Selasa, 01 September 2015

Dealova ( Penantian 1001 Malam)_Part 1

# Dealova ( Penantian 1001 Malam )_ Part 1 #

" Jodha ??,,,"

" Ja,, Jalal ?,,, "

Jodha tampak gugup. Jalal yang menyadari tangannya yang sedang memeluk pinggang ramping Jodha segera melepaskannya dari tubuh Jodha.

" Maafkan aku, seharusnya kita tidak bertemu lagi seperti ini, kan ? " Jalal teringat pertemuan mereka 7 tahun yang lalu dengan insiden yang sama.

" Owh, ahh , yaa,,, Jalal apa kabar ? Emmh, Surya mengatakan bahwa malam ini adalah pesta dalam rangka menyambut kepulanganmu, ooh emm, senang berjumpa lagi denganmu , Jalal. " Jodha mengulurkan tangannya dan segera disambut oleh Jalal.

" Senang bertemu kembali denganmu juga Jodha,,," Ada perih tiba2 yang menghinggapi hati Jalal, tapi ia segera mengalihkan pandanganya pada kedua buah hati Jodha , terutama pada Araam yg sedari tadi menarik2 gaun Jodha.

" Hello, little girl, kau pasti Araam kan ? Ayo ikut Paman." Jalal membungkukkan sedikit badannya dan bersiap2 menggandeng Araam. Araam tampak asing dan melihat pada Ibunya mengharapkan jawaban. Jodha hanya menganggukkan kepalanya pada Araam tanda persetujuan. Dan Araam segera menggandeng tangan Jalal yg terulur. Sementara Jodha kembali menuntun tangan Aryan. Mereka masuk bersama seperti sebuah keluarga.

Para tamu undangan dan karyawan yang hadir segera bertepuk tangan begitu mereka memasuki pintu Lobby, kebanyakan dari mereka berfikir bahwa mereka adalah sebuah keluarga, tentu saja selain sebagian karyawan yang sudah mengenal Jodha sebagai Istri dari direktur mereka , Surya. Surya terkejut melihat kehadiran mereka dan segera berjalan menghampiri.

" Apa kabarmu , bro ? " Surya segera menyambut Jalal dan memeluknya.

" Aku baik, bagaimana denganmu ? Oh iya, aku bertemu keluargamu di pintu masuk, mengapa kau meninggalkan mereka , hah ? , tidak takut istrimu yang cantik ini diambil orang ?"

" Ha,,, hahha,, begitulah aku, kadang2 masih merasa seperti bujangan, terima kasih kau membawa mereka masuk. Ayo kita mulai saja acaranya. Mereka sudah tidak sabar menunggumu. Ayoo,,,"

Surya segera meraih pundak Jalal, Jalal masih melihat ke arah Jodha dibelakangnya yang segera mengandeng kedua buah hatinya.

Pesta malam itu begitu meriah, selain Jodha dan Jalal semua orang tampak gembira.

Jalal's POV

Aku tidak tahu bahwa bertemu lagi denganmu akan membuka luka lama itu menjadi lebih sakit , Jodha. Tapi aku sudah bertekad, aku harus kembali. Berada jauh darimu malah semakin menyiksaku . Aku sudah cukup menahan penderitaan ini terlalu lama. Aku tak mau lari lagi. Biarlah aku mencoba membunuh rasa ini dengan berada terus di dekatmu. Tapi apakah aku bisa ?

Jodha's POV

Apa ini ? Perasaan apa ini ? Owh , Jodha kau sudah berjanji. Jangan menjadi lemah dan kembali tenggelam dengan pesonanya. Ingat Surya , ingat anak2mu. Kuatkan hatimu , Jodha.

******

Sudah sebulan Jalal kembali memegang kendali perusahaan, setelah sebelumnya selama 4 tahun Surya yang menjalankan perusahaan. Menurut MOU yang dibuat oleh ayah mereka, maka tampuk pimpinan akan bergilir antara Jalal dan Surya, tapi itu tidak mempengaruhi keputusan mana yang lebih dominan menyangkut perusahaan. Keduanya diberi hak dan kekuasaan yang sama. Para karyawan senior menyebut mereka bagaikan 2 bagian mata uang, yang tak mungkin terpisahkan. Mereka adalah berlian bagi perusahaan, sama2 gemilang dan saling melengkapi. Ibu2 mereka pun masih bersahabat walaupun para suami mereka telah lebih dahulu meninggalkan mereka.

Pagi itu Jalal masih menikmati sarapannya dirumah. Roti Cane dan kuah karee nya serta coffelate yang dibuat oleh satu2nya pelayan paling setia di keluarga Khaan, Maham Anga. Ibunya , Nyonya Hameeda tinggal berlainan rumah dg Jalal. Sejak kembali dari menyelesaikan kuliahnya di London dulu, Jalal memang memutuskan untuk tinggal sendiri, terpisah dari Ibunya yang sangat memanjakan dirinya, hingga kadang2 perlakuannnya itu dinilai sangat posesif dan mengganggu kebebasan Jalal. Mengetahui anaknya tidak berkunjung hari ini, Nyonya Hameeda pergi mengunjungi Jalal.

" Apakah menemui Ibumu seminggu sekali sangat menyiksamu Jalal ?, kau tau kan , selain dirimu , Ibu tidak punya siapa2 lagi, sayaaang."

Jalal beranjak dari kursinya dan bersiap memeluk dan mencium kening ibunya.

" Hallo Ibu, maafkan aku, aku memang berencana ke tempat Ibu hari ini, entah mengapa kepalaku agak pusing. Maham Anga baru saja memberikanku obat." Ujar Jalal sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Maham Anga. Yang segera disambut dehemam kecil dari Maham Anga.

" Benar , Nyonya, ia melewatkan makan malamnya semalam, mungkin pagi ini Tn.Jalal hanya merasa kelelahan. Sudah beberapa hari ia lembur di kantor."

" Apakah kau sakit ? Coba Ibu lihat." Hameeda mengangsurkan tangannya memeriksa dahi Jalal.

" Ibu, sudahlah aku tidak apa2, seperti anak kecil saja, aku sudah dewasa , Bu. Kapan Ibu akan membiarkan aku dan tidak memperlakukan aku seperti anak kecil."

" Kalau kau sudah menikah dan punya anak kecil, Ibu baru akan melepaskanmu dan bermain dengan cucu Ibu tersayaang. Owhh Tuhan, bagaimana membuat anak ini mengerti dan mau segera menikah. Aku menyerah Bhabur Khan, anak kesayanganmu ini benar2 tak dapat diandalkan untuk memberikanku satu cucu saja. Ya Tuhaaan."

Maham Anga menyembunyikan tawanya dan segera berlalu dari sana.

*****

Jodha menyelesaikan masakan yang dibuatnya untuk sarapan.
Semua sudah tertata di meja makan, dibantu oleh beberapa orang pelayannya.

" Mommy,,, Mommy,,,, Bhaijaan mengambil bonekaku dan menyembunyikannya lagi. " Jodha meraih tubuh Araam dan menciuminya dengan gemas.

" Baiklah, jadi kau apakan Bhaijaanmu kali ini, menaburi mukanya dengan bedak atau mencoret2 lagi buku Bhaijaanmu , hah ?"

" Hahahha, geli Mommy,,, ampuuun...hahahha."

" Aryan, cuci tanganmu dan kembalikan boneka Araam,,,,,."

" Apaaan, aku tidak mengambilnya , mi,,,"

" Sudaaaah, ayo cepat sini..." Jodha menurunkan Araam dan memanggil salah satu pelayannya." Motiii, tolong panggilkan Tn. Surya....katakan sarapannya sudah siap."

" Baik, Nyonya ..  "

Moti menaiki tangga dan segera mengetuk kamar tidur Surya.

" Masuuk!"

Moti muncul dari balik pintu dengan rambutnya yang masih basah tergerai dan jemarinya yang mencengkram rok nya kuat2.

" Nyonya Jodha memanggil anda untuk sarapan Tuan."

Surya membalikkan tubuhnya dan tersenyum " Kemarilah, dan tutup pintunya!"

" Tidak Tuan, nanti Nyonya Jodha melihat kita!"

" Apa katamu , hah ? Kau berani menolakku. Apa kau tidak ingat sentuhan2ku semalam ?,,,,

Moti segera berlalu dan beranjak pergi, ia benar2 takut Surya majikannya itu akan merayunya lagi. Moti bergidik membayangkannya.

Akhirnya Surya turun juga dan memakan sarapannya. Hari ini hari Minggu dan mereka berencana pergi ke rumah Ibu Surya.

" Oh iya sayang, besok aku ada pertemuan bisnis di Chennai, mungkin aku akan menginap selama 2 atau 3 hari. Aku akan sibuk sekali seharian , jd kalau tidak ada hal yg penting sebaiknya tidak usah menelfonku." Surya segera menyelesaikan sarapannya .

" Ya, baiklah...kalau anak2 rindu dengan Papa-nya, mungkin aku akan menelfonmu malam harinya." Kata Jodha mencoba menghibur diri.

" Hemmh, ya, tidak apa2."

*****

Senin Pagi di kantor Bouraq Enterprise

Jalal turun dari mobil yang dikemudikan supirnya , membalas sapaan beberapa karyawannya dan langsung menaiki lift menuju ruangan kantornya. Saleema sekretarisnya menyambutnya di depan pintu dengan beberapa file di tangannya.

" Selamat pagi Tn. Jalal, apakah anda mau kopi ?"

" Ya, bawakanlah Saleema, letakkan saja file yg harus ku pelajari di meja. Apakah Tn. Surya  sudah datang ?"

" Hari ini beliau ada tugas ke Chennai, Tn. Jalal, ia hanya mampir untuk mengambil berkas2."

" Ohh, rasanya dia tidak mengatakannya padaku sebelum weekend. Tapi baiklah, mungkin urusannya mendadak. Tolong panggilkan Raheem saja kalau begitu. Ada beberapa hal yg perlu kami bahas."

" Baik Tuan."

Tak berapa lama,,,,

Tok...tok..tok..!

" Masuk !"

" Jalal , kau memanggilku ? "

" Ya Raheem apa kabar, aku dengar kau menangani proyek di Delhi beberapa bulan ini, apa kabar kawan ?"

Raheem menyambut tangan Jalal dan memeluknya.

" Baik, seperti yang kau lihat...kau sendiri kelihatannya betah di Turki. Empat tahun men, apa yg kau kerjakan di sana ? Dan mengapa kau tidak kecantol wanita Turki , hah ? Aku dengar mereka cantik2."

" Hahaha,,, aku masih senang produksi dalam negri ,kawan."

" Kau masih belum bisa melupakan Jodha, kan ?"

" Sudahlah Raheem, kita tidak sedang membahas dia kan ?"

" Tapi kau tidak bisa kan ?"

" Aku berusaha Raheem, aku masih berusaha. Apakah dia masih bekerja di kantor ini setelah aku pergi ?"

" Tidak, sejak melahirkan anak keduanya, ia benar2 meninggalkan kantor ini. Hanya jika ada proyek besar  saja, Surya masih meminta masukannya, kadang2 memberikan gambarnya untuk di adaptasi lagi oleh beberapa arsitek muda yg kita punya. She' s totaly  a mother now. "

" Owh,,, syukurlah. Aku tidak harus bertemu dengannya setiap hari sekarang. Ohh, aku tadi ingin menanyakan kemungkinan kerja sama dengan perusahaan Semre di Turki, apa kau sudah mempelajarinya ?"

" Belum, nanti aku lihat. Aku perlu persetujuan Surya jg untuk hal itu."

" Yah, lakukanlah. Aku dengar ia sedang ke Chennai sekarang. Baiklah Raheem, makan sianglah denganku nanti. Aku perlu banyak mengejar ketinggalanku di sini."

Mereka sama2 berdiri dan mengembangkan senyum.

" Aku senang kau kembali , Jalal. Aku lebih senang sikap arrogantmu daripada sifat otoriter Surya, hahaha."

Sore hari sebelum pulang, aiphone di meja Jalal berbunyi.

" Ya, Saleema ?"

" Ada telfon dari Ny. Jodha di saluran 2 , Tuan."

Jalal diam dan berfikir sesaat," sambungkanlah Saleema."

TBC,,,








Tidak ada komentar:

Posting Komentar