Minggu, 06 September 2015

Dealova_Part 5

#Dealova ( Penantian 1001 Malam)_Part 5#

Surya pergi dalam keadaan marah. Satu2nya tujuannya saat ini adalah ke cafe langgananya untuk menenangkan diri, tepatnya mencoba melupakan apa saja yang baru diketahuinya.

****

Sudah seminggu Surya tidak masuk kantor, dan itu jadi pertanyaan besar untuk Jalal. Jodha yg ditelfonnya pun tidak meberikan jawaban yang jelas. Ada apa dengan mereka berdua. Hanya satu tempat yang diketahui Jalal dimana Surya berada. Ia selalu pergi kesana jika sedang ada masalah. Jalal memacu mobilnya ke luar kota. Dua jam perjalanan dengan kecepatan penuh, melewati pepohonan yang tersusun rapi di kiri dan kanan jalan.

Tok,,, tok,,,

" Suryaa, buka pintunya !!!, aku tahu kau ada didalam."

Tok,,, Tok,,Tok,,,

" Suryaa!!"

Surya membuka pintunya dengan malas. Efek alkohol yang telah jadi temannya setiap hari kini masih belum hilang, karenanya ia berjalan dg sempoyongan ke arah pintu. Ia harus bertemu dengan Jalal. Ia harus membuat perhitungan. Pintu terbuka dan ia langsung menyarangkan tinjunya ke wajah Jalal. Jalal yang tak siap  terdorong ke belakang beberapa langkah. 

" Surya, apa kau sudah gila ?"

" Kau yang gila!!, kau fikir kau orang paling suci di dunia ini hah ?"

" Apa maksudmu ? Kita selesaikan di dalam." Jalal mendorong tubuh Surya ke dalam dan menutup pintu.

Surya duduk di sofa sambil masih sempoyongan.

" Kau parah sekali, apa yg terjadi padamu. Jodha sangat khawatir. Dan apa kau tidak mengkhawatirkan anak2mu ?"

" HAHAHAHAHA.....HAHAHAH."

Surya tertawa sangat keras " Mengapa bukan kau saja yg mengurus mereka? Kau senang kan ? Hah ? Kau senang kan main dibelakangku Jalal. Kau tak lebih bejat dari aku rupanya. " Surya beranjak menuju laci di dekat sana dan menunjukan sebuah kertas pada jalal.

" Apa ini ? "

" BACA !!"

Jalal mengambil kertasnya dan mulai serius membaca.

" Darimana kau mendapatkanya ?"

" Fikirmu ????"

" Jodha yg melakukannya ? "

Hening sesaat.

" Dia juga tau tentangmu Surya, cerita perselingkuhanmu dg Sonia, kau menyuruh Sonia  menggugurkan kandungannya. Dan bagaimana kalian sering menghabiskan waktu di Simla. Tapi dia memutuskan untuk memaafkanmu dan berpura2 tidak tahu. " Jalal menarik nafas sejenak " yang terjadi diantara kami hanya emosi sesaat, dia tak pernah berniat menghianatimu Surya, begitupun aku. Dia terlalu baik untukmu,,, kau tahu aku bahkan sudah memcintainya sejak pertama aku mengenalnya. Jauh sebelum dia bekerja di perusahaan besar kita. Tapi aku mengalah. Aku kira kau akan membahagiakannya. Tapi lihat apa yang terjadi ? Kau benar2 menyedihkan surya. Aku menyesal mengalah darimu waktu itu. Kau tahu? , kau benar..mulai sekarang aku yg akan mengurus mereka. Kau urus saja hidupmu yg menyedihkan. "

Surya masih diam merenungi kata2 Jalal. Jalal berdiri sambil merobek surat hasil DNA itu dihadapan Surya dan melemparkannya dilantai begitu saja. Lalu pergi dari sana.

****

Surya berada dalam mobilnya dan memacu mobil itu denagn kecepatan penuh. Ia harus menemui Jodha, kalau perlu sujud di kakinya. Air mata menghalangi jarak pandang surya, sementara hujan masih turun dengam derasnya. Ditikungan tajam dengan jalan menurun surya tidak dapat menguasai laju mobilnya. Jalanan yg licin serta jalanan yg berkabut membuat mobil surya tergelincir berguling menuruni bukit dan berakhir di jurang,,,,,

****

Orang2 mulai meninggalkan area pekuburan itu satu2. Hanya tersisa Jodha, anak2 dan keluarga dekat. Jalal juga masih berdiri disana memegangi Aryan dan araam.

Ny. Ranisa yang paling terpukul . Setelah kepergian suaminya . Ia hanya hidup dengan Surya dan Ankita adik Surya. Kini iapun harus kehilangan Surya. Ny. Ranisa pamit lebih dulu setelah memeluk Jodha dan mencium kedua cucunya. Memegang tangan jalal dan menepuk2 pipinya. " Kau akan mengantar mereka pulang ? "

" Ya, tentu saja Bibi. Aku akan mengantar Jodha dan anak2 pulang. "

" Baklah,,Terima kasih Jalal. Aku pulang dulu."

" Ya Bibi."

Air mata Jodha sudah mengering, berhari2 ia menangis dan menyesali diri, dan ini akhirnya. ' Aku membunuh nya, aku sudah membunuh suamiku sendiri, aku benar2 pendosa. Ya tuhan , semoga kau menghukumku seumur hidupku.'

" Jodha ayo kita pulang, kasihan anak2 sudah mulai kedinginan. Aku akan mengantar kalian.

" Jodha berbalik dan mengambil kedua buah hatinya dari tangan jalal. "

" Kami bisa pulang sendiri."

Jalal tidak terkejut dengan penolakan Jodha. Ia menyusulnya. Dan bersikeras mengantar jodha.

" Lepaskan aku bisa menyetir sendiri."

" Sifat keras kepalamu tidak akan banyak berguna padaku Jodha. Masuk dan duduklah dengan nyaman."

Jalal menutup pintu mobil dan mulai menjalankan mobilnya. Sementara mobil Jalal dikemudikan oleh supir Jodha. Anak2 tertidur di dalam mobil karena kelelahan. Jodha masih diam sambil memandang keluar mobil. Jalal tak mengatakan apapun dan tetap berkonsentrasi menyetir. Mereka bergelut dengan fikiran masing2.

****

Awan hitam masih menggantung dilangit, mungkin sebentar lagi hujan. Jodha masih melamun melihat keluar dari jendela kamarnya. Pakaian yg serba putih  sudah dikenakannya lebih dari seminggu ini. Jodha tak tahu apa yang akan dilakukannya sepeninggal Surya. Walaupun Surya bukan suami yg perhatian, tapi Jodha telah terbiasa melalui 7 tahun usia pernikahannya dengan surya.

Ketukan halus di pintu membuyarkan lamunan Jodha.

" Yaa,, masuk."

" Jodha Jiji,,,? "

" Sukania masuklah."

" Jodha Jiji, Makanlah , kau sudah 2 X melewatkan waktu makan."

" Nanti aku makan Suku, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku senang kau memutuskan tinggal beberapa hari lagi. Terima kasih."

Hening sesaat.

" Mengapa mendung selalu saja menggayuti hidupku Suku, mungkinkah di kehidupan sebelumnya aku banyak berbuat dosa, kesusahan sepertinya telah jadi teman hidupku."

" Jiji, jangan berkata seperti itu, akan tiba saatnya kau akan bahagia selamanya, percayalah. Masih ada anak2 bersamamu, kau harus kuat untuk mereka. "

" Ya Sukania, aku masih beruntung, merekalah penyemangatku."

" Apa rencanamu selanjutnya ? Kau sudah memikirkan tawaran dari Jalal Ji, untuk melanjutkan posisi Surya di Boraq Enterprise ?"

" Entahlah Sukania, tentu saja aku tak hanya bisa berpangku tangan pd keluarga Surya. Paling tidak , anak2 adalah tanggung jawabku. Cepat atau lambat aku jg harus mencari pekerjaan. Anak2 akan semakin besar."

" Karenanya kau harus memikirkan kemungkinan yg satu itu Jiji, kau tak mungkin bekerja di perusahaan orang lain. Setengah saham diperusahaan itu adalah milikmu dan anak2 sekarang. Paling tidak kau tidak bekerja untuk orang lain. Jalal Ji juga orang yg baik bukan ?"

' Itulah yang sulit Sukania, Jalal terlalu baik,,,'

****

Tidak ada pilihan lain bagi Jodha selain kembali bekerja di Bouraq Enterprise. Ia menempati ruangan bekas Surya kini. Itu artinya posisinya dan Jalal sama2 memegang kendali perusahaan. Jodha belum yakin bisa. Tapi Jalal berhasil meyakinkannya.

" Kau coba dulu, aku yakin kau bisa."

Jodha hanya memandang Jalal kala itu. Ya ia harus bisa. Ia juga masih belum memberitahukan kan hasil test DNA itu pada Jalal. Dan entah dimana pula kertas itu sekarang, terakhir Surya yg membawanya. Tapi Jodha tak menemukannya diantara barang2 Surya. Mungkin sudah dirobeknya. Jalal mungkin tidak akan percaya kalau tidak ada buktinya.

Sementara Jalal, ia tidak ingin mengungkit hal itu saat ini. Mungkin waktunya belum tepat, sehingga Jodha belum memberitahunya.

****

" Saleema, bisakah kaubpanggilkan Ny. Jodha ke ruanganku ?"

" Segera Tuan Jalal."

Tak lama kemudian.

Tok...tok..

" Masuk,,,"

Dilihatnya Jodha yg masih memakai saree putihnya.

" Jodha , emm, maaf.tapi aku agak terganggu dengan pakaian kerja yang kau gunakan. For God sake, ini sudah dua bulan lebih dan kau masih berkabung ?"

" Kalau begitu kau masih harus melihatnya lebih lama, karena aku akan memakai warna ini selamanya."

" Malam ini kita ada makan malam dengan klien, aku mohon,,,"

Jodha meninggalkan ruangan Jalal dengan muka cemberut ' mengapa orang itu senang sekali mengaturku ... 

Menjelang malam, seseorang dari butik ternama mengantarkan gaun malam ke ruangan Jodha....

" Aku tidak memesannya,,"

" Ada pesan di dalamnya Nyonya, silahkan dibaca, permisi."

Jodha meletakkan kotaknya dan buru2 membaca pesannya

' Aku sudah bilang kita akan makan malam dengan klien, jangan membantahku kali ini.' Jalal..

#TBC.....
             








Tidak ada komentar:

Posting Komentar