkannya perlahan di tempat tidur Jodha pasrah membiarkan Jalal menyingkirkan satu persatu penghalang penyatuan cinta mereka.

*Love me tender,love me sweet, never let me go,,,

Jalal merengkuh seluruh tubuh Jodha merasakan kulitnya yang menyentuh kulit hangat Jodha.

*You have made my life complete, and I love you so

" Kau melengkapi hidupku , Jodha. Ingatlah aku akan selalu mencintaimu."

*Love me tender, love me true, all my dream fulfill.

" Cintai aku,darl. Jangan pernah lepaskan aku." Jodha mendekatkan bibirnya ketelinga Jalal.

* For my darling , I love you, and I always will.

" Aku tak kan pernah melepaskanmu Jodha, kau lah hidupku." Jalal makin mengeratkan tubuhnya ditubuh Jodha. Menekannya kuat2 seakan tak ingin ia lepaskan.

PRECAP :  Hadiah  ' tak terduga' di Ulang Tahun Jodha, yang menguak sedikit kisah menyakitkan dimasa lalunya.

*song 'Love Me Tender' by Elvis Presley

1 komentar: